Saat ini [Name] memiliki misi di luar desa. Misi menangkap anjing peliharaan seorang wanita kaya raya. Misi tingkat rendah meskipun mengharuskannya ke luar dari desa.
[Name] menyiapkan perbekalannya. Kebetulan yang pas bahwa ia dan Kakashi berangkat di hari yang sama. [Name] menyiapkan dua bekal berbeda.
Seusainya menyiapkan bekal, [Name] beralih ke arah Inoichi. Ia berujar, "nii-san, aku ijin untuk bermisi."
"Di mana?"
[Name] menelengkan kepalanya. Menatap manik mata kakaknya yang begitu mirip dengan manik mata dirinya.
"Bukankah aku kemarin sudah memberitahukan tempatnya?"
Inoichi mengernyitkan dahinya. Lalu menggeleng pelan. "Aku tidak ingat."
[Name] berdecak. Gadis itu mengarahkan tatapannya ke arah kakak iparnya. Mengadu kepadanya. "Nee-san, suamimu sepertinya sudah sangat pikun."
Kakak iparnya terkekeh. "Pulau sebelah yang saat ini sedang musim dingin, Inoichi."
Inoichi terkekeh. Ia mengelus rambut blonde panjang milik adiknya. "Maafkan aku, adikku. Aku lupa."
[Name] mengangguk. "Tak apa. Kalau begitu, aku berangkat dahulu! Sampai jumpa nii-san, nee-san!"
"Hey, bagaimana dengan pakaianmu? Pakaian lengan panjang?"
Bukan tanpa alasan Inoichi berkata demikian. Pakaian yang dikenakan oleh adiknya adalah pakaian pendek yang sangat memungkinkan membuat adiknya kedinginan.
[Name] terkekeh. Ia melambaikan tangannya. "Aku sudah menyiapkannya, nii-san! Aku berangkat!"
Inoichi terkekeh. "Ya! Berhati-hatilah!"
✧-'-✧
"Wah, kebetulan sekali kita bertemu di sini, [Name]!"
[Name] terkekeh. "Ya, Obito-san. Kau ada misi di luar desa juga atau sudah pulang dari misi?"
Rin menepuk pundak [Name]. Ia mengedipkan sebelah matanya kepada [Name]. "Bukankah seharusnya kau juga memahami bagaimana, [Name]-chan?"
[Name] tertawa kecil. "Kalian sudah sarapan?"
"Tentu, kami sudah sarapan. Tapi, tidak tahu dengan yang satu itu!" Ujar Obito seraya menunjuk Kakashi dengan sudut matanya.
[Name] beralih ke arah Kakashi. Ia menyodorkan salah satu bekal yang telah ia siapkan. "Mohon dimakan kalau ada kesempatan, Kakashi-san! Jangan biarkan perutmu kosong dalam bermisi!"
Lalu, tanpa mendengarkan balasan dari Kakashi, [Name] segera berpamitan kepada Obito dan Rin seusai bekalnya diterima oleh Kakashi.
[Name] meninggalkan ketiganya dan segera melangkahkan kaki menjauh. Menuju ke tempat perjanjian untuk berkumpul tim empat.
Kakashi yang melihat gerak [Name] pun menghembuskan nafasnya dengan kasar. Remaja itu bergumam, "bukankah dia ada misi di pulau bersalju?"
Sudah berapa waktu berlalu dan [Name] tetap teguh. Meskipun berkali-kali telah ia tolak, [Name] tetap teguh. Hal itu mampu menggoyangkan hati Kakashi. Setidaknya kali ini, Kakashi akan menerima tanpa membuangnya.
Rin terkekeh mendengar gumaman Kakashi. "Yah, namanya perempuan. Sekali dia menetapkan hati, maka dia akan setia kepadanya kecuali ada hal yang menggoyahkan kesetiaannya. Hal yang cukup fatal untuk diulangi."
Ucapan Rin mampu mengheningkan suasana. Kakashi terdiam. Ia mulai mencerna kalimat Rin. Ia memang menyadari bagaimana perasaan gadis itu. Sangat mustahil untuk Kakashi tidak menyadari perasaan gadis itu ketika gadis itu maju tanpa pikir panjang ke arahnya. Ia juga tahu sosok siapa yang rela menyempatkan diri untuk menjenguk dan memberikan bunga kepada seorang pengkhianat.
✧-'-✧
"Berpakaianlah yang hangat, lalu berkumpul di sini! Kita akan menuju tempat dingin beberapa meter lagi!"
Perintah dari ketua tim membuat [Name], Arata, dan Eiji segera mencari tempat bersalin dan mengganti pakaian mereka dengan pakaian yang lebih hangat.
"Kerja bagus! Ayo lanjutkan kembali perjalanan kita!"
Seruan itu membuat ketiganya bersemangat. Walaupun misi tingkat rendah, namun, ketiganya sangat menyukai misi ini. Setidaknya berlibur kala menjalani misi bukanlah hal yang amat buruk hingga tidak mampu ia syukuri.
✧-'-✧
Waktu berjalan begitu cepat. Misi telah usai mereka selesaikan. Ketiganya menyempatkan diri mencoba pemandian air panas yang konon katanya menjadi wisata unggulan milik wanita kaya raya itu.
Wanita kaya raya itu sungguh kaya. Ia memiliki beberapa pemandian air panas dengan pemandangan yang indah.
Kali ini, tim empat diminta untuk menggunakan fasilitas itu tanpa harus membayar sebagai ucapan terima kasih. Tentunya, keempatnya sangat menyukai pilihan ini.
Eits! Jangan berfikiran macam-macam! Karena ada dua jenis kelamin di dalam tim empat, [Name] di tempatkan di tempat pemandian air panas bagian wanita yang hanya bersekat dinding kayu dengan pemandian air panas yang digunakan oleh ketua dan rekan timnya.
✧-'-✧
Berbeda dengan rasa lega dan segar yang dinikmati oleh [Name], kini Kakashi sedang merasakan rasa pedih dan pahit.
Kakashi diminta untuk membunuh Rin atas permintaan Rin. Rin meminta hal tersebut bukan karena menyerah dengan hidup, melainkan dikarenakan adanya bijuu di mana segelnya tertanam di jantung gadis itu.
Kakashi yang merasa membuka dunia baru dengan timnya dan [Name], kini kembali merasa pedih. Kehilangan Rin bahkan Obito membuat dunianya hancur. Pintu kebahagiaan serasa tertutup rapat bahkan ketika Kakashi hanya berusaha membukanya.
Kakashi menatap ke arah depan dengan kosong. Ia pulang dengan rasa sakit bersama ketua timnya.
✧-'-✧
[Name] segera melangkahkan dirinya ke arah kediaman Kakashi begitu tiba di rumah dan mendengar kabar demikian rupa.
[Name] melirik ke arah pintu rumah Kakashi. Rumah yang senyap dan tidak memiliki tanda kehidupan.
[Name] menghembuskan nafasnya kasar. Ia membulatkan tekadnya. Langkahnya terasa mantap mendekat ke arah pintu. Jemarinya mengetuk pintu dengan tegas.
Keadaan berlangsung sama selama beberapa menit. Membuat [Name] berdecak kesal. Dengan lantang ia berujar, "maafkan aku, Kakashi-san! Aku akan masuk!"
Rencananya, gadis itu akan menerobos masuk. Bahkan jika perlu menghancurkan pintu rumah Kakashi.
Namun, rasanya itu tidak perlu. Begitu ia menggerakkan knop pintu, ia bisa mengerti bahwa pintu rumah Kakashi tidak terkunci dan [Name] bersyukur dengan hal itu.
[Name] melangkahkan kaki ke depan. Begitu mendapati ada sosok yang tengah berbaring di lantai, ia segera membalikkannya.
Sosok itu adalah pujaan hatinya. Keadaan Kakashi sungguh mengkhawatirkan. Dengan keadaan air mata yang tidak kunjung kering dan bibir yang selalu menggumamkan kata maaf membuatnya menangis.
[Name] memapah tubuh Kakashi. Untung saja Kakashi tidak menolak bantuan [Name]. Remaja itu mungkin tengah berada di antara sadar dan tidak sadar.
[Name] menghembuskan nafas panjang. Ia mencoba menggerakkan sesuatu di hadapan mata Kakashi. Beruntungnya, Kakashi merespon gerakan [Name] setelah beberapa saat.
[Name] membaringkan tubuh Kakashi. Ia mencoba membuatkan makanan dengan bahan makanan di lemari pendingin Kakashi.
Ia bersyukur ketika mendapati ada beberapa bahan makanan yang masih segar di sana. Segera, [Name] membuatkan makanan.
Gadis itu segera menyuapkannya begitu makanannya tidak terlalu panas kepada Kakashi. [Name] menyuapkannya sedikit demi sedikit.
"Dihabiskan Kakashi-san!"
Meskipun tahu jika tidak direspon, namun [Name] tetap memberitahukan setiap kegiatannya kepada Kakashi. Gadis itu ingin menginformasikan kepada Kakashi meskipun [Name] tahu kemungkinan Kakashi tidak akan menjawab ucapannya.
Februari, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Second Choice [Kakashi X Readers]
Fanfiction[Anime Fanfiction | Short Story Series | The New Izumi's Side Story] Cover cr: pinterest [Name] Yamanaka memandang sosok dengan rambut perak dengan tatapan sedih. Ini keputusan yang sulit, namun jika tidak seperti ini, kehidupannya yang sulit. Kehid...