Bab 10. Would You Be My ... ?

97 25 0
                                    

Alhasil, Karina tidak dapat menolak wajah Jeno yang lucu seperti anak anjing. Ia menuruti Jeno untuk duduk sebentar yang berujung lama karena diajak bicara oleh Jaemin. Anehnya, Jeno tidak mengajak Karina bicara, ia hanya melihat cewek itu.

"Karina udah mau ke kelas," kata Renjun.

Jeno menengok ke Renjun, kemudian menengok ke Karina yang dari tadi tidak lepas dari pandangannya, selalu dilihatnya dan masih dalam pengawasan matanya saat ini. "Udah mau ke kelas?" Tanya Jeno kepada Karina.

Secara jujur, Karina memang ada kelas lagi. Tapi, ia hanya ingin mendengar Jeno berbicara. Tidak disangka Jeno hanya mengajaknya berbicara dengan satu kalimat tadi. Mau tidak mau, Karina menganggukkan kepalanya.

"Oh?" Jeno mengerjapkan matanya beberapa kali. "Ya udah. Semangat ya, Tuan Putri."

Karina menatap Jeno dengan bingung. "Lo suruh gue tunggu di sini buat apa?" tanya Karina, ia tidak bisa menahan kesabarannya yang sudah meluap.

"Mau lihat lo."

"Lihat gue?"

Jeno manggut-manggut saja. Ia masih menatap Karina tidak lepas beberapa detik pun.

Hal itu justru membuat Karina tidak habis berpikir. Anehnya, ia merasa kecewa. Karina kemudian mulai berjalan ke luar kantin, disusul oleh Renjun yang selalu sekelas dengannya.

Karina mendecak. "Ngapain coba nyuruh orang di situ, tapi gak ada ngajak ngomong?" ketusnya sambil menarik gantungan di ponselnya. "Dasar kelinci! Gue sih yang aneh malah beneran nungguin dia!"

"Kenapa marah, sih?" Tanya Renjun yang berhasil menyusul Karina.

Cewek itu menoleh pelan. "Gak apa-apa."

"Lo pasti aneh, 'kan?" tebak Renjun. Ia kemudian terkekeh pelan. "Lo tau dia playboy kampus?" tanya Renjun.

Karina mengangguk.

"Berarti lo belum kenal dia," ujar Renjun. "Dia kelihatannya aja kayak playboy. Aslinya memang suka ngobrol sama orang. Jeno orang terasik nomor satu di kampus, ada dibicarakan di forum kampus."

Tak lama, Renjun tertawa pelan. Karina langsung menengok bingung. "Kenapa?"

"Dia nyuruh lo tunggu di sana, katanya cuma buat lihat lo, 'kan?" Renjun menaikkan kedua alisnya. Ia paling tahu sifat Jeno.

"Iya."

"Bisa jadi dia beneran hanya mau lihat lo."

"Maksudnya?"

Renjun mengangkat bahunya kemudian berjalan lebih dulu, Karina yang ditinggalkan dengan tanda tanya besar itu mengernyit bingung. Ia sungguh tidak bisa menebak Jeno. Aneh, Karina menjadi mengharapkan sesuatu dari Jeno. Ia tidak tahu pastinya apa.

would you be my ... ?
© wintergardenssy, 2024

"Lo kenapa Jeno?"

Jeno menggelengkan kepalanya pelan. Ia merasa sudah terlalu jauh menarik Karina. "Gue gak tau kenapa begini."

"Lo serius sama Karina?" Tanya Jaemin.

Tanpa ragu Jeno menganggukkan kepalanya.

"Jangan jawab terlalu cepat," ujar Haechan. "Kelihatan gak serius."

Ucapan Haechan itu membuat Jeno semakin bingung dan tidak habis pikir. "Gue serius yakin makanya bisa jawab dengan cepat, berarti gue gak ragu."

Would You Be My...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang