Robot pergi ke sebuah rumah usang. Di sana ia menemukan teman-temannya sedang berkumpul. Beberapa mengobrol, beberapa bermain game, seperti kebanyakan remaja pada umumnya.
"Si Anggra ada ke sini nggak?" tanya Robot pada semua orang.
"Nggak ada, Bot. Kenapa? Lu kalau butuh duit bilang sama gue," ucap Nug yang sedang bermain game.
Setelah mendapatkan jawaban, Robot kemudian pergi ke rumah Anggra dengan harapan bisa ikut bekerja. Karena cuma Anggra satu-satunya teman yang sudah bekerja halal. Sebagai kurir paket di salah satu ekspedisi.
Robot mengetuk pintu rumah Anggra, sembari memberi salam. Seorang wanita paruh baya keluar sembari menjawab salam.
"Anggranya ada, Bu?" tanya Robot sambil mencium tangan ibu Anggra.
"Ada, Bot. Sudah dua hari dia sakit. Murung terus di kamar," jawab Ibu.
"Robot boleh masuk, Bu? Dari pada Anggra dipecat, buat sementara mending sama Robot dulu. Sampai Anggra sehat lagi," kata Robot.
"Nah, kenapa nggak dari kemarin-kemarin kamu datang ke sini, Bot. Kemarin ada temannya Anggra, sesama kurir, bilang kalau tiga hari Anggra nggak masuk, mau ada yang gantikan," tuturnya. "Ayo, masuk."
Robot masuk ke dalam kamar. Melihat Anggra tertidur lemas di kasur. Ia memanggil nama Anggra pelan, sejurus kemudian Anggra pun terbangun.
"Eh, Bot? Ada apa?" ucap Anggra sedikit terkejut, ia segera membangunkan tubuhnya.
"Santai aja, Gra. Sambil tiduran aja."
"Nggak apa-apa, Bot. Kenapa?"
"Adanya gue yang tanya, lo kenapa bisa sakit begini?" tanya Robot.
"Malu euy," jawab Anggra menggaruk kepalanya pelan.
Robot menyengir, "Lo putus cinta?"
Meski beberapa kali mengelak, akhirnya Anggra jujur. Seseorang baru saja berhasil meruntuhkan hatinya. Seseorang yang sudah lima tahun bersamanya, pergi dengan sosok yang baru. Padahal, rencana pernikahan mereka sudah tersebar luas. Kini, Anggra terpuruk dan bimbang harus menghadapi orang-orang yang bertanya "Kapan surat undangannya datang?"
"Nggak usah terlalu berlarut-larut, Gra. Gue tahu masalah lo nggak sepele. Tapi kalau lo terus-terusan menikmati patah hati, lo gak akan tahu caranya berdiri. Yuk, mending cari lagi," kata Robot.
"Nggak semudah itu, Bot."
"Kalau mau mudah, jangan pacaran. Lo harusnya paham kalau risiko dari jatuh cinta itu untuk jatuh, bukan untuk terbang."
"Udah, ah. Mana karungnya? Gue yang ngegantiin job lo buat sementara. Dari pada lo berhenti, nanti gue dapet duit dari mana?" tanya Robot.
🤖
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
Teen FictionMarva Lazuardi Arken harus menghadapi kehidupan yang pahit semasa hidupnya. Ditambah lagi saat seorang Eunola Robin Heksalysta hadir di hari-harinya. Perjalanan Marva bertambah semakin sulit dan rumit tatkala ia harus menyelesaikan urusan keluargany...