Danielle ingin masuk menjadi anggota cheerleader untuk tim basket di sekolahnya.
namun, dia menyesal karena harus menyerahkan kevirginannya pada kapten tim basket di sekolahnya.
Bagaimana kisahnya??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Kita perlu menscan kepala suami anda dr. Danielle. Takut tambah parah lukanya." Ucap seorang dokter.
" Lakukanlah, apapun yang terbaik." Danielle ingin Kai sembuh, tapi dia takut Kai membencinya. Dia pasrah.
" Baiklah. Suster, tolong siapkan semua peralatannya. 3 jam lagi kita akan melakukan observasi menyeluruh."
" Siap dok." Mereka keluar dari ruang rawat Kai. Hanya Danielle disana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sayang bangun yuk. Aku sedang hamil. Kamu senang kan aku hamil." Danielle menyentuhkan tangan Kai ke perutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" 8 bulan lagi kita akan punya anak. Kamu mau anak laki-laki atau perempuan? Kalau anak laki-laki kamu ajarin basket yah biar tinggi kaya kamu sayang." Danielle terus berbicara dengan Kai yang matanya tertutup.
Danielle lalu di panggil oleh asistennya. Ada pasien ke ruangannya. Danielle langsung bergegas pergi dan meninggalkan Kai.
3 jam pasien tersebut berkonsultasi dengan Danielle. Dia memiliki trauma masa kecil. Saat selesai, Daniele kembali ke kamar rawat Kai. Kai sudah tidak ada. Danielle bertanya pada susternya, ternyata Kai sudah pergi saat bangun.
