Catatan dua puluh empat

584 58 16
                                    

Rangga melangkahkan kakinya dengan santai menuju area lantai basement. Di sebelahnya ada Lala yang juga sedang berjalan dengan langkah ringannya.

Rangga membawa paper bag berisi flashdisk dan keperluannya untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Sementara Lala hanya membawa diri serta slingbag yang tergantung di bahu.

Rangga menolehkan wajahnya ke lala secara diam-diam. Melihat sejenak penampilan lala hari ini dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Dress selutut berwarna pink pastel dengan motif bunga-bunga di sekelilingnya. Dress cantik itu melekat di tubuh lala. Menutupi perutnya yang masih lumayan rata. Rambut panjang diikat sebagian ke belakang. Tidak lupa dengan bibirnya yang diberi sedikit liptint.

Rangga mengulas senyum. Meluruskan lagi arah pandangannya. Dia pikir penampilan lala akhir-akhir ini banyak berubah. Mulai dari cara berpakaiannya hingga gaya lala menata rambutnya.

"Rangga, gue lupa banget buat ngasih tau tentang ini. Harusnya minggu ini kita udah mulai ke dokter buat periksa kandungannya. Mama bilang seenggaknya sebelum usianya 12 minggu kita udah mulai periksa"

Rangga menolehkan kembali wajahnya saat dia mendengar lala berbicara kepadanya.

"Yaudah. Nanti senin atau selasa kita pergi ke rumah sakit. Masih lama juga kan menuju ke 12 minggu" kata Rangga seraya merangkul bahu lala.

"Takut mama nanyain. Terus nanti diomelin"

"Gak akan diomelin. Manis, lo itu selalu jadi kesayangan mama. Harusnya lo tuh kasian sama gue. Karna yang jelas dan udah pasti kena omel gue bukannya lo"

"Kalau mama nanya bukunya atau surat kontrolnya gimana?"

"Bilang aja ketinggalan"

"Rangga"

"Hm,"

"Gue malu kalau ada yang liat kita kayak begini" kata lala, memegang tangan Rangga yang ada di bahunya, lalu menyingkirkannya.

Rangga langsung mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling area basement, lalu menarik lala untuk dirinya rangkul lagi.

"Liat ini tuh sepi!" sahutnya seraya jari telunjuknya menunjuk sekeliling area basement.

Dengan cepat tangan Lala kembali menepis tangan Rangga dari bahunya, "tapi disini ada cctvnya"

"Mereka gak akan sepeduli itu. Lagian gak ada yang kenal kita disini"

Lala berdecak kecil. Langkah kakinya dia pelankan supaya Rangga jalan lebih dulu.

Lala  mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling area basement. Memang sepi. Tapi bukan berarti tidak ada orang di dalamnya. Bahkan setelah Rangga selesai mengatakan kalimatnya tadi tidak lama ada orang lain yang berpas-pasan dengan mereka.

"Mau mampir dulu buat beli sesuatu gak?" tanya Rangga sembari membuka pintu mobil untuk lala. Dia menunggu sejenak sebab lala berjalan dengan sangat lambat.

"Langsung ke rumah aja"

"Okay"

Rangga kembali menutup pintunya setelah Lala sempurna masuk ke dalam. Kemudian berjalan memutar, lalu ikut masuk ke dalam mobil. Setelah itu dia letakkan paper bag di tangannya itu di kursi belakang.

"Santai aja bawa mobilnya" kata Lala.

Rangga menoleh. Meraih kepala lala, lalu mengusap dengan sangat lembut belakang kepalanya.

Lala yang risih langsung menepis tangan Rangga dari kepalanya. Matanya melotot, menatap kesal ke Rangga.

"Lo tuh aneh banget. Kadang meluk-meluk. Kadang ngusir gue seenaknya. Kadang manis banget. Kadang suka kasar"

LOVE SHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang