Part 02

1.8K 93 0
                                        

Gerimis mulai turun saat Laksmi dalam perjalan pulang setelah selesai berkeliling jualan jamu.

" Lah kok malah gerimis to " gumam Laksmi sambil menengadahkan kepalanya menatap langit yang tampak mendung sore itu.

Gadis ayu itu semakin mempercepat langkah kakinya bergegas pulang. Gadis itu tidak ingin jemuran yang susah payah dicucinya sejak subuh tadi menjadi basah kembali.

Saat sedang berjalan dengan tergesa, suara klakson mobil mengagetkan gadis itu. Laksmi reflek berjalan menyamping dekat selokan. Dan melihat siapa yang berada dibalik kemudi sopirnya. Pria tampan nan gagah, anak bungsu dari juragan Bustami. Pria yang menurut Laksmi pelit bicara dan terkesan dingin itu.

Laksmi memperlambat jalannya dan membiarkan sang pengemudi mobil itu berlalu melewatinya. Tanpa bertegur sapa apalagi sekedar menawarkan tumpangan untuknya.

Gadis itu kembali mempercepat langkahnya setelah mobil dan pemiliknya meninggalkan Laksmi jauh dibelakang. Tampaknya gerimis semakin deras.

***

" Assalamualaikum"  Laksmi mengucapkan salam saat dirinya sudah tiba dirumahnya.

" Walaikusalam, sudah pulang nduk ? " Sapa Rusmi.

" Sampun Buk, Ibuk sudah pulang dari tadi ? " Tanya Laksmi.

" Sudah. Wes ... Kamu langsung mandi saja.biar ndak masuk angin " titah Rusmi sambil menerima uluran bakulan dari tangan Laksmi.

Laksmi segera menuruti ucapan sang ibu, gadis itu masuk kedalam bilik kamarnya untuk mengahnduk handuk yang masih bersih meskipun sudah tampak sedikit usang.

Gadis itu masuk kedalam kamar mandi sederhana miliknya. hanya ada bak besar sebagai penampungan air dan closet jongkok yang masih cukup layak.

Laksmi meraih gayung dan menguyur seluruh tubuhnya. Sebenarnya Laksmi tidak terbiasa keramas saat sudah sore seperti ini. namun karena tadi dirinya kegerimisan, mau tak mau gadis itu membilas seluruh tubuhnya dari ujung rambutnya.

Kata orang, jika kegerimisan dan tidak keramas sekalian, bisa membuat pusing kepala. Tapi entahlah, itu hanyalah kepercayaan orang tua jaman dulu. Namun dirinya tetap melakukannya karena sudah terbiasa sejak kecil atas ucapan ibuknya.

Selesai mandi, Laksmi berganti pakaian rumahan yang masih layak dan bersih. Lahir di keluarga sederhana terkesan pas-pas membuat Laksmi harus pandai mengatur keuangan miliknya.

Termasuk untuk berbelanja kebutuhan pribadinya. Beli baju saja bisa dikatakan setahun sekali saat mendekati lebaran. Sebetulnya tabungan cukup jika mengharuskan gadis itu beberapa sebulan sekali beli baju.

Namun Laksmi memilih untuk menyimpan uang miliknya dan mengunakannya jika ada kebutuhan yang mendesak.

Contohnya saja, harus membeli kayu rusuk untuk Menganti rusuk atap rumahnya yang sudah saatnya diganti. Dirinya harus berbelanja bahan bangunan dan membayar tukang.

Terkadang sang ibu, Rusmi suka mengomeli Laksmi karena gadis itu terlalu berhemat. Sang ibu ingin anak gadisnya bisa memanjakan diri nya sendiri.

Namun jawaban Laksmi kala itu hanya membuat Rusmi mengalah dengan argumen sang anak.

" Wes to ibuk Ndak usah khawatir. Laksmi lebih suka menyimpan uang Laksmi daripada dihamburkan untuk beli baju. Padahal baju Laksmi masih cukup layak. Kalau memang kepengen nanti Laksmi pasti beli. " Jawab Laksmi kala itu.

kecantol Mas JuraganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang