27.

4 1 0
                                    

Happy Reading





Semoga suka aamiin 🤲🏻

"Misteri baru akan dimulai"—L.

"Bunda kamu udah bertahan sejauh ini, Ayah bangga banget, usaha ayah selama ini akhirnya memiliki hasil... Liat tanda di jari bunda kamu, itu tanda jika pemilik dari tanda tersebut sedang tak baik baik saja, bunda kamu... memiliki penyakit gangguan mental kepribadian ganda untungnya udah ngga kambuh lagi semenjak tinggal dibandung" ucapnya dengan berat hati, meski ini belum waktunya tapi mau bagaimana lagi.

"Dulu bunda kamu mau mengakhiri hidupnya untung ada yang melihat kejadian itu dan langsung dibawa pulang, kondisi bunda kamu waktu dibawa pulang itu lagi pingsan dan yang nemuin bunda itu kerabatnya"

"kamu pernah merhatiin tangan bunda kamu ngga? Nah di tangan eh jari kanannya itu kan ada tato titik koma itu juga tanda kalo bunda kamu butuh dukungan buat hidup termasuk kamu sama ayah yang jadi penyemangat buat ndaa kamu. Jadi udah ngerti kan? Besok kita ziarah ke makam kakek Cakra sama uwa Naina dan Viola, meski mereka sudah meninggal tapi mereka juga harus tau kalo kamu telah masuk ke keluarga nya"

"siap yahh, oh iya kakek Cakra sama uwa Naina ma uwa Viola itu siapa?" Tanya Arion penasaran. Disisi lain ia menatap ke arah istrinya, istrinya hanya bisa menggeleng tanda belum waktunya untuk menceritakan itu semua. Ia takut jika mode deprisif nya keluar.

"Belum waktunya ion tau nanti kalo udah ketemu waktu yang tepat nanti ayah sama nda ceritain semuanya" Ifsan menjelaskannya agar Arion mengerti dengan situasi, agar lebih bisa memahami itu semua.

"Yaudah deh ndaa yahh, aku mau main PS dulu sama a Candra papayyy" ucapnya seraya turun dari sofa yang berada di kamarnya

"Papayyy jugaa sayanggg, jangan kelamaan mainnya yaa" balas Viona, Ifsan tersenyum saat melihat kedekatan mereka, tenang pikirnya.

"Siap ndaa cantik" Arion pun pergi meninggalkan Viona dan Ifsan berdua, aishhh Ifsan sudah sangat rindu ingin memeluk lama tubuh Viona. Biasanya ia selalu memeluk tubuh Viona kapan saja, yaa karna sekarang ini bukan rumah miliknya jadinya tak leluasa untuk melakukan apapun apalagi disini banyak orang.

Tiba-tiba terlintas dipikirannya tentang sebuah karya sastra yang dulunya dibuat oleh Viona saat ia masih SMP. Tepatnya saat mereka baru menjalankan hubungan selama 9/10 bulan, itu sudah lama sekali sekitar 8 tahun lalu.

"Ayy itu karya sastra kamu gimana udah tamat apa belum?" Tanya Ifsan.

"Emm belum soalnya waktu itu aku fokus sekolah, sekarang kalo mau dilanjutin emang ngga papa?" Tanya balik Viona.

"Ngga papa dong, nanti aku bantuin nyari idenya. Hp nya masih ada kan dirumah kamu, nanti atuh ya kita ambil hp nya"

"Siap ayy... Eh ini kamu emangnya nyaman meluk aku gini? Nanti dedenya sesek atuh kalo ketindihan sama kepala kamu teh" ujar Viona saat posisi kepala Ifsan benar benar berada diperutnya... Bukan melarang tapi ia hanya takut jika bongcan nya kenapa-kenapa.

Laki-laki yang berada dihadapannya pun mulai melepaskan pelukan mereka, ia berpindah kesamping istrinya dan terus menerus mengelus perut Viona, saat ia memanggil nama calon anaknya, ia mendapat balasan dengan tendangan dari dalam perut sana. Hal yang membuat Ifsan ketakutan karna tiba-tiba mendapat getaran dari perut Viona.

"Raden Qoiri Edgara...." Panggil Ifsan sambil mengelus perut Viona.

Degg...

"Ayy kok ada getaran sihh? Bayinya ngga kenapa-kenapa kan? Kamu sakit ngga perutnya? Kalo sakit kita kerumah sakit aja, aku takut kamu kenapa kenapa ayy... Ayy kamu sama dede ngga papa kan? Ayy jawabb kenapa diem aja? Pasti sakit yaa? Bentar aku ambil kunci mobil dul-" ucapnya terpotong karna tiba-tiba Viona menangkap mulut Ifsan menggunakan tangan nya, agar bisa diam.

SANVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang