I'm back!!!
Pengen nunggu vote+komen rame😫
Tapi tangan udah greget pengen up🔥🔥🤣Udah up kan! Yuk bantu ramaikan🙏🙏
Happy Reading 💙
Gadis bermata hazel itu menatap lurus ke depan. Tidak peduli dengan banyak pasang mata yang menatapnya penuh keterkejutan. Langkah tegas serta aura yang mendominasi membuat mereka tercekat.
Dengan angkuh ia melewati puluhan murid yang memenuhi koridor. Membelah kerumunan yang tercipta. Sedari tadi bibirnya terkatup rapat. Namun, telinganya setia mendengar bisikan-bisikan dari mereka yang jelas membuatnya risih.
Ia menghentikan langkahnya ketika sampai di sebuah ruangan. Atensinya tertuju pada papan di pintu kayu yang setengah terbuka itu. XII IPA 2. Tangannya lantas terjulur membuka pintu.
Suasana kelas yang tadinya riuh berubah hening. Kedatangannya membuat penghuni kelas itu menatap nya. Raut terkejut langsung terlihat di wajah mereka.
Gadis itu melangkah ke sebuah kursi. Gesekan sepatu dengan lantai terdengar di keheningan itu. Lalu ia duduk di sebuah kursi dengan tenang. Pandangannya mengedar ke segala arah. Menatap mereka yang ada di sana dengan tatapan risih.
" Berhenti natap gue," ucapnya lugas menyadarkan mereka dari lamuan.
" I-Ini beneran lo, Dy?" tanya dari salah satu dari mereka.
Melody Hujan Arunika. Sebut saja Ody. Gadis bermata hazel dengan rambut hitam legam sepunggung.
Ody menatap jengah ekspresi teman-temannya. Ia hanya mengangguk malas.
" Demi apa?! Lo Ody?"
Kinan teman sebangku Ody mengucek matanya. Ia takut berhalusinasi melihat Ody. Pasalnya ketidakhadirannya selama 2 bulan lebih membuat mereka penasaran. Tidak ada alasan yang jelas. Terlebih kabarnya seolah ditutup-tutupi oleh pihak sekolah.
Ody merotasikan bola matanya, "Hmm."
" Lo kemana aja sih. Gak ada kabar. Gue pikir lo diculik," cerocos Kiana.
"Ada urusan."
" Urusan sepenting apa yang bikin Lo ilang dua bulan, ha? Mana kabar aja gak ada. "
" Bukan urusan lo," balasnya dengan penuh penekanan.
Kinan langsung terdiam. Seperti tertusuk dengan kalimat pedas yang Ody lontarkan. Sudah lama ia berteman dengan gadis itu. Namun dia masih saja tersentil dengan penuturan Ody.
"Selalu. Lo selalu bersikap seolah-olah gue itu bukan temen lo. Lo anggap gue nggak sih, Dy?"
Kinan menatap sengit meminta jawaban. Persetan dengan tatapan teman mereka yang lain. Saat ini ia hanya ingin meluapkan kekesalannya.
Gerakan pena itu memelan. Seolah terusik dengan ucapan itu. Senyum sinis terukir di sudut bibir ranum itu.
" Sejak awal gue udah bilang. Gue nggak butuh kepedulian siapapun." Ody menjeda lalu menatap manik mata Kinan. "Termasuk lo. Tapi apa? lo tetap nekat, so ini konsekuensinya."
Kinan bertepuk tangan mendengar jawaban Ody yang sangat tajam.
" Bagus. Nggak ada orang di sini sejahat lo, Dy. Untung gue orangnya pemaaf." Kinan langsung merubah raut bangga di wajahnya.
" Gema, apa kabar?" celetukannya mengalihkan pembicaraan.
" Baru masuk dan yang lo tanya-in Gema?"
" Ish, tinggal jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret: Seraphic
Teen FictionPada dasarnya, manusia memiliki karakter masing-masing. Dengan berbagai macam ekspresi dan sifat yang kadang menjadi misteri. Katakanlah topeng yang menyembunyikan jati diri mereka. Kisah ini hanyalah kisah remaja pada umumnya. Namun jangan terlena...