✩₊˚04.⋆☾⋆⁺

33 14 2
                                    

Sang Pemenang

Lathan berjalan menggenggam pedang nya dengan perasaan terusik. Ada perasaan khawatir yang datang ketika Miethi terjatuh pingsan. Perasaan penasaran yang menghantuinya untuk tau kondisi Miethi saat ini.

Ia menatap tajam lawannya saat itu. Jujur ia tidak tertarik untuk unjuk kekuatan. Yang ia mau hanyalah menyelesaikan ini semua dengan cepat.

"Aku mohon muncullah, api ku" bisik Lathan pada dirinya sendiri.

Mungkin ini hanya imajinasi. Namun untuk sesaat, Lathan merasakan ada senyuman dari seseorang yang mengawasinya. Tanpa ia sadari perasaan itu berhasil membakar relaitas melewati tembok imajinasi dan menimbulkan sebuah efek api berwarna biru yang keluar dari pedang miliknya. Hal itu cukup menarik perhatian para juri.

"Api biru?!" Kejut Sulivian dalam hatinya ketika melihat hal tersebut.

Sedetik ketika lonceng dibunyikan, Lathan melesat dengan cepat menyerang lawannya. Namun pedangnya bisa di tangkis. Lathan menjaga jarak sambil menghitung langkahnya.

"Kau tidak harus menyerang dengan buru buru" Kekeh lawan Lathan.

Setelah ia bicara, sebuah api biru mengelilingi arena pertandingan dan melingkar di antara lawannya. Membuat sang lawan menutup mata agar tak terkena abu dari api. Sang lawan segera membuka mata ketika sebuah suara mendekati dirinya.

"Ini bukan buru-buru hanya saja kau terlalu lemah." Ucap Lathan yang entah muncul dari mana.

Ia menyibakan pedangnya dan membuat sang lawan terjatuh bersimpuh. Api biru miliknya itu pudar seraya Lathan pergi beranjak dari arena. Semua orang di buat takjub dengannya. Namun ada dua orang yang menatapnya dengan tatapan rancu yang entah apa artinya, terlihat sayu namun tajam. Sullivan dan Neyran menatap Lathan dengan cara seperti itu.

-🎠⚔️🌕-

Sampai di akhir pertandingan tersebut semua insan disana berkumpul menjadi satu menyaksikan papan nilai yang hasilnya sudah di ketahui dengan jelas. Walaupun begitu, beberapa dari mereka yang telah kalah menunggu keberuntungan mereka. Karena 3 dari mereka akan mendapatkan sebuah kartu emas untuk memasuki La-Citya walaupun kalah dalam pertandingan.

Noa dan Lathan berada di barisan yang cukup depan untuk melihat papan itu. Mereka bisa melihat dengan jelas nama-nama dan pemeringkatan kekuatan mereka. Dari 150 siswa yang di terima pada tahun ini, Lathan berhasil menduduki posisi kelima dan Noa berada di peringkat 10.

"WAHHH LIHAT ITU?! Kau berada di posisi ke-5!" Kagum Noa pada temannya itu.

Namun Lathan sama sekali tidak terlihat begitu. Keningnya berkerut karena kesal. Penyebabnya adalah karena matanya dapat melihat nama Neyran berada pada peringkat pertama. Noa menelan ludah melihat temannya itu, sungguh ia belum terbiasa dengan atmosfer Lathan yang mencekam. Saat melihat Lathan yang kesal, Noa tak sengaja melihat nama nama yang mendapatkan kartu emas.

"Mi-e-thi Hazel. OH ITU GADIS ITU!" Eja nya ketika melihat nama tersebut. Hal itu menarik perhatian Lathan.

"Ia lolos juga rupanya" Bisik Lathan yang mendadak berubah menjadi tenang.

"Wahh mereka beneran gila! Lawan nya juga masuk. Alaric Zaire juga dapat kartu emas" Ucap Noa dengan mata yang terbelalak ketika melihat papan nama itu.

Lunar Cycle : new moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang