Part. 11

37 15 0
                                    

Happy reading...,

"Hallo?" ujar seseorang.

"Ya?"

"Kita bisa ketemu nggak?" tanya Zergan pada Aurora dari sambungan telepon.

"Emm..., maybe." balas Aurora.

Sementara itu, seseorang tengah melihat titik merah di aplikasi pelacak handphonenya.

"Yes, i'm with you girl!" ujarnya berjalan kearah helm.

"Mau kemana?" tanya ibunya pada Abyan. 

"Mau beli sesuatu, ma." balasnya.

"Hati-hati, ya."

Pemuda tersebut adalah Abyan.
Dirinya terus melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Sepanjang perjalanan Abyan terus bersorak. "Finally, Lihat, kan? Apapun yang lo mau, harus diusahain. Dan usaha nggak bakal pernah ngehianati hasil." Smirknya tak terlihat dari helm full facenya

Usai menemukan titik tujuannya dia langsung memasuki cafe yang ditempati Aurora.

"Kamu selingkuh, Ra?" tanya Zergan hendak menyentuh tangan Aurora. Bayang-bayang foto yang dikirimkan nomor tak jelas semalam masi melekat dipikirannya.

"Nggak!" ujarnya sembari menjauhkan tangannya dari jangkauan Zergan.

"Adanya kamu yang selingkuh Zer!" Aurora to the point. Dirinya kemudian mempercerah layar handphonenya, terpampang jelas gambar seorang pria tengah tertidur sembari merangkul wanita yang ada di sampingnya.

"Kamu dapat darimana Ra?" tanya Zergan gelagapan.

"Enggak usah tau! Lagi pula lo aja selingkuh, kenapa gue nggak bisa selingkuh? Jadi, terserah gue dong mau main sama siapa aja!" tegas Aurora melangkah pergi.

"Itu karena kamu Ra, karena kamu aku jadi laki-laki bejat kayak gini. Coba aja kamu mau dicobain sama aku. Pasti kita udah nikah sekarang." ujar Zergan membela diri.

Terdengar tamparan yang begitu nyaring di telinga, siapa lagi pelakunya kalau bukan Aurora.

"Salah gue lo bilang? Heh sinting! Itu karena nafsu yang nggak bisa lo tahan. Setelah lo jabanin tubuh lo itu untuk para cewe-cewe di luaran sana, terus lo mau nikah sama gue? Yang bener aja? Gue nggak mau lah, and one more, gue tipe orang yang pantang ngelakuin hubungan haram sebelum dinikahin. Nggak kayak lo, maunya dicobain dulu baru dinikahin. Sorry ya kita beda level!" ungkap Aurora. Dirinya naik pitam dengan perkataan yang dilontarkan Zergan.

"Gue minta kita putus sekarang!" pinta Aurora.

"Enggak mau!" ujar Zergan menatap Aurora.

"Kita nggak bakal bisa putus kalau sesuatu udah terjadi. So, do it with me!" Zergan berdiri dari tempat duduknya dan menatap Aurora.

Kalau sudah begini, Aurora ingin melarikan diri. Jenis laki-laki seperti Zergan adalah laki-laki yang nafsunya bisa terlihat jelas melalui matanya.

Apalagi dengan kondisi Aurora saat ini, dia hanya memakai tanktop dilapisi cardigan, tak lupa dengan rambutnya yang diurai.

Sontak saja Zergan langsung berdiri dan menarik lengan Aurora dengan paksa. "Lo jangan macam-macam, ya!" ujar Aurora hendak berlari. Namun, kakinya yang pendek itu, kalah langkah dengan kaki milik Zergan.

"Lepasin Zer," pinta Aurora

"Enggak mau!" tegas Zergan menariknya entah kemana.

"Tolong mas, dia mau nyulik saya!" teriak Aurora.

Ketika orang-orang hendak menolongnya, Zergan malah mengucapkan hal yang tidak masuk akal. "Maaf semuanya, istri saya emang gini kalau lagi berantem, dia nggak mau ngakuin saya sebagai suaminya, buktinya cincin nikah yang kami pakai." ujarnya memperlihatkan cincin yang dipakainya.

Saat itu Aurora memang memakai cincin. Tapi, cincin yang dia pakai adalah cincin pemberian ibunya bukan cincin suami istri.

Alasan yang dilontarkan Zergan sangat masuk akal sehingga orang-orang hanya menjadikan mereka sebagai bahan tontonan, tanpa memedulikan teriakan dari Aurora.

"Lo gila Zer!" ujarnya menampar pipi Zergan.

"Yes, i'm crazy because of you!" Zergan terus melangkah dengan tarikan tangannya yang semakin kuat.

"Lepasin gue Zer!" Aurora kembali berteriak.

"Mama!" teriak anak kecil berusia empat tahun.

Anak kecil tersebut berlari kearah Aurora. "Mau gendong," ujarnya.

"Lepasin istri gue!" ujar Abyan berlari memegang dua buah es krim.

"WTF!" Zergan keheranan dengan munculnya anak kecil yang memanggil Aurora mama. Apalagi dengan kemunculan Abyan yang tiba-tiba.

"Abyan?" batin Aurora, dirinya terkejut dengan kedatangan Abyan. Ditambah lagi dengan kemunculan anak kecil yang memanggilnya mama.

"Lepasin tangan istri gue!" ujar Abyan naik pitam.

"Ini pacar gue, ya!" protes Zergan tak mau kalah.

"Sini sayang." ujar Abyan memanggil Aurora.

Namun, genggaman tangan Zergan tak mau lepas dari tangan Aurora.

Ingin sekali Abyan menghajar Zergan. Tapi, kondisi saat ini tidak memungkinkan.

"Tolongin pak, istri saya lagi di tangkap sama orang gila!" teriak Abyan kepada dua orang satpam.

"Dih..., ini pacar gue!" protes Zergan.

"Lo nggak lihat anak gue sama Aurora?" ujar Abyan menunjuk ke arah Aurora.

Damn!

Tertangkap oleh satpam dan tak sanggup membantah, alhasil Zergan langsung keluar dari cafe tersebut.

"Pantasan dipaksa ternyata
istri orang."

"Enggak malu banget jadi cowok. "

"Ganteng-ganteng kok, demennya istri orang."

Bisikan-bisikan penghuni cafe terdengar jelas di telinganya. " Arghh! Sial banget!" teriak Zergan.

"Lain kali istrinya dijaga ya pak, zaman sekarang emang banyak laki-laki yang demen ama cewek cantik." ujar satpam tersebut.

"Makasih pak, istri saya emang cantik, penjagaannya harus diperketat lagi," ujar Abyan tersenyum.

Please vote.

CRAZY BOY[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang