Hilang Ingatan

96 0 0
                                    

Diana menatap Juno agar memeriksa nya, perlahan ia melepaskan pelukan sesaat dua langkah mundur untuk memberi ruang pada dokter.

"Sebentar saya periksa dulu ya." ucap Juno mengulas senyum. Entah tertujukan ke siapa.

'Sok profesional.' batin.

Menoleh ke arah wanita di belakangnya. "Maaf, saya ini adalah seorang dokter, jadi harus bersikap demikian." jelas Juno membuat Diana gelagapan ia ketahuan mengatainya.

Dokter kembali fokus melanjutkan pemeriksaan.

"Sekarang saya mau tanya siapa namamu tuan." tanya dokter pada Andre.

"Andre." singkatnya.

"Siapa nama orang tuamu." tanya dokter lagi. Andre menjawab dengan benar, dokter juga menanyakan siapa teman atau kerabat dekat termasuk istri, namun ada kejanggalan dari akhir pertanyaan.

"Siapa wanita ini." tanya dokter menunjuk Diana.

Kedua sudut bibirnya terangkat. "Dia kekasih, calon istriku."

"Istri." beo Diana.

Pefftt

Terlihat dari ujung sana David sedari tadi diam menahan tawanya, hampir saja kelepasan. Kan tidak mungkin tertawa tanpa alasan.

"Dav, kau kenapa? stress. Orang abangnya sadar malah ketawa." omel Andre menatap tajam bak mata elang.

"Iya ih, nyebelin kamu mas." sahut Diana melempar bantal sofa tepat mengenai lelaki itu.

Bruk

Aduh!

Hahaha

Tawa Juno kecil. "Lihatlah adikmu Ndre." ujar nya.

"Kau siapa."

Seketika tawanya memudar. "Ha. Lo nggak ngenalin gue." tunjuk diri sendiri.

"Lo kan cuma dokter pribadi gue. Jadi jangan sok akrab." datar Andre. "Kalian pergi gih! gue mau berduaan dengan pacarku." ujar nya dengan nada perintah.

"O oke. Kita pergi, kau istirahat dulu." pamit Juno satu tangan terangkat keatas pertanda setuju.

Diana melirik Juno yang hendak pergi ia meminta penjelasan apakah pemikiran nya saat ini benar adanya.

"Kak Jun." lirih Diana.

Dokter melangkah mundur berdiri di samping wanita yang menghentikan langkahnya.

"Kondisi nya cukup stabil." ucap Juno.

"Tapi kak kenapa dia menganggap aku sebagai pacarnya?" ujar Diana setengah berbisik membalas senyuman pria yang kini berbaring lemah itu.

"Jadi gini, berdasarkan dari hasil pemeriksaan tuan Andre mengalami amnesia." jelas nya.

Di jaman sekarang ada gitu lupa ingatan! pikir nya.

"Kamu jangan khawatir dulu, ini baru prediksi awal. Nanti akan melakukan  pemeriksaan lanjutan untuk pasien." jelas nya lagi.

Raut kebingunan tampak jelas. "Terus, yang bener gimana ini dok. Dia amnesia atau tidak."

Masih tak mengerti, jika benar adanya apa yang akan terjadi selanjutnya, bisa bisa setelah pria itu pulih dia akan langsung mengajak nikah.

"Semoga ini bersifat selamanya." mendapat tatapan tajam dari Diana."Maksud ku sementara, sensi amat jadi bininya, canda." lirih Juno sengaja mencairkan suasana.

"Gini loh, seseorang yang baru terbangun dari koma setelah tidak sadar dalam waktu cukup lama, apalagi ini sudah berbulan bulan terkadang memang seperti ini resikonya seperi orang linglung, hilang kesadaran bersifat sementara maupun bisa lama bahkan selamanya." jelas Juno hendak pergi.

'Apa, terus nasibku bagaimana? kenapa kak Jun bisa sesantai itu.' batin Diana frustasi, ingin rasanya ia berteriak sekeras mungkin.

Menahan bahu lelaki berseragam serba putih. "Kau mau kemana?" kata Diana tertahan dalam mulut menggetatkan giginya.

"Saya akan minta suster untuk memindahkan pasien ke ruang rawat." jawab Dr. Juno.

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang