[Name] segera berdandan sederhana mengingat kali ini ia akan menari di pertengahan kota untuk pembukaan pasar baru di sekitar pantai tempatnya menginap.
Kakashi menyipitkan pandangannya. Lelaki itu tidak suka. Tidak suka dengan penampilan [Name] yang menggunakan kostum sedemikian rupa.
"Daripada menari di hadapan orang lain, lebih baik menari di hadapanku saja, [Name]!"
[Name] berdecak. Gadis itu sebenarnya tidak mau memperlihatkan caranya mengais uang kepada Kakashi.
Tapi mau bagaimana lagi, ia memang masih ada kontrak dengan hiburan di desa Kiri. Tentunya, [Name] tidak berniat melanggar kontrak. Ia tidak mau kehilangan banyak uang hanya karena menolak kontrak yang sudah disetujui dengan alasan yang tidak jelas.
"Tak bisakah kau tolak saja?"
"Tidak."
[Name] beranjak dari tempat duduknya dan menatap Kakashi yang ada di sampingnya. "Tunggu di sini dan jangan banyak bicara!"
Lalu, [Name] melangkahkan kakinya menjauh dari tempat penginapannya. Meninggalkan Kakashi yang mematung di dalamnya.
"Aku ditinggal sendiri?" Tanya Kakashi bermonolog.
Kakashi berdecak. Ia tidak suka [Name] berpakaian sedemikian rupa dan menari dengan memperlihatkan bentuk tubuhnya di depan banyak orang.
Kakashi kembali menggunakan maskernya. Ia mengambil topi yang ia kenakan kemarin. Lalu, mengikuti langkah [Name].
Sekedar informasi, semenjak pengakuan Kakashi kemarin, lelaki itu sudah melepas masker yang ia kenakan di hadapan [Name]. Sejujurnya, lelaki itu berniat untuk menggoda [Name]. Namun, entah mengapa [Name] terlihat lebih keras daripada sebelumnya dan Kakashi pun gagal dalam misinya.
Kakashi mengedarkan pandangannya. Tempat [Name] menari adalah pasar yang baru saja diresmikan beberapa hari yang lalu. Kakashi mengetahuinya karena pembawa acara menyebutkannya sedemikian rupa.
Manik mata Kakashi terpana. Lelaki itu tidak bisa mengalihkan pandangannya. Terfokus dan takjub dengan gerakan [Name] yang sangat baik membawakannya. Kakashi tidak tahu jika [Name] berbakat dalam hal semacam ini.
Namun, kegiatan itu terinterupsi ketika lelaki itu mendengar ucapan tidak menyenangkan dari lelaki lain. Kakashi memutuskan untuk mengawasi lelaki itu. Berjaga jika lelaki itu berniat melaksanakan ucapannya.
Kakashi mengikuti [Name] dari belakang. Lalu, memeluk pinggang [Name] seraya mendekatkan bibirnya ke telinga [Name].
Kakashi berbisik, "kau indah sekali tadi."
[Name] yang mendapat perlakuan sedemikian dengan tiba-tiba memerahkan wajahnya. Ia mendorong muka Kakashi dengan tangan kanannya.
"Kau terlalu dekat."
Kakashi terkekeh. Ia tidak menyerah. Ia kembali mendekatkan diri kepada [Name] yang berakhir dengan diinjaknya kaki Kakashi dengan sepatu tinggi [Name].
Kakashi meringis. "Kau keterlaluan."
"Bukankah sudah kubilang jangan terlalu dekat? Kau menggodaku."
"Lalu, kau tergoda?"
"Tidak."
[Name] meninggalkan Kakashi dan melenggang ke arah penjual cumi-cumi bakar. [Name] tersenyum puas. Akhirnya, keinginannya sedari sampai di desa Kiri tercapai juga.
Dengan memegang dua buah cumi bakar, [Name] menawarkan salah satunya kepada Kakashi. "Kau mau?"
"Bagaimana jika aku mencicipinya dari bibirmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Second Choice [Kakashi X Readers]
Fanfiction[Anime Fanfiction | Short Story Series | The New Izumi's Side Story] Cover cr: pinterest [Name] Yamanaka memandang sosok dengan rambut perak dengan tatapan sedih. Ini keputusan yang sulit, namun jika tidak seperti ini, kehidupannya yang sulit. Kehid...