Pekerjaan

21 3 0
                                    

"Tunggu sebentar pangeran--" Anneliese dengan segera melepaskan tangannya dari genggaman Julian. Mengetahui itu, Julian baru menyadari apa yang dia lakukan. "--maaf atas kelancangan saya tapi sepertinya saya harus pulang. Lain kali saja jika saya masih diberikan kesempatan berkeliling bersama anda, saya akan melakukannya tanpa harus berpikir dua kali. Saya benar-benar tidak bisa sekarang." ucap Liese sebatas itu tanpa menjelaskan lebih kenapa dirinya mendadak berubah pikiran.

Julian karena masih malu atas apa yang dia perbuat kepadanya menjawab ucapan Liese dengan kaku, "Ah, oh, tidak masalah. Iya, mari saya antar ke depan." bukan hanya kata-katanya yang kaku, gerak tubuhnya pun demikian. Julian bergerak patah-patah seakan dia sedang merasa salah tingkah di hadapan gadis itu.

"Maafkan saya sekali lagi. Saya sangat tidak sopan menolak ajakan dari pangeran."

Tidak ada balasan selain Julian meringis canggung. Tiba-tiba rasa kedekatan yang terjalin sepersekian detik berubah menjadi asing. Tapi dirinya tidak bisa berbuat banyak karena memang mereka belum sedekat itu untuk berteman. Julian akhirnya mengantarkan Anneliese ke depan sampai di pelantaran istana sebelum gadis itu benar-benar pergi.

Sepeninggalan Liese, raut wajahnya berubah murung. Bukan tanpa alasan, Julian teringat ketika dia menggandeng tangan Liese tanpa ijin. Mungkin kenapa gadis itu berubah pikiran karena kelancangannya yang diluar prediksi. Julian lupa jika dia tidak boleh seenaknya memegang-megang tubuh seorang gadis yang baru dikenalnya sekalipun itu bukanlah hal yang ditentang dalam artian melecehkan.

"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Lilian ketika adiknya sampai di ruang kerja istana.

"Tidak ada."

"Ucapanmu bertentangan dengan apa yang kamu tunjukkan di wajahmu. Dan apa saja yang kamu lakukan sampai selama ini hanya untuk mengantarnya ke bibi Marina."

"Entahlah." Julian sedang tidak ingin membahasnya.

"Julian, sejak kapan kamu jadi dekat dengan gadis jelata seperti dia. Tingkahmu belakangan makin aneh setelah sering berpergian keluar istana."

Lagi-lagi kenapa Lilian harus membahasnya di saat moodnya sedang tidak terlalu bagus, tapi dia sendiri tadi sudah berjanji untuk menceritakan kepadanya, "Aku tidak akan menjelaskannya panjang lebar. Dia adalah gadis yang aku selamatkan saat pergi keluar. Sudah jangan bahas lagi soal ini. Aku akan fokus untuk mengerjakan bagianku dan kamu tolong diam--"

"Apa hubungannya dengan bibi Marina." kata-kata Julian dipotong. Lilian tidak peduli dengan permintaannya untuk diam tidak membahas soal itu.

Ya, mau bagaimana pun Lilian tetaplah Lilian, dia sama sekali tidak bisa dihentikan saat penasaran. Julian menghela napas panjang, dia harus lebih bersabar, "Aku menitipkannya disana."

"Di rumah bibi?"

"Iya, di rumah bibi. Sudah kan, jika kamu bertanya sekali lagi aku tidak akan menjawabnya!"

Lilian memutar bola mata. Dia menurut lalu memilih mengerjakan tugas yang diberikan oleh ayahnya ketika pergi bertugas di luar istana. Mereka berdua diam membuat ruangan itu hening. Hanya ada suara-suara pena yang tergores di kertas-kertas kerja. Ada juga suara halaman buku dibalik. Mereka bekerja dengan fokus tinggi sampai pergantian hari terlewati dengan cepat. Tidak terasa waktu bergerak menurunkan sinar matahari di ufuk barat. Lilian dan Julian saling pandang sebelum keduanya melakukan peregangan badan.

"Terima kasih kerjasamanya. Oh iya satu lagi, awas, dilarang keluar." ucapan terakhir dibumbui ancaman. Lilian menekankan ketegasannya. Setelah itu dia pergi untuk bebersih diri sebelum jam makan malam tiba.

Pekerjaan mereka selesai. Julian masih di tempatnya duduk. Otaknya berjalan kemana-mana soal tadi pagi. Entah kenapa dia tidak bisa berhenti memikirkan Anneliese. Apakah dirinya sedang merasa bersalah atau sebaliknya? Julian tidak tau tapi yang harus dia lakukan sekarang adalah pergi dari ruang kerja dan menyiapkan diri untuk makan malam seperti Lilian. Karena apapun yang dia pikirkan saat itu belum tentu menemukan jawaban soal kenapa dia tidak bisa berhenti memikirkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANNELIESETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang