Danielle ingin masuk menjadi anggota cheerleader untuk tim basket di sekolahnya.
namun, dia menyesal karena harus menyerahkan kevirginannya pada kapten tim basket di sekolahnya.
Bagaimana kisahnya??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Aku boleh gak panggil Danielle aja, biar tidak canggung." Mereka memang dulu teman, jadi bicarapun dengan bahasa informal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Tentu saja boleh, aku juga ingin bicara santai denganmu Haru. Oh iya, aku pulang duluan yah, pasienku ada di rumah, jadi aku tidak sampai sore di rumah sakit. Kamu nginep di hotel mana?"
" Di dekat sini."
" Oh gitu, mau makan malam di rumahku?"
" Memangnya boleh sama suami kamu? Aku sih mau mau aja, apalagi dari dulu aku mau ke rumah kamu, kamu selalu gak ngebolehin."
" hehehe, itu kan dulu, aku terlalu takut dengan laki-laki. Suami aku kayanya gak masalah kita kan teman sejawat." Danielle yang mulai percaya pada laki-laki mulai terbuka dengan pertemanan yang harusnya dia lakukan saat muda dulu.
" Oh, benar juga sih. Ya udah ayo."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Danielle menyiapkan masakannya di bantu pembantunya, Haruto menunggu di ruang tamu dan berkeliling ke taman dan kolam renang agar tidak merasa lama menunggu. Haru ingin sekali membantu Danielle, dia tidak nyaman melihat Danielle yang sedang hamil muda memasak untuknya, tapi dia takut suaminya salah paham jika dia dekat-dekat, Haru menjaga batasan itu.
