10. Tidak Tenang

118 19 8
                                    

Usai menutup toko, Sakura memutuskan untuk berjalan-jalan. Ia bosan dan ingin mencari-cari, siapa tahu dia mendapat informasi atau apapun itu.

Mata emeraldnya melihat-lihat sekitar dengan tatapan penasaran, namun ada jejak hati-hati waspada. Entah mengapa, ia merasa seperti sedang diawasi. Saat ia berjalan-jalan, seekor burung elang melintas. Mengingatkannya pada Kaisar kejam itu.

Uh, mendadak ia jadi merinding.

Sakura memasuki sebuah kedai, ia akan menikmati waktunya sendiri di sana. Ia akan makan, membeli pakaian, juga pergi ke toko yang menjual obat dan tanaman herbal.

Saat di kedai, Sakura melihat sekelilingnya. Ramai banyak orang yang datang untuk makan. Wajar, karena ini salah satu kedai terbaik di sini jadi banyak yang datang berkunjung.

Makanan yang dihidangkan pun lezat. Setidaknya tidak sehambar makanan yang pernah dimakannya di Istana Uchiha itu.

"Uh, mengingat tempat itu dan apa yang pernah dilakukannya membuatku trauma saja," gumam Sakura. Ia kembali menikmati makannya. Duduk sendirian di tempat yang tidak dikenal, tanpa orang yang dikenal... ketenangan yang tidak biasa.

Baru saja, saat Sakura tenang-tenangnya menikmati waktu sendirinya... dari arah pintu muncul orang-orang berseragam penjaga dan mereka berisik. Sakura mengernyitkan alisnya kesal, kemudian menoleh dan ia tercengang.

Ah, sial. Sepertinya hari tenangnya akan rusak karena kehadiran mereka. Itu karena ada Kidoomaru di sana, bersama teman-temannya.

Sakura segera memakai tudung jubahnya, berharap bisa menutupi agar tidak dikenali. Ia yang tadinya akan santai-santai, mengurungkan niatnya. Ia mempercepat acara makannya. Usai makan, ia pun segera pergi.

Begitu ia berhasil keluar dari kedai itu, ia melepas tudung jubahnya dan kemudian berniat mencari kain yang cocok untuk dijahit dan pakaian yang memang sudah jadi.

Warna-warna yang dijual kebanyakan berwarna gelap. Untuk warna-warna cerah tidak ada banyak. Mungkin menyesuaikan wilayah Kegelapan, jadi kain dan pakaian yang tersedia, kebanyakan gelap dan suram. Jadi, tidak heran kalau keberadaannya mencolok karena warna pakaiannya yang cerah. Rata-rata orang di sini memakai pakaian yang gelap dan suram.

"Nona, kau cantik sekali. Tampaknya kau bukan dari sini, ya?" kata pemilik toko pakaian itu. "Ah, iya. Saya memang bukan orang asli dari sini," jawab Sakura sambil tersenyum tipis. Penjual itu merekomendasikan beberapa yang berwarna gelap, namun memang cantik dan bagus. Sakura setuju saja. Ia harus menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya agar tidak mencolok dan bisa berbaur.

Usai berbelanja baju dan kain, Sakura pun pergi ke toko yang menjual tanaman herbal.

Tanaman herbal cukup mahal di sini. Memang di wilayah kegelapan juga ada tanaman obat, namun lebih banyak tanaman beracunnya. Kebanyakan tanaman herbal yang dijual di sini itu kiriman dari wilayah lain. Jadi, wajar saja jika harganya mahal.

Memang, di sini kaya akan kekayaan alam seperti emas, perak, tembaga, dan semacamnya. Namun, untuk herbal... agak kurang.

Sakura memilih-milih tanaman obat yang tersedia di toko. Orang-orang sekitar pun ada yang sama berbelanja sepertinya. Ada buah berry berwarna merah darah yang menarik perhatiannya. Ia belum pernah melihat buah berry semenarik itu dan ia sudah pastikan buah berry itu akan sangat berguna dalam pembuatan ramuan obatnya.

"Permisi, aku ingin bertanya, buah berry ini memiliki kelebihan apa?" tanya Sakura kepada pelayan toko. "Ini berry iblis, bisa meningkatkan kekuatan dan stamina. Tidak hanya itu, ini juga bisa membekukan darah dengan cepat," jelas pelayan toko.

Sakura mengusap dagunya lembut. Buah yang cantik namun dengan nama yang menyeramkan. Pasti berry ini merupakan tanaman obat yang tersedia di wilayah Kegelapan ini. Sudah pasti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rewrite The Stars (SasuSaku Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang