Chapter 4: Deep into my heart

141 3 0
                                    


Jika seekor burung ... ingin menuju ke tempat di mana seseorang sedang menunggunya,

dia akan terus mengepakan sayapnya, bahkan jika sayapnya patah.

* * * * *

Nan tidak bertemu dengan Dr. Tat selama seminggu karena ketidaksepakatan sebelumnya. Padahal, dia pernah membicarakannya beberapa kali. Tetapi karena Tat masih memandang keluarga sama pentingnya dengan mencintainya, maka tidak masuk akal bagi pria kecil itu untuk menyetujui usulannya.

Dia mencintai pria itu bahkan siap untuk memulai sebuah keluarga bersama.

Tapi itu tidak berarti dia bisa melakukan semuanya semudah yang dikatakan mulutnya. Nan harus membayar mahal untuk bisa melangkah ke jenjang itu karena keluarga tidak mengetahui mengenai hubungannya dan mereka menginginkan Tat untuk menikah dengan seorang wanita dan memiliki keturunan. Sampai saat dimana Tat memiliki keturunan, maka Nan harus siap menunggunya seorang diri.

Nan harus menanggung kenyataan bahwa dia akan menjadi simpanan. Tapi dia tidak bisa melakukannya karena dia membenci orang yang selama ini berstatus seperti itu. Jadi bagaimana mungkin dia biasa menjilat ludahnya sendiri dan berada pada posisi seperti seseorang yang dia benci?

Nan berjalan di sepanjang seperti mayat berjalan koridor gedung Fakultas kedokteran. Hari ini dia memiliki janji untuk makan dengan sahabatnya, Mork di kantin fakultas, setelah tidak bertemu satu sama lain selama hampir seminggu.

"Apa kau sudah lama menungguku?" Suara merdu itu menyapa sosok tinggi yang sedang duduk di sudut kantin.

"Tidak,"

"Kalau begitu aku akan memesan."

"Tunggu sebentar, kita pergi bersama," Kata Mork karena dia sedang sibuk menekan kalkulator dan menghitung rumus kalkulus yang membuatnya terlihat lebih tampan ketika sedang serius.

"Tampan seperti ini.... Kenapa kau tidak memiliki pacar? "

" Aku punya seseorang yang kusuka. "

" Siapa?" Nan akui kalau dia cukup terkejut dengan jawaban Mork

Dr, Suttaya atau biasa dipanggil Mork oleh teman dekatnya memang menyandang gelar Bulan kampus dan sangat populer dikalangan mahasiswa hingga dia memiliki puluhan ribu follower di media sosialnya. Tapi dia tidak pernah mengungkapkan ketertarikannya terhadap seseorang. Sampai hari ini....

"Tapi dia tidak menyukaiku."

"Siapa yang membuat pria paling hot di kampus menjadi tidak percaya diri seperti ini?"

"Dia tidak menyukaiku. Tapi menyukaimu, "

"Hah?"

Nan sangat terkejut dengan pernyataan Mork. nan sendiri adalah salah satu mahasiswa yang terkenal di kampus. Sejak masuk universitas, banyak orang yang mendekatinya tapi dia sangat sulit untuk membuka hati untuk menerima siapapun. Dia mungkin terlihat memiliki banyak teman dan diterima di circle manapun, namun dia hanya bisa berbicara dan berteman dengan Mork.

"Dia mengatakan kalau dia mencintaimu." Ujar Mork dengan ekspresi yang kelam.

"Hei, aku bahkan tidak kenal dengannya. Siapa dia?"

"Kau akan tahu." Jawab Mork.

Melihat sahabatnya seperti ini, Nan mengerti betapa Mork menyukai orang itu dan Nan tidak punya alasan untuk menjadi penghalang di dalam hubungan mereka berdua. Dia tidak ingin menjadi orang ketiga dan menghancurkan hidup seseorang karena kehadirannya.

"Mork, apa kau pernah membaca thread di Phantip?" Tanya Nan, mengganti topik pembicaraan.

"Tidak. Apa kau membacanya?"

WINTER PART 1 - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang