26.

8 1 0
                                    

Happy Reading





Semoga suka aamiin 🤲🏻

«————★

"everything has its times and memories..."

—Qoiri Ifsan—

★————»

"Nok ini teh Saha? Geuning bisa bereng? Kan nok teh acan lahiran atau naon baru ge nembe Hamil." ucap Anita kepada sang anak.

"Ohh ini Marvellino Qoiri Arion, cucu kalian cucu angkat tapii kalian anggap selayaknya Marvel itu cucu kandung kalian, aku sama ican yg ngadopsi dia karna kita udah cocok gitu." jujur Viona yang diangguki oleh Ifsan.

Tiba-tiba si pembawa masalah pun datang, ia yg membawa secangkir minuman dengan tatapan yg tajam ke arah Marvell, secara tak langsung ia membenci Marvell. Padahal anak itu baru datang dan belum mengenal keluarga Viona itu sendiri.

"Oalah cuma anak pungut." ucap Talita.

"Napa emangnya kalo dia anak angkat? Masalah? Oh ya lupa sipaling ngatur hidup orang mah gini. Udah ion jangan dengerin dajjal kek dia mending sekarang kita masuk." Balas Viona saat anaknya dicaci maki seperti itu. Ia menarik pergelangan tangan sang anak agar mengikuti nya, ini adalah hal yg membuat dirinya tak betah berada dirumah.

Viona berjongkok saat berada di dalam kamarnya, ia memegang bahu kecil milik Arion, anak laki-laki yg ia dan Ifsan adopsi.

"Ion jangan dengerin omongan dia ya? Nda ngga tega kalo anak nda digituin, gimana kalo kita ngga tinggal disini? Kita tinggal di rumah nenek nda aja yuk? Rumah nek Zenna? Nda suka ke situ kalo lagi ngga betah disini," ajaknya kepada Arion.

"Emm boleh aja nda" ucap Arion setuju.

"Okeee nanti nda kenalin kamu ke adek sepupu nda sama ponakan nda."

"Yeyy bisa kenal keluarga nda, yaudah atuh ayok nda kerumah nenek Zenna." ajaknya, ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan Azki dan kedua ponakan Viona.

Mereka pun menghampiri Ifsan yang sedang mengobrol dengan kedua mertua nya.

"Ayy ayok kita ke rumah Nek Zenna, jangan disini. Aku sama ion ngga nyaman dirumah ini, ada Dajjal yg tinggal disini." ucapnya sambil menekan setiap kata yang ia ucapkan.

"Yaudah, aku, sama Ara plus ion pamit dulu ya pak?" Pamitnya kepada Gilang.

"Ya, maaf ya bikin kalian ngga nyaman?"

"Ngga papa, udah biasa kok pak." balas Ifsan, ia memang sudah kebal dengan kata-kata dari Talita adik Viona.

Mereka pun mulai meninggalkan pekarangan rumah Viona, melihat itu Gilang langsung menatap tajam ke arah Talita, ia tak menyangka jika putri nya akan mengatakan hal yang membuat se siapa pun akan tersinggung maupun kesal. Contohnya Viona, ia tak terima jika anaknya di hina hina seperti itu.

"ANJANI!, berani kamu ngomong kayak gitu ke Arion. Kamu sadar ngga dengan ucapan kamu? Kamu kayak ngga di didik sama bapak, kayak ngga diajarkan tatakrama, sopan santun. Bapak udah ajarkan itu semua dari kecil malahan, Arion itu cucu bapak. Kalo tutur kata kamu masih kayak gitu, BAPAK AKAN MASUKKAN KAMU KE PESANTREN, TITIK!!" Ucap Gilang lantang agar bisa didengar oleh telinga batu Talita Anjani. Kecewa, kesal, merasa bersalah, tak enak hati tapi lebih ke kecewanya. Ia sudah mendidik kedua anaknya agar memiliki tatakrama dan sopan santun dan malah ada kejadian seperti ini.

SANVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang