Dan di sinilah Sakura....
Di sebuah ruangan gelap. Ia dikurung!
Semua barang-barangnya disita dan dia dilemparkan kemari.
"Aku harus tetap tenang..." gumamnya. Jika orang lain, pasti akan merasa ketakutan. Memang sih, ia cukup merasa tertekan dan agak takut. Namun, ia tidak mau berlarut-larut. Lebih baik ia tenang, ia harus memikirkan cara supaya ia bisa keluar dari sini.
"Pasti mereka panik begitu tahu aku tertangkap. Ah, payah! Aku harus memikirkan cara keluar dari sini!"
Saat Sakura sibuk bergumam, ia bisa mendengar suara langkah kaki dan percakapan dari kejauhan. Orang biasa tidak akan bisa mendengarnya, namun ia berbeda...
"Periksa. Jika dia memang warga biasa, lukanya harus masih ada. Jika sudah membaik, bahkan sembuh, itu berarti dia memiliki kekuatan dan kemampuan. Sudah pasti mata-mata!"
Sakura melotot.
Sakura meraba bagian lengannya yang terbalut. Dalam gelap, ia berusaha melepaskannya dan berhasil. Lukanya sudah menutup dengan baik. Wah, sial sekali!
Sakura meraih jepit rambutnya. Kemudian, menusukkan sisi tajam jepitnya dan berupaya membentuk luka yang semirip mungkin seperti bekas kuku burung elang itu.
Memang, tidak diragukan. Walau ia menderita rasa sakit pun, Sakura menahannya dan terus membuat luka. Sembari mengira-ngira apakah lukanya cukup sesuai dengan luka cakaran burung elang itu. Setelah usai, ia mengelapkan darah yang berada di jepit ke kain balutannya yang pasti ternoda darah, kemudian memasang kembali balutannya dan memasang kembali jepitnya.
Langkah kaki semakin mendekat.
Dan...
Cahaya obor menerangi gelapnya ruangan itu. Sakura menatap takut ke arah cahaya dengan air mata yang tertahan, seolah ketakutan.
"Tuan, apakah kau yakin dia seorang mata-mata? Dia seperti wanita lemah bodoh yang hanya tahu cara berias diri dan bermanja-manja! Lihat saja, begitu cengeng!"
Dalam hati, Sakura mengumpati penjaga penjara itu. Namun, ia harus menahan dirinya.
"Ma-maafkan aku... hiks.... aku takut... hiks.... aku benar-benar minta maaf.. karena menodai peli-"
"Seret dia dan segera periksakan!"
Sakura melotot terkejut dan takut. Sebelum ia mengatakan sesuatu, penjaga itu datang menghampirinya, menyeretnya keluar dari ruangan itu. Penjaga itu menarik tangannya kuat, dan pas sekali di lengannya yang terluka.
"Hiks... sakit... jangan di sana... hiks..."
Sakura berusaha menahan air matanya. Ekspresinya jelas-jelas sangat kesakitan. Tampak sangat menyedihkan. Pertunjukkan yang sangat hebat!
Pria tampan yang berpakaian serba hitam itu hanya memandanginya dingin. Namun, jelas ada seringai meremehkan di sana. Pria itu tetap mengistruksikan bawahannya untuk memeriksa lukanya.
Penjaga itu melepaskan balutan kain dan saputangannya dengan kasar. Membuat Sakura menahan seruan kesakitan. Benar-benar menyebalkan! Walau ia memang kuat, namun ia tetap saja kesal. Ia seorang perempuan namun diperlakukan sekasar ini.
"Ah, Tuan, lukanya masih ada. Dan... tampaknya cukup parah."
Pria itu menatap ke arah lengannya yang terluka. Ia mengerutkan alisnya.
"Barang bawaannya pun tidak ada yang aneh. Hanya ada beberapa potong pakaian, perhiasan, tempat makan minum, dan beberapa tandan uang. Tidak ada yang mencurigakan. Tayuya sudah memeriksa tubuhnya dan tak ada sesuatu yang aneh." jelas penjaga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars (SasuSaku Fanfiction)
Fiksi PenggemarSakura mendapat tugas dari petinggi untuk membunuh pemimpin negara tetangga, Uchiha Sasuke. Sakura tidak repot menolaknya karena ia sendiri memiliki dendam tersendiri. Para pasukan Uchiha lah yang membunuh kedua orang tuanya, jadi mana mungkin ia be...