Part. 03

55 22 3
                                    

Happy reading...,

Usai memposisikan dirinya di kursi Abyan langsung berpikir untuk memberi tahu ayahnya terkait apa yang di alaminya saat ini.

"Pa..., Abyan mau ngomong tapi jangan bilang sama mama, ya? Soalnya Abyan malu," ujarnya menunduk.

Tentu saja siapa sih yang tak pernah melewati masa muda, Ayahnya langsung mengerti tentang masalah yang dialami putranya itu. "Sok atuh cerita, Ayah nggak bakal laporin mama kamu,"

"Abyan suka sama cewek tapi dia nggak peka, bukan nggak peka sih tapi Abyan nggak berani ngungkapin perasaan ke dia," ujarnya.

Ayah Abyan tertawa mendengar ucapan anaknya itu. "Dasar anak muda, maunya yang instan tapi nggak mau effort,"

Dirinya benar-benar dibuat senang oleh tingkah anaknya. "Memang anak gue sih, soalnya waktu muda gue juga kek gini nih," batinnya melirik Byan.

"Jadi tipsnya gimana biar dia tau perasaan Abyan? Apa langsung ungkapin aja ya?" tanya Abyan dengan ekspresi konyol.

"Sebelumnya papa mau tau, cewek mana yang Abyan suka?" Ayah Abyan kembali bertanya.

"Rora pa, Aurora Ningrum Prameswari, teman Abyan,
papa ingat nggak?"

"Ternyata anaknya Tama Prameswari,
seru juga keknya," batinnya sembari menggangguk-anggukan kepalanya.

"Papa nyerah, kamu kejar aja sendiri ceweknya masa minta tips dari papa," ujarnya dengan ekpresi songong.

Melihat ayahnya yang seperti itu, Abyan semakin stress. "Percuma dong gue curhat ke papa, songong amat jadi orang, untung bapak gue lo kalau nggak udah gua titip ke panti jompo," batinnya.

"Papa tau isi pikiran kamu apa, kamu mau nitip papa ke panti jompo, kan? Papa laporin mama nih," ujar Ayahnya dengan nada meledek.

Selesai sudah kalau menyangkut ibunya Abyan benar-benar kalah.

"Ma..., anak kamu nih mau nitip papanya ke panti jompo," teriaknya dengan suara yang cukup keras.

"Dih, enggak ma..., suamimu ini loh yang omongannya ngawur," balas Abyan membela diri.

Ibu Abyan yang merasa akan gila dengan tingkah keduanya akhirnya bergegas ke teras rumah. "Lo pada mending masuk, ini udah sore, bukannya mandi malah bertengger kayak burung gagak!" teriak ibunya dengan suara yang melengking, mungkin cukup terdengar dirumah tetangga.

"Rasain tuh burung gagak," ujar ayah Abyan tertawa.

Melihat tingkah ayahnya, dia ingin membalas. Namun, ketika mulutnya baru saja terbuka, ayahnya langsung mengancamnya, "Berani ha? Papa laporin mama nih,"

Abyan langsung membeku dengan ancaman ayahnya, "Papa mah nggak seru," Ekspresinya langsung cemberut.

                              ••••••••

Tepat jam sepuluh malam Abyan berbaring di tempat tidur miliknya, "Roraa...," ujarnya sembari melihat foto polaroid yang berbentuk persegi.

"Apapun hal yang cantik, when i see it, i want it,and i will got it. But, you? Shit! Gimana caranya Rora," Dirinya tertidur dengan rasa ketidakpuasan.

Sementara itu ditempat lain...,

Seseorang tengah berdiri di balkon kamarnya ditemani dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

Ya, dia Aurora pikirannya masih dilintasi oleh bayang-bayang Abyan.
Sudut bibirnya terangkat. "Manusia cengeng udah tinggi, ya"

Keesokan harinya terlihat Abyan yang begitu sibuk dengan makanannya. "Heh! Hati-hati makannya ntar keselek," ujar ibunya.

Abyan hanya mengangguk-angguk dengan kondisi mulut yang masih penuh.

Usai menghabiskan makanannya dia cepat-cepat berlari mengambil tas dan langsung bergegas ke sekolah.
Ibunya yang bingung dengan tingkah Abyan akhirnya langsung bertanya kepada suaminya. "Anak kamu kenapa? Buru-buru banget mau ke sekolah biasanya aja jam segini masih molor,"

"Biasalah, papa mau ngasih tau sesuatu. Tapi jangan bilang ke Abyan kalau papa yang ngasih tau mama soalnya ini rahasia," ujarnya setengah berbisik.

"Oke, janji kok," Dia bergegas mendekati suaminya. Padahal cuman mereka berdua di ruang makan kenapa harus berbisik? Ya sudahlah terserah mereka saja.

"Ohh...," Ibu Abyan mengangguk-angguk dengan ekspresi tengil, ingin sekali dia menjahili anak satu-satunya itu.

"Matanya emang jeli kalau masalah cewek, tapi kalau salah langkah bisa-bisa dia di hajar Tama," ujar Ayahnya.

"Ntar mama kasih tau dia, kalau soal itu mah gampang," ujarnya mengangkat ibu jarinya.

"Tapi, mama jangan bilang kalau papa yang ngasih tau, ntar Abyan nggak mau lagi cerita sama papa," ujarnya memohon.

"Tenang ae bro! Santai...," ujar Ibu Abyan, ekspresinya cukup meyakinkan.

Please vote.

CRAZY BOY[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang