Bab 5

961 114 0
                                    

[Name] kali ini berkunjung ke desa Kiri. Berdasarkan kabar yang ia peroleh, keamanan desa Kiri lebih longgar daripada sebelumnya. Kemungkinan efek dari terjalinnya persahabatan antara lima negara besar.

[Name] menginjakkan kakinya di pesisir pantai. Membiarkan ombak menyapu kaki jenjangnya. [Name] menggunakan gaun kuning ringan yang ia beli dari pasar Kiri.

Pasar Kiri memiliki tingkat selera yang bagus. Gaun dan pakaian di sana memiliki kualitas yang baik dan desain yang indah. Sangat menggoda para wisatawan.

[Name] mengambil nafas dalam. Ia menekan topi besarnya yang akan terbang terkena angin. Memorinya bernostalgia.

Gadis itu telah hidup dengan berbagai cobaan yang berakhir banyak kegagalan. Namun, ia bersyukur bisa menikmati alam di tengah banyaknya kegagalan yang ia terima.

Hatinya serasa membeku. Gadis itu tidak lagi membuka hatinya setelah gagalnya percintaan di desa asalnya. Kehidupannya sebagai penjual bunga ia serahkan. Ia menyerah dan hidup dengan serabutan. Bekerja dengan setiap tuntutan hidup di wilayah.

Hidup nomaden seperti ini bagaikan hiburan untuknya. Meskipun tujuan awalnya ia memang melarikan diri dan membohongi untuk menikmati alam ke orang sekitar berakhir benar-benar menikmati alam.

[Name] melangkahkan kakinya ke arah orang yang menyewakan perahu. Ia membayarnya lalu berlayar dengan perahu itu.

Dengan pancing yang ia beli di pasar tadi, ia memancing beberapa ikan. Sangat disyukuri bahwa [Name] berhasil membawa beberapa ikan yang berakhir ia bagikan ke beberapa orang sekitar.

[Name] duduk kembali di pantai usai mendapatkan beberapa bilah kayu dan bumbu. Ia membakar ikan di sana. Menikmati lembutnya daging ikan seraya menikmati pemandangan matahari terbenam di sana.

Jujur, matahari terbenam di desa Kiri adalah pemandangan matahari terbenam terbaik dari segala tempat yang pernah [Name] jelajahi.

[Name] menyempatkan diri untuk menuliskan surat menanyakan kabar keponakannya dan mengirimkannya menggunakan anjing kesayangannya.

✧-'-✧

Kakashi melangkahkan kakinya dengan lebar ke arah kediaman Yamanaka.

Setelah memantapkan hatinya, lelaki itu menguatkan niatnya. Menurut kabar dari Guy, kabar mengenai [Name] Yamanaka hanya dimiliki oleh kediaman Yamanaka. [Name] Yamanaka sudah tidak mengirimkan surat kepada hokage sejak lebih dari delapan tahun lamanya.

"Ino!"

Langkah Ino terhenti. Gadis itu memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat menghadap ke arah sosok yang memanggil namanya.

Ino tersenyum. Meskipun merasa waspada karena teringat pesan mendiang ayahnya, gadis itu bertanya dengan sopan, "ada apa sensei?"

"Di mana [Name]?"

Ino melipat bibirnya. Ia meneguk ludahnya dengan kasar. Benar saja, Kakashi sungguh menanyakan keberadaan bibinya.

Ino mengambil nafas dalam. "Aku belum tahu keberadaan bibi, sensei."

Memang benar. Ino memang tidak tahu menahu terkait keberadaan [Name]. [Name] tidak memberitahukan rencananya kepada Ino. Ia hanya berpesan untuk berhati-hati saja. [Name] tidak berpesan apapun! Ino tidak berbohong tentang hal itu!

"Jangan bohong! Kau tidak mungkin tidak tahu keberadaan bibimu sendiri, Ino."

Ino berdecak. "Aku sungguh tidak tahu sensei. Bibi sudah lama hidup nomaden seperti ini. Aku tidak tahu sedetail itu tentang hidup bibi. Bibi tidak berkata apapun, sensei!"

Kakashi berdecak.

Ino mengambil nafas dalam. "Terserah sensei percaya atau tidak. Namun, kenyataannya aku hanya mengetahui kabar bibi dari surat bibi. Sebulan ini, bibi belum mengirimkan apapun padaku, sensei."

Kakashi mendesah kesal. Ia kesal dengan raut wajah Ino yang begitu meyakinkan terlebih kesal terhadap dirinya sendiri. Andai saja dirinya tidak secuek itu, apa mungkin [Name] akan tetap berada di desa? Andai saja ia memperlakukan gadis itu dengan baik, akankah ia berada di desa?

Mencari kabar dirinya saja sesulit ini, bagaimana nanti ia bertemu dengannya? Bagaimana jika nanti  [Name] yang ia temui adalah [Name] yang berbeda dengan [Name] di masa lalu? Bagaimana jika keramahan [Name] di masa lalu sudah berubah?

Namun, Kakashi tetap membulatkan tekad. Ia akan mengejar [Name] lebih keras daripada ia mengejar Izumi. Ini memang kebodohan dirinya. Ia akan memperbaikinya.

Kakashi mencoba menjauh dari kediaman Yamanaka. Langkahnya terhenti begitu mendapati seekor anjing kecil yang tiba-tiba datang di hadapan Ino yang sedang menutup toko bunganya.

Ino menggendong anjing itu dan mengambil surat yang diselipkan dalam kalung yang melingkar di leher anjingnya.

Kakashi bergerak cepat di belakang Ino. Memang benar rasanya tidak sopan untuk mengintip surat orang. Namun, ia sedang terdesak. Jika itu bukan dari [Name], Kakashi berjanji akan menghindar segera.

Manik mata Kakashi membulat ketika melihat kalimat 'matahari terbenam pantai sangat indah' dan 'pasar mengagumkan yang baru didirikan'

Lima negara besar memang banyak yang memiliki pantai. Namun, mayoritas pantai tidak memiliki pasar mengagumkan yang baru didirikan. Pasar mengagumkan yang baru didirikan dan pantai adalah kombinasi desa Kiri. Mustahil untuk seorang hokage sepertinya tidak mengetahui keunggulan desa yang bekerja sama dengannya.

Kakashi menyeringai. Lelaki itu segera meninggalkan Ino dan menuju ke ruang hokage. Ia melukiskan senyum matanya ke arah asistennya.

Kakashi berujar, "aku titip desa, Shikamaru! Aku perlu menyelesaikan urusanku!"

Begitulah perjalanan Kakashi menuju ke desa Kiri meninggalkan Shikamaru yang mengomel panjang kepada dirinya dan Ino yang menuliskan peringatan kepada [Name].

✧-'-✧

Di sisi lain, [Name] memasuki kamar yang ia sewa. Kamar dengan pemandangan pantai. Rencananya begitu pagi datang, [Name] bisa bergegas menikmatinya.

[Name] merebahkan tubuhnya. Hidup dengan menikmati alam adalah salah satu hal yang terbaik untuk ia lakukan.

[Name] mengistirahatkan tubuhnya sejenak sebelum akhirnya ia bekerja sebagai penari. Ia dipesan oleh sekelompok penari perempuan untuk menari di jamuan pengesahan pantai baru.

Dengan balutan kostum penari, [Name] menari dengan sangat baik. Ia terlihat sangat menikmati tariannya. Menurut Mizukage yang hadir hari ini, [Name] seperti memberikan jiwa kepada tariannya. Seolah mengajaknya untuk masuk ke dalam suasana yang ia mainkan.

[Name] tersenyum puas kala mendapati suara tepuk tangan meriah yang diberikan oleh penonton kepada kelompok tariannya.

Banyak mata terpukau dengan tarian [Name] hingga menawarkan beberapa kontrak tari untuk [Name] secara menetap dengan jangka waktu yang lama. Namun, [Name] tetaplah [Name] yang ingin hidup menikmati alam. [Name] sudah terlalu lelah dengan segalanya. Ia lelah bahkan untuk memulai kehidupan baru.

[Name] menyendiri di tepi pantai. Pemandangan pantai malam ini cukup bagus karena ada beberapa bintang yang meramaikan langit malam.

[Name] menatap bintang yang bersinar sangat terang dengan dalam. Ia berujar, "bagaimana kabarmu, kaa-san? Tou-san? Nii-san? Nee-san?"

[Name] mengambil nafasnya dalam. "Aku di sini baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku meskipun mungkin menurut kalian keadaanku sangat mengkhawatirkan."

[Name] meluruskan kakinya. "Aku terakhir bertemu dengan Ino, keadaan Ino baik-baik saja. Jangan khawatir."

[Name] terkekeh. "Ah, Ino memiliki seseorang sekarang, nii-san. Sepertinya dia sosok yang baik. Dan sepertinya, akan ada kabar bahagia dari Ino. Tolong nantikan dari atas sana."

Februari, 2024

[COMPLETED] Second Choice [Kakashi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang