Danielle ingin masuk menjadi anggota cheerleader untuk tim basket di sekolahnya.
namun, dia menyesal karena harus menyerahkan kevirginannya pada kapten tim basket di sekolahnya.
Bagaimana kisahnya??
Danielle di telpon oleh kaka Kai, dia bilang Kai menangis histeris sambil menjedot-jedotkan kepalanya ke dinding setelah dia berusaha mengingat sesuatu di masa lalunya.
Danielle langsung datang ke rumah Kai, dia tidak bertemu dengan Hiyyih yang dulu temannya karena Hiyyih sedang s2 di luar negeri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Danielle melihat Kai di lantai sambil menangis. Dia memegang kepalanya kencang.
" Kai-ssi, ini aku dokter pribadimu. Dengarkan aku baik-baik, aku akan menyembuhkanmu, kau akan mengingat semuanya, tapi perlahan-lahan, kau percaya padaku kan?"
Kai menatap wajah Danielle dengan sendu, dia mulai tenang setelah Danielle memberikan afirmasi padanya.
Danielle lalu membawa Kai ke rumahnya yang di sana sudah ada tempat treatment untuk pasien seperti Kai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kai di suntik obat penenang dulu untuk saat ini. Lea masih mendampingi disana. Dia mulai percaya kalau Danielle bisa menangani Kai.
" Lea-ssi, aku akan merawatnya untuk sementara di rumahku, disini susternya ada 2, kau bisa percayakan padaku. Dia butuh observasi berkelanjutan, jadi aku harus selalu mengontrol keadaan setiap 3 jam sekali."
" Terima kasih dokter. Aku percaya padamu. Aku akan menjenguknya setiap hari, jika butuh sesuatu kabari saja aku. Aku akan segera kemari."
" Baik Lea-ssi."
Danielle melihat Lea pergi, dia lalu kembali ke ruang rawat Kai. Dia duduk di sebelah Kai sambil memandang wajah yang terlelap tidur itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
