Bab 9. I Just Want To See You

91 27 10
                                    

double update!
jangan lupa bab sebelumnya

.

"Pihak yang dituduh wanprestasi dapat melakukan pembelaan, dengan apa saja diantaranya... Kita bahas satu persatu. Yang pertama adalah overmacht. Ada yang sudah pernah dengar apa itu overmacht?"

Jeno menatap serius wajah dosen yang mengajar, hal itu membuat Jaemin yang tidak sengaja melihat, sontak menginjak kaki Jeno dengan kuat.

"Ah!" Jeno melotot kaget, ia memukul lengan Jaemin hingga membuat Jaemin mengangkat tangannya takut dipukul oleh Jeno.

"Ya, Bang, silakan dijawab."

Jaemin melotot kepada Jeno, sebelum akhirnya serius melihat dosen di depannya.

"Overmacht..." Jaemin melirik Jeno meminta bantuan. Jeno langsung mengalihkan pandangannya, pertanda ia tidak mau membantu Jaemin. "Keadaan memaksa bukan, Bu?"

"Nah iya."

"Siapa yang gak tau," celetuk Jeno pelan.

Jaemin mendengkus tidak percaya. "Jeno bisa jelaskan Bu. Dia kemarin sudah belajar, makanya saya bisa jawab.." katanya sambil menyengir.

"Jeno, yang mana?" Tanya Bu Raon.

Mendengar namanya disebut, Jeno terkesiap mengangkat tangannya pelan. "Saya Bu."

"Bang, coba dijelaskan lebih lanjut."

Dalam hati Jeno sudah mengumpat Jaemin. Matanya melirik ke samping kiri dan kanannya, berpikir lebih dalam lagi setelah ia dari tadi berusaha keras menahan tidur.

"Keadaan memaksa... keadaan yang tidak bisa dihindari," jawab Jeno.

"Pffft," Jaemin menutup mulutnya, tersadar tawanya terlalu keras.

Melihat Jaemin seperti itu, Jeno menjadi tidak mau kalah dan menggebu. "Misalnya, sudah ada perjanjian yang dibuat dalam bentuk kontrak. Kita ambil contoh kontrak jual beli kertas HVS. Di tengah pengiriman kertas HVS jumlah sekian, cuaca sangat buruk bisa dikatakan badai hujan hingga kertas HVS yang sedang diantar itu mengalami kerusakan. Pihak Penjual tidak dapat memenuhi prestasinya mengirimkan HVS dengan utuh karena bencana alam yang terjadi di tengah pengiriman."

"Belajar di mana, Bang?" Tanya Bu Raon.

Jeno tersenyum pelan. "Baca di buku, Bu."

"Pintar," pujinya, ia kemudian melihat ke mahasiswanya. "Terima kasih, Bang. Benar ya, Kakak Abang, seperti itu." Bu Raon kemudian berpindah tempat ke kursinya. "Jadi pihak yang dituduh wanprestasi dapat melakukan pembelaan yang pertama dengan kondisi tadi. Ketika pembeli tidak mendapatkan prestasi yang harus dipenuhi oleh penjual, dalam keadaan memaksa, penjual dapat mengatakan, 'saya bukan dengan maksud sengaja. Kerusakan produk dan sebagainya, di luar kemampuan saya'."

Would You Be My ... ?
© WINTERGARDENSSY, 2024

"Nyesel gue duduk sebelah Jaemin."

Jeno membanting ponsel apelnya ke atas meja kantin. Ia membuang napasnya dengan kasar dan berat. Kalau tahu keusilan Jaemin, ia tidak mau duduk di sebelah Jaemin hingga mengorbankan kesadarannya.

"Lo yang ketiduran," celetuk Jaemin dari samping.

"Gue gak tidur tahu?" bantah Jeno.

Jaemin mendecih. "Bohongin siapa?"

Alis Jeno berkerut. Ia kemudian melirik ke sekitarnya, sungguh kantin yang sepi. Sekilas matanya menangkap sosok pawang Jaemin, berdirinya Winter di depan kantin Serba Ada itu membuat Jeno tersenyum jahil.

Would You Be My...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang