Part 1 (Disturber)

1K 62 7
                                    

~ Shape Of My Heart ~


Jimmy rasa-rasanya ingin meledak detik ini juga. Sekarang semua mata orang-orang yang berkumpul di halaman kampus tertuju padanya. Sebenarnya Jimmy sudah terbiasa menjadi pusat perhatian. Tentu saja, siapa yang tidak mengenal Jitaraphol Potiwihok? Sejak dulu ia selalu menjadi cassanova di mana pun ia berada. Baik itu sekolah, kampus, tempat kursus, maupun kantor ayahnya yang seringkali ia datangi hitung-hitung sebagai pengenalan. Maklum, calon pewaris. Tapi yang terjadi sekarang benar-benar di luar prediksi. Bocah ingusan ini, Sea Tawinan Anukoolprasert , datang ke kampusnya dengan sebuket bunga matahari dan bingkisan cokelat yang cukup besar hampir menutupi tubuhnya. Tanpa ragu dan malu berteriak dengan lantang,"Hia Jim, ayo kita berpacaran!"

Jimmy mematung, begitu juga dengan semua yang mendengar pernyataan cinta yang lebih cocok disebut pemaksaan barusan. Alih-alih takjub, orang-orang itu justru tertawa dengan apa yang ada di depan mata. Menatap Sea yang masih mengenakan seragam sekolah menengah pertamanya dengan tatapan meremehkan. Mereka sebenarnya sudah tidak asing dengan bocah ini. Saat pertama kali Sea menginjakkan kaki di VVLT University saja sudah cukup membuat heboh. Bagaimana tidak, ia datang menanyakan keberadaan Jimmy Jitaraphol dan mengaku sebagai calon pasangannya. 

Lucu, bukan? Setelah itu hampir tiap hari Sea datang entah itu untuk memberikan kotak bekal maupun menyempatkan diri melihat calon suami masa depannya. Jimmy sendiri menganggap Sea tidak lebih dari anak kecil yang baru beranjak dewasa yang benar-benar buta soal cinta. Dia pasti belum bisa membedakan kekaguman dan suka, jadi tiap melihat yang menarik, Sea akan menyimpulkan bahwa ia jatuh cinta terhadap hal itu. Paling-paling Sea tidak berbeda dengan para fans dan pemujanya yang lain. Sayangnya, Jimmy salah besar. Ia tidak pernah menyangka bahwa bocah yang tiap hari menelefon untuk menanyakan keadaannya ini ternyata serius dan sekarang dengan berani memintanya menjadi kekasih.

"Apa kau gila?"

Jimmy benar-benar marah tapi Sea hanya mengangkat bahu. Tanggapannya terlalu santai.

"Itu hia sudah tau! Aku memang sudah tergila-gila padamu, hia Jim."

Lagi-lagi Jimmy memijit pelipis. Rasanya ingin membekap satu per satu mulut teman-temannya yang sekarang tertawa cekikikan melihat lagak sok dewasa Sea.

"Singkirkan bunga tidak berguna ini dari hadapanku!"

Sama sekali tidak ada raut sedih di wajah Sea. Dengan enteng ia membuang bunga itu sambil mengutuk,"Bunga matahari jelek! Hia Jim tidak menyukaimu, pergi!"dan tawa dari sekeliling semakin membahana.

Jimmy sudah hampir frustasi sampai ia tidak bisa memikirkan cara lain untuk mengatasi anak ini. Dengan kesal ia menarik lengan Sea menjauh dari sana. Jimmy menyeret Sea ke ruang penyimpanan alat olahraga, memastikan di sini tidak akan ada satu pun yang menemukan mereka. Diperlakukan demikian bukannya kecewa, Sea justru tersenyum lebar. Jarang-jarang ia bisa melakukan kontak fisik dengan Jimmy. Biasanya hia tampan ini selalu menjauh, seolah Sea adalah virus berbahaya yang harus dihindari.

"Apa maksudmu melakukan ini? Kau pikir ini keren? Sialan! Kau baru saja mempermalukanku!"

Sea menggembungkan pipi, mengabaikan tatapan intimidasi Jimmy.

"Tidak perlu memasang wajah memelas seperti itu. Kau pikir aku akan luluh, hah? Dengar, untuk kesekian kalinya aku akan mengatakan, Sea Tawinan, tolong hentikan semua kelakuan konyolmu! Kalau kau memang sebegitu penasarannya ingin berpacaran dengan seseorang, cari orang lain!"

"Tapi aku hanya menyukaimu, hia."

"Dan aku hanya menyukai wanita-berdada besar-yang memiliki bokong seksi! Aku bukan gay, mengerti?!"

Shape of My Heart (JimmySea)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang