Seperti rencana, [Name] bergerak menunggu di pantai. Ia menunggu matahari terbit dari balik pantai. Dengan senyuman yang timbul di baliknya, ia menyambut matahari terbit.
[Name] sibuk dengan matahari terbit hingga tidak menyangka dengan keberadaan sosok bersurai perak di belakangnya.
Sosok itu sedang melipat bibirnya sembari mengumpulkan niat. Mengumpulkan niat untuk menghadapi [Name].
Lelaki itu melangkah sepelan mungkin untuk mendekat ke arah [Name]. Sepelan mungkin agar [Name] tidak menyadari keberadaannya.
Kakashi teringat dengan bacaan miliknya untuk berlutut di depan gadis yang ia sukai. Dengan segera, ia berlutut di hadapan [Name].
Kakashi berujar, "maafkan aku, [Name]."
[Name] menatap Kakashi dengan heran. Ia bertanya dengan nada dinginnya. "Maaf untuk apa?"
Kakashi tertegun. Kini, [Name] benar-benar berubah. Gadis itu tidak sehangat dulu. Apakah ia bisa meluluhkannya?
"Aku menyakitimu. Segalanya. Segala yang aku lakukan menyakitimu."
[Name] melipat bibirnya. Mendengar ucapan Kakashi yang terkesan tulus memunculkan kenangan dan rasa sakit yang dahulu ia kubur dengan erat-erat. Air matanya secara tak sadar turun mengalir tanpa adanya segukan yang keluar dari bibirnya.
[Name] meneguk ludahnya kasar. Permintaan maaf Kakashi adalah hal yang ia inginkan sejak disakiti oleh Kakashi. Permintaan maaf Kakashi adalah hal yang sesungguhnya ia inginkan dari awal ketika memutuskan hidup secara nomaden.
[Name] menghela nafasnya kasar. "Baiklah. Aku maafkan. Sekarang berdirilah!"
Ketika [Name] beranjak dari tempatnya dan melangkahkan kakinya menjauhi Kakashi, Kakashi memegang lengan [Name].
Kakashi menatap kepala [Name] yang tengah menunduk dengan tangisan yang tidak berhenti mengalir. Kakashi memeluk [Name] dengan erat seraya menggumam, "maafkan aku."
[Name] terdiam. Gadis itu tidak membalas pelukan Kakashi. Ia hanya menderaskan air mata yang jatuh dari matanya.
Kemudian, dengan sekuat tenaga, [Name] memberontak. Ia berteriak, "lepaskan aku!"
Kakashi menggeleng. "Tidak! Tolong biarkan aku menjelaskan semuanya!"
"Aku tidak akan mendengar penjelasanmu!"
Kakashi mengelus rambut blonde milik [Name]. "Tak apa! Tapi tolong biarkan aku berbicara!"
[Name] terdiam.
Kakashi mulai angkat bicara. Ia mulai menjelaskan apa yang sedang ia rasakan dan melemaskan rumitnya permasalahan di antara mereka.
[Name] tersenyum miris. "Kau begini karena cintamu menikahi laki-laki lain, bukan? Kau tidak mencintaiku. Jangan berbohong, Kakashi!"
[Name] mendengar kabar bahwa Izumi Uchiha, wanita yang digadang-gadang diperebutkan oleh Itachi Uchiha dan Kakashi Hatake berakhir menikah dengan Itachi Uchiha. Kabar yang [Name] dengar dari keponakannya, Ino Yamanaka.
"Aku tidak berbohong. Maafkan aku yang terlambat menyadari semuanya, [Name]. Semua kesalahpahaman kita berasal dari aku. Tapi, aku mohon jangan menjauh dariku!"
[Name] menginjak kaki Kakashi dengan harapan Kakashi melepaskan pelukannya. Namun, harapan hanya tinggal harapan. [Name] malah mendapatkan kekehan dari Kakashi.
[Name] mengernyitkan dahinya tidak suka. Gadis itu berujar, "kau egois!"
Kakashi terkekeh. "Benar, aku egois."
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Second Choice [Kakashi X Readers]
Fanfic[Anime Fanfiction | Short Story Series | The New Izumi's Side Story] Cover cr: pinterest [Name] Yamanaka memandang sosok dengan rambut perak dengan tatapan sedih. Ini keputusan yang sulit, namun jika tidak seperti ini, kehidupannya yang sulit. Kehid...