Sakura diturunkan, tidak, ditaruh di depan kios perhiasan miliknya.
Ya, Sasuke melepaskannya. Namun, lagi-lagi dengan cara yang tidak bermartabat. Sakura sudah seperti orang gila jalanan saja. Sebelum Sasuke menghilang, ia menyerahkan barang bawaannya dan bahkan permata yang Sakura ambil pun diberikan begitu saja.
Sakura yang masih setengah linglung dan sadar memandangi barang-barang di pangkuannya dengan tatapan kosong. Ia melihat sekelilingnya, malam ini begitu gelap dan sepi. Tidak ada seorang pun yang lewat. Itu bagus, jadi tidak ada orang yang mengetahui kalau ia sempat ditahan dan kemudian ditelantarkan di sini seperti orang hilang.
Walau begitu, Sakura tidak bisa gegabah. Ia masih diam sejenak, seperti sedang mencerna situasi yang dihadapinya, sebelum kemudian dengan langkah sempoyongan seperti orang linglung, berjalan di sekitar kios dan rumahnya, seperti mencari tahu atau apa... wajar, ia 'kan sedang berakting kalau dia gila. Jadi, ia tidak bisa langsung begitu saja masuk ke rumahnya.
Ia memeriksa barang bawaannya dan mengambil kunci. Ia berpura-pura mencoba setiap kunci yang ada untuk masuk. Begitu dapat, ia langsung masuk ke dalam rumahnya.
Ekspresi linglungnya menghilang seketika, tergantikan dengan ekspresi normal biasa dan bahkan ada seringai tipis di bibirnya. Namun, lagi-lagi dia harus berhati-hati. Ia yakin Sasuke pasti mengawasinya. Tidak mungkin Kaisar Uchiha itu dengan murah hati melepaskannya begitu saja. Pasti ia menempatkan mata-mata atau siapapun untuk mengawasinya.
Karena itu... Sakura memilih memulihkan dirinya di hari-hari itu. Ia belum membuka tokonya lagi. Saat ini ia sedang mengalami masa 'pemulihan'. Jadi, ia tidak bisa terburu-buru.
Sepanjang hari itu, Sakura memang memulihkan dirinya. Tekanan mental yang diberikan Sasuke saat itu memang tidak tertahankan. Jadi, untuk menenangkan sarafnya, ia menghabiskan waktunya dengan beristirahat, menikmati waktu sendirinya, berendam air hangat, beberes atau apalah. Namun, tetap, dengan hati-hati dan tidak menimbulkan kecurigaan.
Ia sesekali keluar rumah untuk mencari udara segar atau membeli makanan. Yang jelas berakting seolah ia sedang melihat hal-hal baru agar tidak mencurigakan.
"Ah, Nona yang menjual perhiasan itu, ya! Kau ke mana saja? Banyak orang-orang mencarimu demi perhiasanmu!"
Seorang Nyonya menyapanya saat tak sengaja bertemu dengannya.
"Ah, maafkan aku. Aku pergi untuk mencari material yang bagus untuk perhiasan terbaru. Namun, menemukan kendala selama perjalanan, jadi butuh waktu yang cukup lama untuk kembali," jawab Sakura sambil tersenyum meminta maaf.
"Wah, aku jadi tidak sabar. Segeralah buka! Aku tidak ingin ketinggalan demi koleksi terbaru!"
Sakura mengangguk. Setelah mengobrol sebentar, mereka pun berpisah. Sakura kembali ke rumahnya. Ia akan membuat perhiasan lagi. Sudah cukup untuk waktu pemulihan, saatnya membuka toko. Namun, ia tidak boleh menunjukkan kondisi bagus. Anggap ia cukup waras dan cukup stabil untuk kembali melanjutkan bisnisnya.
Berbeda dengan Sakura yang lancar dan damai...
Sasuke sendiri tampak tidak percaya. Setelah ia mengembalikan gadis itu, ia tidak muncul. Sasuke kira Sakura kabur. Tapi, ternyata tidak. Gadis itu memulihkan diri.
Tidak ada yang mencurigakan, semuanya normal kembali.
Walau begitu, tetap ada perbedaan. Tidak ada lagi keceriaan dan senyum di wajah itu. Bahkan ia tampak hati-hati saat berpapasan dengan orang lain. Senyumnya kaku dan ada jejak kekosongan di matanya.
Sepertinya efek dikurung itu benar-benar luar biasa. Bahkan bisa membuat kepribadiannya berubah.
Memang, Sasuke selama ini diam-diam mengawasinya. Kadang ia mengawasinya langsung atau membiarkan gagak dan elangnya mengawasi diam-diam. Memastikan tidak ada yang terlewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars (SasuSaku Fanfiction)
Fiksi PenggemarSakura mendapat tugas dari petinggi untuk membunuh pemimpin negara tetangga, Uchiha Sasuke. Sakura tidak repot menolaknya karena ia sendiri memiliki dendam tersendiri. Para pasukan Uchiha lah yang membunuh kedua orang tuanya, jadi mana mungkin ia be...