PAGE 25

46.4K 3.4K 13
                                    

Jumat sore, irish sudah siap dengan tas ranselnya yang ia isi barang-barang penting saja. Lagi pula disana cuma dua hari, irish tidak membutuhkan banyak barang pula karena jaraknya juga tidak jauh-jauh amat

"Di aktifkan terus hp nya" ucapan kavindra itu sudah ke lima kalinya irish dengar pagi ini.

"Iya ayaaaah" balas irish sengaja diberi nada agar kavindra peka dia tidak akan lupa. Irish sedang menikmati sarapannya sembari menunggu sita dan moana menjemputnya. Moana juga minta ikut dan menawarkan mobilnya saja untuk di pakai. Sebenarnya dean sudah menawari untuk menjemput irish dengan motor. Bukannya irish tidak suka naik motor tapi di perjalanan jauh dan cuaca yang panas irish lebih memilih naik mobil juga bersama teman-temannya.

Bel pintu berbunyi, kavindra yang sedang membaca koran paginya berinisiatif membukanya namun di tahan oleh irish

"Itu kayaknya teman aku yah, aku berangkat ya kalo gitu" kavindra mengangguk, irish menyalimi tangan kedua orangtuanya terlebih dahulu

"Hati-hati di jalan gak usah ngebut" pesan luna yang diangguki irish sambil tersenyum

Sita dan moana memang sudah duduk di kursi teras menunggunya, namun bukan cuma mereka berdua saja, ada balthazar pula yang memilih berdiri di tengah-tengah teras rumahnya.

"Eh rish, samperin pacar lo dulu" Irish melotot pada moana yang berucap dengan nada yang agak keras. Kan gawat kalau orang tuanya dengar.

"Bapak ngapain kesini"? Irish yakin, moana dan irish pasti sedang memerhatikan nya sekarang. Lagi pula balthazar ini kenapa jadi rajin mengunjungi rumahnya sih?

"Mau kemana"? Pria itu menatap tas punggung irish yang sepertinya berat, irish juga rapi dengan hoodie abu-abu serta celana hitam longgar yang ia pakai.

"Saya mau ke puncak pak" jawab irish. Tidak mengingat bahwa balthazar sudah berulang kali menegur cara bicaranya ketika di luar kampus. Mendengar jawaban irish pula, balthazar mengernyit heran

"Kenapa gak bilang"? Irish memandang balthazar dengan bingung.

"Emang saya harus bilang ke bapak"? Ini kan hari libur. Diluar kegiatan kampus juga. Kenapa dosennya harus tau urusan pribadinya?

"Gimana sih lo rish, pacar lo kan emang harus tau lo mau kemana" moana yang jengah ikut menimpali. Greget juga dia melihat irish yang polos begini. Ya mau bagaimana, temannya itu kan jomblo lama sekali sebelum berpacaran dengan balthazar pula

"Diem deh lo"! Irish membalas ketus, padahal ia sudah bilang pada sita dan moana juga yuki kalau mereka tidak berpacaran. Tapi penjelasannya malah dianggap sebagai bentuk perlindungan diri irish karena tidak mau hubungannya di ketahui. Mereka lebih percaya pada balthazar yang selama ini bertingkah seolah rumor itu benar.

"Gini ya pak___

"Kamu lupa sama peraturannya ya irish? Mau saya hukum disini"? Sita dan moana berteriak heboh dan salting sendiri. Sementara irish yang mendengar ucapan serius balthazar barusan malah merasa kesal

Gadis itu berdehem terlebih dahulu, tidak lucu kan kalau balthazar menciumnya di depan sita juga moana? Yang pastinya tidak akan tinggal diam, dua biang gosip seperti mereka pasti akan menyebarkannya kemana-mana.

Balthazar juga bodoh, kenapa mengeluarkan peraturan seenaknya begitu? Malah irish tidak bisa melawan lagi.

"Aku sama temen-temen mau main ke puncak" ucap irish setelah memberi isyarat pada dua temannya untuk berhenti bertingkah heboh.

"Kenapa gak bilang"? Balthazar terusik. Sebut balthazar egois karena menganggap hubungan ini nyata tanpa persetujuan irish. Tapi masih segar di ingatan siapa yang lebih dulu menyalakan api diantara mereka. Balthazar hanya meneruskan yang ada.

WE NEED TO TALKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang