Tuan Kim sudah ditangkap dan menjadi tersangka atas pembunuhan yang dia lakukan pada satu tahun yan
g lalu, bersama dengan istri barunya, mereka berdua di tahan di kantor polisi.Nyonya Kim, ibu nya Minjeong. Kembali terbang ke Indonesia saat diberi tahu jika jasad putrinya sudah ditemukan, betapa hancurnya hati seorang ibu saat mengetahui kebenaran jika mantan suaminya lah yang membunuh anaknya sendiri.
Bagaimana sekarang dengan Jimin? Gadis itu sedang fokus belajar untuk ujian masuk ke universitas. Ibunya menjadi sangat ketat dan melarangnya keluar rumah karena besok ujiannya akan dilaksanakan.
Oh, dan juga sudah lama Minjeong tidak menemuinya. Mungkin dia sudah tenang di alam sana. Jimin rindu tentunya, yang bisa ia lakukan hanya mengirimkan doa.
Esok hari pun tiba, Jimin dengan tenang mengerjakan soal ujian. Bagaimana hasilnya itu urusan nanti, yang terpenting dirinya sudah berusaha untuk bisa masuk ke universitas yang ibunya inginkan.
Jika boleh jujur dan boleh mengeluh, rasanya berat untuk mengusahakan suatu hal yang tidak diinginkan, tetapi Jimin tidak mau membantah, dia ingin kakak dan ibunya bahagia.
Setelah ujian selesai, Jimin pulang ke rumah dan mengistirahatkan otaknya yang sudah mau meledak, akhirnya dia bisa menghela nafas dan merebahkan tubuhnya yang kaku.
“Hai, Jimin.”
Jimin dengan cepat menoleh ke suara lembut yang memanggil namanya, seorang gadis tersenyum ke arahnya.
“Hai, Minjeong.”
“Sudah lama tidak bertemu ya.”
“Ya.”
“Jimin-ah, aku ingin berterimakasih. Karena kamu akhirnya aku bisa berada di tempat seharusnya, dan kamu jangan berani-beraninya menemuiku sebelum waktunya ya.”
Jimin tertawa pelan, “tentu.”
“Di kehidupan selanjutnya, akan aku pastikan aku menemukan mu. Dan kita berdua akan berada di dunia yang sama.”
“Dan aku akan menunggu dengan sabar, agar seluruh kisah kita berdua ini tetap baik dan mendapatkan happy ending.”
Minjeong mendekat, mengulurkan kedua tangannya untuk Jimin genggam. Walaupun mereka tidak bisa menyentuh satu sama lain, Jimin tetap bisa merasakan kehangatan pada diri Minjeong, akhirnya Minjeong yang terasa dingin seperti salju pun sekarang sudah sehangat mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta itu sederhana
Short Story→_→ Ternyata, cinta itu begitu sederhana. Seperti disaat kamu datang kembali, menepati janjimu dengan menawarkan sapu tangan mu, dan kita kembali berkenalan. grey, 2024