01| Alien Misterius

766 100 11
                                    

Ella berlari kencang tanpa henti. Raut wajahnya terlihat panik, takut dan gelisah. Kening sudah banjir oleh butiran keringat, napas pun terengah-engah. Entah sudah berapa lama dia berlari, tapi staminanya sudah menurun. Dia sangat lelah.

Dia menoleh ke belakang— memastikan keberadaan orang-orang yang mengejarnya. Tapi, tidak ada siapapun, sejauh mata memandang hanya ada pepohonan lebat.

Hutan ini sedikit gelap. Meski sudah pagi tapi cahaya matahari tertutup oleh rimbunnya dedaunan. Selain itu, udara masih sangat dingin— embun menetes di mana-mana, banyak kabut putih yang menggantung di antara pepohonan.

"Bagaimana ini? Kalau mereka menangkapku lagi ... mereka akan membakarku lagi," gumam Ella kian ketakutan. Dia mengalami trauma berat akan kejadian di masa lalu.

Tak berselang lama, dari belakang, terdengar pria berteriak, "PENYIHIR PEMBAWA SIAL ITU DI SANA!" Suaranya keras sampai menggelegar.

Napas Ella tersentak.

Dia menoleh, dan sekilas sempat melihat ada seseorang di kejauhan sedang mengacungkan obor api. Tidak salah lagi, itu pasti bagian dari orang-orang yang sedang mengejarnya.

"Aku sudah menjauh dari manapun, tapi kenapa mereka selalu menemukanku?" Ella ingin menangis, merasa tidak berguna.

Iya, dia sadar diri kalau sangat lemah. Tubuhnya penyihir, tapi sama sekali tidak bisa melakukan sihir. Untuk sekedar melarikan diri dari kejaran manusia biasa saja, dia tidak mampu.

"Tidak ... tidak mau ..." ucapnya lagi sembari terus berlari. Napasnya semakin ngos-ngosan. Dia tahu cepat atau lambat pasti akan tertangkap lagi kali ini.

Mendadak, ada suara hantaman yang begitu keras terdengar di belakang. Suara itu terlalu keras sampai tanah bergetar untuk sesaat, dan membuat Ella terloncat kaget.

"A-Apa itu?!" Dia berhenti, lalu menoleh. Matanya terbelalak, tengkuk merinding, pundak pun gemetaran.

Beberapa pohon tumbang, sebagian lagi menjadi arang, dan ada asap tebal di kejauhan. Iya, seperti ada yang jatuh dari langit dengan kecepatan tinggi.

Meteor?

"AAAAAGGGH!" "APA ITU!" "TOLOOOONG!" teriak demi teriakan keluar dari mulut para pria yang mengejar Ella.

Ella hanya bisa mendengar suara hantaman demi hantaman, tapi tidak tahu apa yang terjadi. Ada apa di balik asap tebal itu?

"A-Apa yang terjadi?" Dia bingung sendiri.

Tanpa diduga, dia dikejutkan oleh sesuatu yang terlempar keluar dari kumpulan asap, lalu menghantam ke salah satu batang pohon. Saking cepatnya, Ella mengira itu batu— tapi saat dia melihatnya lagi, ternyata itu adalah tubuh manusia.

Ella menegang. Ini tidak masuk akal. Apa ada monster di hutan ini? Atau hewan buas?

Tidak mungkin.

Dia sudah terbiasa hidup di hutan, tidak mungkin ada hewan yang sebrutal itu. Jadi, siapa yang melempar tubuh manusia barusan?

Suara-suara sudah lenyap. Tidak ada suara hantaman atau teriakan. Ella penasaran, apa semua pemburu penyihir tadi sudah mati? Tapi, siapa yang membunuh mereka?

"Aku harus pergi sekarang ..." Ella tidak mau ambil resiko dengan diam saja di situ. Dia balik badan, hendak berlari lagi.

Akan tetapi, seseorang mendadak sudah ada di depan mata sampai dia menjerit, "AAAH!"

Seorang pria yang tampak berusia dua puluh tahunan dengan kondisi bertelanjang dada. Dia hanya menggunakan celana panjang hitam.

Ia memiliki wajah yang tegas, kaku, serta memancarkan aura menawan. Sementara itu, tubuhnya begitu ideal— tinggi tegap, bahu lebar, otot dada dan lengannya tangguh, perut rata dan pinggang pun kencang. Namun, dia memiliki kulit yang pucat seperti mayat hidup.

Nona Penyihir & Tuan AlienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang