gadis club

53 9 3
                                    


Suasana kamar yang seperti kapal pecah, itu yang fais dan alaska lihat saat benua membukakan pintu kamarnya.

Benua tersenyum tipis, senyum itu seolah mengatakan 'gak papa' mata benua sembab, jari-jemari kekarnya lecet dan berdarah.

Fais masuk setelah benua memperbolehkan untuk mereka masuk "lo ada masalah na?" tanya pria itu, ia duduk di sofa yang sudah berantakan.

Benua yang sedang berada di bibir ranjang hanya tersenyum lagi "gak papa," jawab pria itu.

Alaska mengambil botol kaca yang ia tau itu botol apa "lo udah minum sebanyak ini" ujarnya sambil memunguti botol lain "kalo adik lo tau, dia bakal semarah apa benua," omelnya lagi.

Fais beranjak dari duduknya lalu mendekat "na, jangan bodoh karena cinta anjirr," ujarnya sambil menepuk pundak benua.

Benua melirik lelaki yang barusan berbicara "lo gak pernah ngrasain apa itu patah hati is, kisah lo selalu beruntung," ujar lelaki itu "udah lah lo pada gak usah ikut campur," ucapnya lagi, membuat fais dan alaska saling melempar pandangan.

"kita gak disuruh ikut campur? sementara lo lagi dalam masa hancur na?" ujar alaska.

Fais mengangguki ucapan alaska "kita ini sahabat lo benua," ujarnya.

"bacot," bantahnya, lalu benua menyampar jaket kulitnya dan mengambil kunci mobilnya lalu meninggalkan kamar tersebut.

"gila,"

"gak cuma gila, tapi sinting!"

~♥~

Benua saat ini berada di bar, tubuhnya butuh hilling untuk menghilangkan rasa sakit hati.

Benua duduk di sofa berwarna merah sendirian, dengan dua botol bir di meja. Ia sudah meminum tiga botol minum beralkohol tersebut.

Kesadaran mulai hilang akibat terlalu banyak minum. Bahkan, tidak sekali ia merecoh tak jelas.

"bangsett!! kepala gue pusing banget," geramnya saat mendapatkan sakit yang luar biasa pada kepalanya.

Ia berdiri, tujuannya adalah ke kamar pesanannya. Saat sedang berjalan sempoyongan tubuhnya menabrak tubuh seorang gadis cantik.

Benua menatapnya lalu mengelang "cantik," gumahnya, lalu ia menyentuh dagu gadis berambut coklat tersebut.

Gadis itu hendak melanjutkan perjalanan nya namun benua malah menariknya dan mengangkat tubuh gadis itu seperti sekantung karung.

"lepasin saya," teriak gadis itu sambil memukul punggung pria yang sedang mengedongnya, ia tidak bisa melihat jalan yang ia lihat hanya lantai.

Banua memutar kunci kamarnya, lalu masuk ke kamar tersebut. Ia menutup pintu kamar tersebut dan kembali menguncinya.

Setelah itu ia menurunkan gadis tersebut, benua melihat wajah gadis itu yang sudah basah karena air mata "kenapa menangis?" tanyanya.

Gadis itu tak berani menatap bola mata pria tinggi itu "lepasin saya, saya takut," lirihnya.

Benua membelai lembut leher gadis itu "takut? Saya bukan singa cantik," ucapnya lalu tampa izin ia melumet bibir gadis itu.

Gadis cantik itu terkejut, berusaha memberontak. Kerena ia tau setelah ini dunianya akan hancur.

Sayangnya tenaga benua cukup kuat, benua menjatuhkan tubuh gadis itu ke ranjang yang ada di belakang, lalu ia melepas ciumannya.

ALICIA On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang