6. Rangkasbitung

5 1 0
                                    

Entah apa yang aku pikirkan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah apa yang aku pikirkan sekarang. Tapi, aku senang melihat Robot berada di sampingku. Aku tidak peduli lagi dengan rasa takut yang menghantui pikiranku. Sebab, seseorang yang saat ini bersamaku adalah makhluk yang paling ditakuti oleh banyak orang.

Dia juga meyakinkanku bahwa tidak akan terjadi apa-apa denganku. Sepanjang perjalanan dari Anyer, aku selalu diberi perkataan yang membuatku semakin yakin bahwa Robot adalah pilihan terbaik.

Yang paling ku ingat adalah...

"Lis, aku bukan cowok yang pinter bohong. Tapi aku pun nggak selalu jujur dalam segala hal. Masih ada banyak rahasia yang belum aku katakan sama kamu, tapi rahasia itu perlahan akan segera kamu ketahui kalau kamu selalu bersama aku," katanya saat di jalan Mandalawangi.

"Nggak usah khawatir sama perjalanan ini, Lis. Kamu akan baik-baik saja selagi sama aku. Kalau saja ada seseorang yang membuatmu menjadi tidak baik, aku akan bertindak untuk membuat seseorang itu menjadi lebih tidak baik."

Perjalanan kami malam ini usai di sebuah kota gelap bernama Rangkasbitung. Tidak banyak penerangan di kota ini. Namun, ini adalah "Kota Kecil Sejuta Cerita", itulah julukan bagi kota ini bagi setiap orang yang tinggal di sini.

Kemungkinan aku akan mengetahui banyak hal selama aku mengikuti perjalanan Robot. Aku memang tidak terlalu suka dengan berkeliling, tapi anehnya, dengan Robot aku menjadi menyukai hal-hal kecil termasuk sebuah perjalanan.

Aku dan Robot dimintai menginap di rumah seseorang bernama Andi, teman lama Robot saat masih di komunitas motor tua. Rumahnya terletak di pertengahan kota. Membuat aku dan Robot bisa berjalan kaki menuju alun-alun kota yang gelap ini.

Awalnya aku mengajak Robot untuk menginap saja di penginapan. Tapi, apa tanggapan Robot? Kalian tidak akan menyangka.

"Untuk apa hotel? Bukankah dengan menginap di rumah seorang teman bisa lebih menghemat uang? Perjalanan kita bukan bukan satu atau dua hari, tapi satu sampai tidak tertentu. Kita harus bisa menghemat," ucapnya.

"Kan, ini pakai uang aku," kataku membalasnya.

"Mau uang kamu atau uang aku, kita berada di perjalanan yang sama. Jangan menghabiskan uang untuk penginapan yang akan menimbulkan fitnah, Lis. Bohong kalau sekarang aku bilang—aku nggak akan ngapa-ngapain kamu—Tapi nyatanya kita adalah dua anak remaja dalam satu kamar."

Perkataanya membuatku terbuka akan hal dewasa. Aku juga menyadari bahwa Robot adalah tipikal lelaki penjaga yang benar-benar menjaga. Dia sangat sempurna. Aku jadi lebih mencintainya.

Di rumah Andi, aku tidur di kamar adik perempuannya. Sudah beberapa menit aku di kamar, adik perempuan Andi yang bernama Ana belum juga memasuki kamar. Tapi tidak lama setelah itu, Ana pun masuk.

"Eh, ini istrinya Kak Robot, ya?" tanya Ana sambil duduk di kasur.

Aku bingung, sedikit terkejut saat Ana mengatakan kata "istri". Tatkala aku hendak menjawab "Iya", Ana langsung menyela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang