[S2.Bab 23// Hiraeth]

2.4K 135 20
                                    


Kenyataan memang sesuatu yang tak seharusnya disembunyikan, apalagi di hadapan orang-orang yang kita sayangi. Gio sudah bertahun-tahun menahan rasa kesepiannya, hingga anak itu sampai tak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ibu. Ibu yang selalu ada di setiap saat dia membutuhkannya.

Gio menatap Malena lekat-lekat.
"Mama suster, Gio nggak mau jadi Poo yang kehilangan mamanya dan cuma bisa ketemu sama papanya. Gio mau jadi Roshan yang akhirnya bisa ketemu lagi dengan mama dan papanya."

Mendengar apa yang Gio ucapkan itu membuat Malena meneteskan air matanya lagi, karena dia sangat paham apa yang Gio katakan. Rupanya anak itu banyak belajar dari film yang ia tonton selama ini. Kerap Malena melihat Gio tampak sangat fokus saat menonton film animasi yang Malena pilihkan, karena Malena pikir Gio akan banyak belajar mengenai rasa kasih sayang dan melepas kesedihan dengan menonton film film tersebut.

Namun sepertinya ada beberapa film yang begitu membuat Gio terbawa dan merasa kehidupannya mirip dengan tokoh utama dalam film tersebut.
Seperti halnya tokoh Roshan dalam film Ice Age, seorang anak yang terpisah dari keluarganya yang akhirnya bisa berkumpul lagi dengan ayah ibunya setelah diselamatkan kawanan binatang purba.
Dan mungkin film Kungfu Panda memiliki cerita yang cukup menyedihkan untuk Gio meskipun film itu sangat lucu. Gio merasa dirinya mirip dengan Poo si panda yang hidup sebagai anak adopsi dari seorang bebek penjual pangsit, hingga pada akhirnya Poo bertemu dengan papa kandungnya dan harus mengetahui kalau ibunya sudah meninggal dalam sebuah penyerangan kawanan penjahat.

Malena tidak pernah menyangka kalau daya pikir Gio bisa sampai ke hal yang paling dalam seperti itu, dia melupakan kalau puteranya punya sifat perasa yang mungkin akan sangat rentan dengan kisah kisah bertema tentang keluarga yang selama ini memang tak pernah Gio miliki secara utuh.

Setiap anak akan belajar mengenai banyak hal dari apa yang ia lihat dan dengar, kemudian ia akan mengingat hal itu sampai ia dewasa nanti. Sama halnya dengan apa yang terjadi pada Gio. Anak itu mencerna semuanya dan membandingkan dengan kehidupannya.

Lekas Malena memeluk Gio dan membiarkan anak itu meraih pelukannya erat-erat dan merasakan kehangatan pelukan seorang ibu yang tak pernah Gio rasakan selama ini.

Sementara itu Jevano yang tak memahami sedikitpun kata-kata yang puteranya ucapkan, hanya menatap Malena dan Gio yang saling berpelukan.
Kemudian dia melihat ke arah Malena, mencoba mencari tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini. Jevano akan menyerahkan semuanya pada Malena, jika istrinya itu memang ingin mengungkap semuanya sekarang, Jevano pun tak akan melarangnya, karena sedikitnya dia paham bagaimana kondisi Gio sekarang.

Lalu Malena mengurai pelukannya dari tubuh kecil Gio. Wanita itu menggenggam tangan Gio dan tersenyum lirih.
"Gio... mama janji, Gio nggak akan jadi Roshan ataupun Poo, Gio akan jadi diri Gio sendiri. Karena Gio nggak akan pernah kehilangan papa ataupun mama."

Gio tertegun mendengarkan ucapan Malena sambil menangis. Lalu Malena menatap ke arah Jevano.
"Maaf kak, aku kayanya nggak bisa menyembunyikan semuanya lagi dari Gio, aku nggak pengen anakku harus terus dikasih harapan dan pada akhirnya dia akan ngerasa lelah."

Jevano memejamkan matanya beberapa saat, dan kemudian dia mengangguk. "Lakukan apapun yang menurut kamu itu terbaik buat Gio. Karena jujur aja aku nggak begitu paham soal apa yang kalian bicarakan dari tadi."

Malena tersenyum memahami, karena faktanya meski Jevano sudah berusaha maksimal untuk jadi ayah yang baik agar Gio tak kekurangan kasih sayang, namun tetap saja perannya sebagai ayah tak akan bisa mengisi peran seorang ibu yang Gio butuhkan. Seorang ayah seringnya kurang bisa memahami apa yang anaknya katakan, karena tugas mereka adalah di luar rumah mencari nafkah, justru ibu lah yang akan memahami setiap maksud dan keinginan anaknya.

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang