09| Ramalan

232 67 3
                                    

Akar-akar semakin erat membelit tubuh Tuan Alien. Manusia biasa pasti sudah mati dengan kondisi tulang-tulang remuk. Bahkan, penyihir sekalipun juga akan kesakitan.

Akan tetapi, untuk seorang makhluk seperti Kaylo— ini bukan apa-apa. Dia meregangkan tangannya sedikit, dan akar-akar pun putus satu per satu.

Si peniru Ella mundur selangah, menjaga jarak. Dia berkata, "Inilah kenapa aku benci ras Potens. Tubuh kalian tidak masuk akal."

"Potens?" ulang Kaylo.

"Di dunia ini, para penyihir menyebut kalian Potens, makhluk dari planet tanpa malam hari yang aneh dan misterius."

"Kenapa kamu mengetahui tentang kami?"

"Kalian pernah ke sini, bukan? Lima ratus tahun yang lalu— menurutmu, apa kami diam saja dan tidak menyelidiki tentang makhluk yang kebal sihir seperti kalian? Kalian musuh alami penyihir di dunia ini."

Kebal dengan sihir?

Kaylo tidak membantah. Dia pernah mengunjungi Bumi ratusan tahun yang lalu, tapi saat itu— pendaratan mereka mengalami masalah akibat serangan misterius dari luar.

Saat bangun, dia sudah kembali ke tempat asalnya sendirian. Dia tidak tahu apa yang terjadi padanya atau teman satu tim yang sudah tiada. Setelah ratusan tahun berlalu, dia kembali lagi ke sini.

Si peniru Ella tertawa melihatnya diam dalam kebingungan. Dia berkata lagi, "Tuan Alien— apa kamu tidak penasaran kenapa sekarang terdampar di planet ini lagi? Kenapa harus sekarang?"

"Ada serangan ke kelompokku, kebetulan saja aku terlempar ke sini."

"Kebetulan? Kebetulan terlempar ke planet ini setelah lima ratus tahun? Kebetulan mendarat di hutan ini? Kebetulan bertemu Estella O' Divina? Kebetulan tidak membunuhnya sementara kamu membunuh para manusia yang mengejarnya? Tidak ada yang namanya kebetulan, Alien Bodoh! Di dunia ini, semua yang terjadi itu terikat dengan benang takdir."

Takdir?

Kaylo jadi ingat ocehan Ella tentang takdir sebelumnya.

Pembicaraan ini membuat dia makin tidak nyaman. Biasanya, dia tidak pernah memikirkan sesuatu yang sudah terjadi. Dia tidak peduli dengan alasan kenapa bisa begitu, kenapa bisa begini— dia tak peduli hal yang tidak berkaitan dengan kelangsungan hidupnya.

Tapi, entah kenapa pria itu penasaran, ada ada ratusan tahun yang lalu? Apa hubungannya dengan masa sekarang?

Si Peniru Ella kembali bertanya, "apa kamu tidak heran kenapa bisa lancar dengan bahasa dunia ini?"

Itu pertanyaan yang pernah dikatakan oleh Ella, Kaylo yakin karena alasannya dia pernah berada di sini. "Aku pernah ke sini dahulu. Aku cepat belajar dari semua makhluk yang berbicara denganku."

"Iya, tapi bukannya kamu tidak sadarkan diri sewaktu mendarat di planet ini lima ratus tahun yang lalu? Kenapa sekarang bisa lancar? Siapa yang berbicara denganmu?"

Masuk akal.

Kaylo tidak sanggup menjawab itu. Inilah alasan dia tidak mau memikirkannya— karena tidak tahu jawabannya.

Dia bertanya, "kenapa kamu seolah mengenalku? Siapa kamu ini? Penyihir harusnya cuma hidup dua ratusan tahun— tapi kenapa kamu bisa tahu kejadian lima ratus tahun yang lalu?"

"Tidak ingat denganku?"

"Aku tidak pernah melupakan sesuatu yang kulihat."

"Yang dilihat? Oh, berarti kamu tidak akan pernah ingat denganku, Tuan Alien."

Kaylo selalu ingat dengan apapun yang dilihat. Jika kejadian yang membuatnya lancar berbahasa dunia ini tidak teringat— itu artinya kejadian tersebut tidak terlihat, mungkin didengar?

Nona Penyihir & Tuan AlienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang