[ 4 ]: Saudara

64 8 0
                                        

Happy Reading ~





    Duo adik kakak berjalan cepat keluar dari tempat saudara² nya berkumpul, kamar Beliung. Taufan memegang tangan Gempa dengan sedikit keras yang membuat iris emas meringis.

"Kak jangan keras² dong megang tangan aku" rintis Gempa yang sedikit kesakitan. Taufan yang mendengar rintisan Gempa serentak berhenti memegang tangan Gempa.

"Im sorry, Gempa ku" kata Taufan diikuti menggaruk rambut nya meskipun ia tidak merasa gatal. Gempa hanya membalas perkataan Taufan dengan merotasi bola mata nya.

"Jadi, maksud 'sosok' itu, siapa Gem?" tanya Taufan dengan heran.

"Bukan nya aku sudah memberitahu ini pada mu, kak?" Gempa bertanya kembali pada kakaknya.

"Oh ayolah Gempa ceritakan apa yang kamu alami kemarin, dan siapa dia!" pinta Taufan dengan nada riang. Iris shappire membesarkan bola mata nya dan berbinar².

Gempa yang menatap Taufan yang membesarkan bola mata nya merotasi bola mata milik iris emas sendiri. Dan Gempa membalas. "Tch, kakak ingat kan? Kemarin aku pingsan tak sadarkan diri?"

Taufan mengangguk balasan Gempa.

"Aku pingsan, itu gara² 'sosok' itu."

Taufan yang mendengar Gempa mengatakan seperti itu masih belum mengerti. Ia masih berusaha mencerna apa yang di katakan oleh Gempa.

"Maksud? Ceritakan lebih jelas." tanya Taufan yang masih keheranan.

Gempa menarik napas melewati hidung nya dan menghela napas melewati mulut nya. "Jadi kemarin aku kan turun dari-"

"Kalian ngapain?" tanya Hali yang tiba² sudah berada di depan pintu kamar Beliung. Hali memotong perkataan Gempa, iris emas serentak terdiam dan menjadi patung.

"Oh kita lagi cerita-" Taufan masih belum menghabiskan perkataan nya. Mulut Taufan sudah di bekap oleh Gempa yang di sebelah nya. Hal itu membuat Hali menjadi bingung.

"Ah- enggak kok kak" ungkap Gempa berbohong dan tersenyum tipis.

"Terus, jika tidak apa². Kenapa kalian menjauh dari kita?" Hali bertanya kembali. Iris ruby tersenyum miring.

"Ini mau kok, ayo Gem" ajak Taufan seraya memegang kembali tangan Gempa dan berjalan ke kamar Beliung meninggalkan sang sulung.

"Tunggu dulu" celetuk Hali, Taufan dan Gempa yang mendengar celetuk Hali reflek berhenti dan membalik arah.

"Kenapa kak?" Gempa bertanya

"Mereka semua sudah pada turun ke lantai 3, di ruang santai" ungkap Hali. Taufan bertanya pada  si sulung.

"Lah? sejak kapan? perasaan gak ada yang keluar deh selain gw, Gempa dan lo" Taufan bertanya keheranan. Sama dengan Gempa, ia juga heran. Sebab, Taufan dan Gempa berbicara nya di depan pintu kamar Beliung, jadi jika ada yang keluar dari kamar, pasti Taufan dan Gempa tahu siapa yang keluar kamar.

"Tadi barusan, kalian pasti gak akan tahu, sudah cepat sana ke lantai 3" pinta Hali. Duo adik kakak mengangguk dan turun ke lantai 3 tempat saudara² dan teman² nya berkumpul meninggalkan Hali.

"Kalian kira, gw gak tahu gitu?.."

Perkemahan Klyra

   Sekarang, trio kakak ini sudah turun dari lantai 4 ke lantai 3. Posisi mereka, Taufan dan Gempa berada di depan dan saling berpegangan tangan, dan Hali berada di posisi terakhir.

Perkemahan Klyra [ OG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang