Catatan empat puluh

403 43 20
                                    

Seminggu sudah sejak pertemuan di taman bersama Mikal. Lala hampir saja kelepasan dan melewati batasnya pada saat itu.

Lala cukup tenang karena mamanya percaya bahwa alasan matanya memerah saat pulang ke rumah sebab dia habis dari makam mama dan menangis disana.

Walau Lala tahu mama mertuanya sedikit curiga padanya, tapi alih-alih banyak tanya mamanya justru menyuruhnya untuk segera istirahat.

Lala sadar itu salah dan dosa. Tapi tidak ada yang bisa dia lakukan lagi selain mengatakan hal itu supaya tidak menimbulkan masalah.

Saat itu Lala berpikir bahwa dia sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya sendirian selama berbulan-bulan. Mati-matian ia tidak lagi bersuara sampai tenggorokannya terasa penuh.

Walau dengan caranya yang salah setidaknya Lala bisa bernafas lega. Setidaknya ada yang tahu tentang perasaannya pada hari itu.

Selama seminggu ini juga Lala sudah banyak memikirkan berbagai macam hal sendirian. Apalagi selama itu juga Rangga sama sekali tidak bicara tentang Aryn dan malah memilih bungkam. Bersikap seolah semuanya akan berlalu selagi Lala tidak membahasnya. Dan Lala sangat muak melihatnya.

Lala cukup menyesal bahwa dirinya tidak bisa membatasi diri sendiri sehingga dengan bodohnya malah benar-benar menyukainya. Terlebih dengan sikap Rangga yang kadang baik kadang buruk seolah mempermainkan hatinya.

Seharusnya Lala selalu mengingat ucapan Rangga divilla kala itu yang menyebutnya seorang adik. Pantas Rangga terlihat tidak pernah menganggapnya layaknya seorang wanita dewasa di matanya meskipun dia sudah memintanya.

Lala sudah jatuh dan jatuhnya semakin dalam. Tapi sayangnya dia merasa jatuh sendirian. Dan itu menyebalkan.

Dua minggu berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu berlalu. Lala banyak diam dan itu buat Rangga merasa sedikit aneh. Tidak banyak tingkah dan tidak banyak maunya.

Biasanya Lala akan minta ini dan itu. Atau paling tidak bertingkah menyebalkan yang buat Rangga jadi jengkel bukan main. Tapi Rangga justru bernafas lega karena itu jauh lebih baik. Dia tidak perlu repot marah atau memarahi Lala.

Namun hal baru datang dari arah lain. Lala jadi lebih sering sulit tidur di malam harinya. Seringkali membangunkannya hanya untuk menyuruhnya terjaga sampai Lala tidur lebih dulu.

Seperti malam hari ini. Sudah pukul 2 dini hari. Hampir selama satu jam mereka telah terjaga. Tidak melakukan apa-apa dan hanya saling diam.

Rangga menoleh ke samping setelah hampir 10 menit lamanya dia menatap langit-langit kamarnya. Dia melihat punggung Lala yang membelakanginya. Lalu perlahan tubuhnya bergerak mendekat ke Lala seraya menarik selimutnya yang sedikit tersingkap.

LOVE SHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang