Mimpi Buruk

33 5 0
                                    

Warning ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning ⚠️

Dalam part ini ada tulisan yang mengandung sexual harassment

🏰

Pagi-pagi buta, matahari belum menyingsing di langit, Liese sudah terbangun. Dia terbiasa bangun sangat pagi ketika ayam belum berkokok.

Pagi itu dia membersihkan diri sebelum menuju ke dapur. Suhu masih cukup dingin tapi dia tidak peduli daripada menerima amarah yang tidak masuk akal. Setelah selesai membersihkan dirinya, meski dengan baju yang tetap sama, Liese menuju dapur meninggalkan kamar jeraminya yang keras. Sesampainya di dapur, belum ada siapa-siapa. Pelayan rumah bahkan belum bangun dari tidurnya. 

Liese menyenderkan punggungnya di dinding dapur. Berpikir apa yang harus dia lakukan terlebih dulu untuk menunggu perintah. Karena tidak tau apa yang harus dilakukan, Liese memilih berjalan-jalan mengitari area halaman rumah yang luas. Niatnya untuk melihat-lihat tapi hasil dari apa yang menjadi keputusannya tidak ada karena apa yang bisa dilihat ketika semua masih gelap? Liese kembali ke dapur. Lebih baik menunggu disana sampai ada orang yang datang. Dan pada akhirnya, salah satu pelayan datang tepat setelah suara ayam berkokok saling bersautan. Pelayan itu kemudian terkejut ketika pertama kali melihatnya disana.

"Dari kapan kamu ada disitu?" tanyanya.

"Saya tidak tau." balasnya. Liese tidak tau karena selain tidak ada jam yang menunjukkan waktu kapan dia ada disana, dia juga tidak bisa membaca. Hal ini dikarenakan Liese tidak pernah mendapatkan pendidikan yang layak dari kecil untuk sekedar membaca atau menulis.

Pelayan itu menggelengkan kepala. Gadis secantik dirinya harus menjadi gadis bodoh dan berakhir sebagai budak. Sungguh disayangkan. 

Namun pada akhirnya, mereka pergi ke pasar berdua membeli bahan untuk dimasak.

Selama perjalanan, pelayan rumah yang bernama Yumi berusia sekitar tiga puluh tahun menjelaskan banyak hal soal pekerjaan di rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama perjalanan, pelayan rumah yang bernama Yumi berusia sekitar tiga puluh tahun menjelaskan banyak hal soal pekerjaan di rumah itu. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dia juga memberikan arahan lain terkait rute yang harus diambil selama pergi ke luar rumah misalkan seperti ke pasar. Yumi salah satu penghuni rumah yang netral. Dia tidak terlalu baik ataupun terlalu buruk kepada siapa-siapa. Selama tidak merugikan dirinya, Yumi akan berlaku adil. Dan yang membedakan dirinya sebagai pelayan karena Yumi memiliki strata tingkatan yang lebih tinggi daripada Liese. Dia mengenyam pendidikan dan mempunyai keluarga sedangkan Liese tidak mempunyai keduanya. Makanya dia ditempatkan dan diperlakukan tidak secara manusiawi ketimbang yang lain.

Pasar cukup ramai. Itu adalah pasar yang Liese datangi bersama tuan pertamanya. Ingatan tentang dirinya dijual kepada tuan Rudy harus dia tepis. Lebih baik fokus untuk berbelanja sebelum Yumi memarahinya. Pasar di pagi hari lebih ramai ketimbang sore dimana dia lihat waktu itu. Bahkan mereka harus berjalan berdempetan untuk sekedar membeli bahan makanan seperti roti dan sayur-sayuran. Yumi berjalan paling depan demi menunjukkan jalan sembari memberinya pembelajaran. Selesai berbelanja mereka segera kembali. 

"Namamu siapa?" perbincangan selama perjalanan pulang.

"Liese."

"Itu saja?"

"Anneliese."

"Kamu tidak banyak bicara pada orang baru atau memang kamu anak yang pendiam seperti Vannia." 

Liese mengangkat bahunya sembari memegang keranjang dengan kedua tangannya. Dia tidak tau siapa Vannia. Mereka berjalan cukup jauh karena tidak memakai kereta kuda. Perjalanan yang dilalui cukup menyenangkan karena sejauh mata memandang hanya pepohonan yang rindang. Di sebelah jalan ada hutan kecil yang sering digunakan untuk berburu para bangsawan. 

"Aku dengar usiamu masih enam belas tahun." jawaban yang diberikan Liese hanya anggukan. Melihat bagaimana Liese merespon setiap pembicaraannya, Yumi memilih mengakhiri itu karena menurutnya Liese tidak seru. Mereka akhirnya diam selama menyusuri jalanan hingga pada saat yang tidak diduga, suara kuda terdengar lirih dari belakang. Tapak lari kuda yang samar perlahan kian jelas hingga dengung suara orang yang menunggangi ikut bersautan.

Yumi dan Liese yang menyadari itu kemudian membuka jalan untuk minggir. Dua sosok laki-laki muda yang menunggang kudanya masing-masing dengan setelan baju bagus. Dua orang itu terlihat berwibawa dan rupawan. Salah satunya terlihat lebih dominan dengan rambut coklat mengkilap. Dia sangat gagah menunggangi kudanya meski terlihat masih muda. Tanpa disadari, sosok itu melihat sekilas pada Liese yang tampak lusuh di matanya. Tidak ada kesan lain lalu mereka berlalu tanpa meninggalkan cerita yang mendebarkan.

Sesampainya di rumah, masing-masing mulai bekerja. Para pelayan rumah dipercayakan untuk memasak hidangan lalu Liese mengerjakan hal lain seperti bebersih rumah. Setengah jam kemudian para penghuni rumah bangun tepat di pukul tujuh pagi. Semua telah selesai dilakukan dan mereka menyantap sarapan dengan damai. Disana Liese baru melihat istri kedua tuannya. Masing-masing dari mereka mempunyai dua anak. Istri pertama memiliki dua putri yang telah beranjak remaja sedang istri kedua, anak pertama berusia sepuluh tahun berjenis kelamin laki-laki dan yang kedua berusia enam tahun dengan rupa yang cantik seperti ibunya.

Selesai sarapan, mereka langsung disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Entah apa yang dilakukan istri-istri dan anak-anak tuannya, yang pasti tuan Rudy terlihat sibuk oleh pekerjaannya yang mengharuskan dia pergi ke luar kota.

Semua berjalan lancar di hari pertama sampai malam pun tiba.

Kedamaian dan kelancaran di hari pertama harus ditelan pahit-pahit. Liese pikir hari pertamanya berjalan dengan baik tanpa siksaan dan cemoohan tetapi dia salah. Mimpi indahnya berubah menjadi mimpi buruk ketika tengah malam saat dirinya tengah tertidur lelap, tanpa sepengetahuan siapapun, tuan Rudy pulang dari luar kota dengan keadaan mabuk. Dan yang paling mengejutkan, pria itu tidak langsung menuju rumah utama melainkan malah diam-diam pergi ke gudang tempat Liese beristirahat. Entah apa yang dipikirkannya saat itu yang pasti pengaruh alkohol membuatnya menjadi pria kotor.

Dengan suara yang sangat pelan, Rudy mengendap-endap memasuki gudang. Membuka pintu dan menutupnya rapat-rapat. Tapi rencana yang disusunnya masih kurang sempurna karena dia lupa mengunci pintu. Lalu tanpa sepengetahuan Liese, Rudy menghampirinya dan langsung membekab mulutnya sampai gadis itu tersentak dan terbangun menemukan sosok tuannya sudah berusaha membuka baju miliknya.

Pikiran Liese kacau, siksaan di rumah tuan pertama terasa tidak buruk ketika sepasang matanya harus melihat tuannya tengah mencoba untuk melakukan hal bejad kepada dirinya yang tak berdaya. Setengah bajunya telah terbuka, tuan Rudy berusaha mencium lehernya. Liese tidak bisa berteriak, dia hanya meronta-ronta berusaha untuk lepas.

Di gudang yang gelap dan pengap itu dia berusaha mati-matian untuk kabur. Berusaha lepas dari cengkraman laki-laki serigala yang ingin menguasai tubuhnya.

Air mata turun deras membasahi pipi. Tubuhnya bergetar hebat karena usahanya terasa sia-sia. Sebagian besar baju atasnya telah lepas. Ada bercak merah bekas gigitan dan hisapan yang tertinggal di kulit putih pucatnya. Liese hampir menyerah ketika rok yang digunakan diangkat ke atas. Namun, ada satu celah yang dapat dia ambil ketika tuannya hendak melepas celana. Liese memberikan tendangan sekuat tenaga pada kemaluan pria itu sampai dia berjungkir balik mengerang kesakitan.

Tanpa berpikir panjang, Liese kabur. Pintu dapat dibuka dengan mudah. Dia amat bersyukur. Liese kabur dengan keadaan bertelanjang dada karena bajunya telah lepas dan robek di hampir sebagian besar kain tersebut. Dengan terlunta-lunta, sejauh kakinya membawa pergi, meski gelap membabi buta, dia tidak peduli. Yang tersemat di pikirannya adalah dia harus pergi sejauh mungkin.

Pergi menghilang dari rumah tersebut.

ANNELIESETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang