16.

8 2 0
                                    


Happy Reading




Semoga suka aamiin 🤲🏻

"Takdir yg sudah ditetapkan, yg bisa kita lakukan hanya pasrah dan ikhlas"

Viona Alif-fah Al-Zahra

Ifsan lebih memilih untuk membawa Viona pergi dari tempat tersebut, ia membawanya ke tempat dimana Ifsan memarahi Viona sewaktu masih jadi muridnya dulu, tepatnya seblak teh Ella. Ifsan mengajak Viona untuk nyeblak bersama untuk mengurangi rasa marah Viona.

"Sekarang mending kita nyeblak, aku traktir plus boleh milih apa aja, tingkah pedes toping ya kayak gitu deh. Buat hari ini aja seterusnya ngga aku bolehin" ucap Ifsan.

Sekarang mereka sedang memesan seblak di tempat tersebut dan tentunya Viona memilih tingkat pedes dengan level yg melebihi dari yg dulu ia beli.

Ia mengijinkan Viona untuk memilih apa saja disana level pedas, toping dan lain lain. Mereka memilih untuk memakannya disana.

Setelah selesai membayar pesanan mereka, Ifsan dan Viona pun akhirnya pulang karna sudah menjelang malam. Ifsan mengantarkan Viona sampai masuk ke rumahnya tentunya juga ia menyapa orang tua Viona=>Gilang dan Anita yg sedang mengobrol bersama didepan rumah. Gilang menanyakan apa saja yg dilakukan oleh dua sejoli ini. Ifsan pun menceritakan semuanya yg terjadi di taman. Mulai dari ia melamar Viona dan juga kedatangan sepupu Viona yg membuat kegaduhan disana.

"Pak tadi ada Abang abang yg nyamperin kita pas udah aku ngelamar Ara, dia ngomong ngga sopan tau pak. Dia ngomong harus ati ati sama isan takut Isan ngehamilin Ara. Padahal kan ngga. Isan juga mikirin kedepannya, mending nunggu halal dulu" ucapan Ifsan membuat Gilang dan Anita sentak kaget akan informasi tersebut. Mereka tahu siapa yg disebutkan oleh Ifsan tadi ialah Inda=>keponakan Gilang itu sendiri.

Raut wajah Anita dan Gilang tampak kesal setelah mendengar pertanyaan itu. Keduanya tampak saling pandang. Hingga akhirnya Ifsan meminta izin untuk pulang karna sudah larut.

***

Setelah sampai di kosannya, Ifsan merasa ada yg kurang dari tempat tersebut, yakni ia tak disambut oleh Viona. Yg biasanya ia disambut dengan senyuman dan pelukan hangat oleh sang kekasih. Merasa terlalu lama merenung, ia memilih untuk segera membersihkan diri dan segera mencari makan. Setelah melakukan itu semua, Ifsan yg kini sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur pun teringat akan orang tuanya yg sudah menunggunya selama beberapa tahun terakhir ini. Setelah memikirkannya cukup lama ia memilih untuk pulang ke kampung halaman nya di NTT.

Ia sudah memutuskan untuk pulang pada hari Rabu, tepat 2 hari kedepan. Keesokannya ia pergi ke rumah Viona. Sesampainya di depan rumah Viona, ia melihat Anita yg sedang menjemur pakaian. Ia memang datang kerumah Viona ketika jam menunjukkan pukul 08.57 pagi. Ia menghampiri Anita dan menyalami sang calon mertuanya. Ia meminta izin untuk masuk ke kamarnya Viona dan diizinkan oleh Anita itu sendiri.

"Pagi mah, lagi ngajemur pakean ya?" Tanya basa-basi Ifsan.

"Pagi juga San. Eh mau ketemu Ara ya? Aranya masih tidur abis gadang sama bapaknya" ungkap Anita.

"Hehehe tau aja mah, boleh masuk ngga?" Tanya lagi Ifsan.

"Boleh dong calon mantu"

Ifsan pun masuk ke kamar Viona, yaps benar apa yg dikatakan Anita memang benar, Viona masih terlelap dengan memeluk guling kesayangan nya. Ada satu ide yg pastinya ia akan ditampar oleh Viona, ia akan memotret Viona yg masih terlelap, sebagai aib saja.

SANVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang