~ Shape Of My Heart ~
Wajah mereka hampir bersentuhan. Sementara tatapan lembut Jimmy seperti menarik semua kenangan dari masa lalu yang Sea pikir sudah berhasil ia lupakan.
"Kau tidak lupa kan? Aku lebih suka panggilan 'hia Jimmy', nong Sea..."
Sea merasa seolah ada air dingin yang mengguyur dari ujung kepala sampai kaki. Tubuhnya membeku, kotak pandora yang sudah terlalu lama ia kunci dalam memorinya seperti dibuka dengan paksa.
Asing namun familiar.
Meskipun dulu hampir tiap hari Sea menemui Jimmy. Tapi setiap kali bertemu pria itu akan selalu melihatnya dengan sinis, muak, penuh aura permusuhan. Mana mungkin Jimmy Jitaraphol mau menatapnya sedalam ini?
"Khun... masih mengingatku?"tanpa sadar Sea mengucap langsung apa yang ada di benaknya.
Jimmy hanya bisa mengiyakan dengan anggukan kecil meski dalam hati perasaannya sudah berkecamuk.
"Be-benarkah?"
Jimmy sadar sesuatu di pelupuk matanya mungkin akan ikut menetes jika ia kembali mengangguk. Untuk itu ia cukup menjawab singkat,"Khab."
Sea mengerutkan kening dengan ekspresi ragu yang begitu kentara. Di antara semua orang yang menaruh kekaguman pada Jimmy, kenapa pria itu repot-repot menyimpan ingatan tentang orang yang paling dibencinya?
"Eum... khun, sepertinya anda salah. Mungkin Sea yang anda maksud-"
"Sea Tawinan Anukoolprasert. Aku tidak akan salah mengenali orang yang pernah mengucap sumpah untuk menjadi mempelaiku di masa depan."
Sea tercekat.
"Mana mungkin aku melupakan anak keras kepala yang begitu gigih mengekoriku ke mana pun?"
Sea seperti melihat kembali dirinya yang duduk di kursi kantin mengamati Jimmy dan gadis-gadis yang mengelilingi.
"Bagaimana bisa aku tidak mengenali remaja sok dewasa yang selalu menungguku seharian di gerbang dan parkiran?"
Sea mundur selangkah. Rasanya benar-benar ingin lari dari sana.
"Dan juga kotak bekal bentuk alpukat itu..."suara Jimmy semakin rendah sementara tatapannya semakin sendu"-kotak itu...."
Prangggg...!
Sea yang berniat melarikan diri tanpa sengaja menyambar gelas yang tadi dibawa Jimmy. Ia kembali berbalik hingga pandangannya bertabrakan dengan pria itu. Coba mengabaikan, Sea segera berjongkok untuk memungut pecahan kaca yang berserakan di lantai. Dari ekor matanya Sea bisa melihat Jimmy akan kembali mengatakan sesuatu, namun Sea yang belum siap mendengar segera menyela.
"Maaf khun, aku tidak sengaja."
"Sea..."
Tidak pernah sebelumnya Jimmy memanggilnya selembut ini. Jika saja ini terjadi di masa lalu, mungkin Sea sudah akan menari sambil bertolak pinggang dengan congkak. Namun sekarang ia benar-benar ingin menutup kedua telinganya.
'Apa Jimmy sudah ingat?
'Atau jangan-jangan dari awal pria ini memang tidak pernah lupa?'
Sea terlalu gugup untuk berpikir jernih. Sampai tidak sadar kalau dari tadi ia hanya memegang satu pecahan. Selebihnya justru Jimmy-lah yang membereskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shape of My Heart (JimmySea)
FanfictionJimmy Jitaraphol jenuh dengan tekad Sea Tawinan yang terus mendekatinya walaupun sudah ditolak berkali-kali. Segala cara digunakan Jimmy agar Sea berhenti mengejarnya. Berharap hidup tenangnya bisa normal kembali, akankah Jimmy berhasil menyingkirka...