Part 13

442 30 1
                                    

Kedua mataku pun mengikuti arah pandangan Sehun yang sedang melihat sepasang kekasih yang saling bergandengan tangan.

Apakah aku salah lihat?

Perempuan itu mirip Dae hee.

Perempuan itu tidak sengaja melihat kami berdua dan berjalan menuju ke arah kami.

"Hai oppa hai Riri" kata wanita itu.

Ternyata benar itu Dae hee, bukannya dia masih dalam proses penyembuhan?

"Hai dae hee. . . Bukannya kamu masih dalam proses penyembuhan?" tanyaku.

"Eyy~ aku hanya kecapean tadi, sekarang aku baik-baik saja kok" katanya tersenyum.

Tiba-tiba saja Sehun yang sedari tadi tidak berbicara, akhirnya membuka mulut. "itu siapa?"

Sentak pandanganku langsung mengarah ke wajah Sehun.

Ini kenapa? suasananya jadi tidak enak. aku merasakan seseorang menusukku dari belakang.

"Seseorang yang baru kukenal" jawab Dae hee singkat.

"Dan langsung bergandengan tangan?" tanya Sehun.

Kulihat Dae hee terdiam.

"Ikut aku" kata Sehun sambil menarik tangan Dae hee dengan kasar.

Entah mengapa, aku hanya bisa diam dan tidak melakukan apapun. Aku membiarkan Sehun pergi dengan wanita lain. Apakah Dae hee telah menggantikan posisiku?. Dalam sekejap mataku mulai berkaca-kaca. dada terasa begitu menyakitkan pengen rasanya teriak dengan sekuat tenaga.

Dengan keadaan seperti ini, aku meninggalkan Namsan Tower. segera naik bus dengan mata yang berkaca-kaca yang sebenarnya mencoba untuk tidak menangis. namun, kejadian itu terulang-ulang di benakku. tak tahan lagi, air mataku terjatuh dengan deras. tangisanku semakin kuat sampai-sampai aku merasa penumpang bus lainnya melihatku.

*

Kemarin, sesampainya dirumah, mama marah-marah namun khawatir juga melihatku menangis. Tidak henti-hentinya mengetuk pintu karena pintunya aku kunci. semalaman aku menangis, seperti orang bodoh saja. Sekarang, aku harus pergi ke sekolah dengan mata bengkak.

Aku membiarkan kepalaku terbaring di atas meja sekolah mengarah ke jendela, "semalam kenapa? baik-baik saja kan?". dengan mendengar suara orang ini, aku sudah tau bahwa yang bertanya adalah Mark. aku hanya diam dan tidak menghirawkan pertanyaan Mark.

Pelajaran pun dimulai, sampai saat ini pun Sehun tidak pernah menegurkku. senyum saja tidak. apa dia benar-benar sudah melupakannku?. pengen rasanya pulang ke rumah dari pada mendengar pelajaran yang tidak pernah aku mengerti.

tiba-tiba saja Mark berdiri "Maaf Pak". Pak guru yang tadinya lagi sibuk mengajar, berhenti melakukan aktifitasnya,"ada apa?". murid-murid dalam kelas termasuk aku dengan spontan melihat ke arah Mark "bisakah saya minta izin ke klinik?".

"Anda sakit?" tanya gurunya.

"Bukan saya, tapi Riri. tampaknya dia lagi sakit" jawab Mark. hentak aku kaget mendengar perkataan mark. Dan yang membuatku kaget juga, sehun akhirnya melihatku.

"Kalo begitu, saya minta tolong kamu temanin Riri ke klinik. karena saya tidak mungkin meninggalkan kelas"

"Baik pak" jawab Mark, "ayo Ri" lanjut Mark.

......klinik.

"Mark, aku kan ngga sakit" kataku memulai pembicaraan.

Mark melihatku,"pasti ada masalah sama Sehun?".

Aku terdiam tidak tau mau berkata apa. kenapa dia bisa saja membaca situasi ku?. "Ia kan?" tanya Mark lagi.

Aku membuang pandangan dari Mark,"ia" dengan suara lemas.

Mark mendengus kesal,"baiklah, aku ngga akan menanyakan apa yg terjadi, tidurlah.. aku harus balik ke kelas". Mark bangkit dri kursi dan menyelimutiku yang sedang berbaring ditempat tidur kemudian dia pergi meninggalkanku.

Di pikiranku masih saja terlintas kejadian kemarin. Daripada memikirkan itu, aku memilih untuk tidur.
Baru saja mau menutup mata, ku dengar seseorang membuka pintu.
"Mungkin itu suster klinik yang baru balik" pikirku sambil menutup mata.

"Sudah tidur?"

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Waaahhhh akhirnya saya kembali lagi dengan chapter baru. hahaha

Maaf yah, karna sibuk kuliah, jdi lpa sama ff ini hihi

Curious what will happen next?

Wait for another chapter yah.. Thank You (bow)

If My Life Was A MovieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang