Di bawah langit kelabu yang selalu menyimpan rahasia, seorang remaja lelaki berkelana di sekolah sihir, tempat para mimpi bertemu dalam satu garis tipis. Negeri itu bercerita tanpa suara, di balik gerbang tua dan lorong yang berbisik, di balik buku...
Melihat dua temannya tumbang tentu membuat dua orang sisanya tidak tinggal diam.
"Kurang ajar!" Kesal seseorang itu yang berada di belakang Neyran.
Ia berlari ke arah Neyran dengan pedangnya dan hendak menepisnya. Melihat itu Miethi sontak hendak melesatkan anak panah nya pada orang tersebut, namun kepala nya seakan bergema ketika ia menarik busurnya. Setelah ia mengeluarkan kekuatan yang besar nampaknya tubuhnya masih tidak kuat. Alhasil panahnya itu meleset dan hanya berhasil menggores lengan orang tersebut. Miethi bersandar ke batang pohon memegangi kepala nya yang menarik perhatian Noa.
"Kamu kenapa?" Tanya Noa yang hanya di jawab gelengan kepala oleh Miethi.
Panah Miethi memang tidak bisa menghentikanya, namun ada seorang yang nekat terjun turun dari atas pohon. Dan sayang sekali tepisan orang itu gagal setelah Lathan mendadak turun persis di belakang Neyran. Ia menahan pedang orang itu dengan pedang miliknya.
"Kau berhutang padaku." Ledeknya pada Neyran yang hanya di sauti senyuman olehnya. "Hmm, makasih."
Gadis itu mencoba untuk menjauh namun kakinya tidak sanggup berdiri. Hingga tubuhnya terasa menjadi begitu ringan. Sebuah tangan laki-laki tak di kenalnya itu meraih tubuhnya dan mendekapnya agar jauh dari pertarungan mereka. Neyran membawa nya menjauh dan menyenderkan gadis itu pada sebuah pohon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tunggu lah sebentar" Begitu ucapnya sebelum pergi.
Melihat Lathan yang kesulitan melawan dua orang sekaligus, membuat Noa ikut serta ingin membantu. Ia berusaha menuruni pohon itu perlahan. Namun dia tidak seperti Lathan yang gila karena meloncat dari ketinggian seperti itu. Atau seperti Neyran yang bisa mengendalikan angin.
"Orang gila. Kenapa dia bisa turun loncat dari pohon setinggi ini. Huft, andai ku bawa sapu ku." Gumam nya seraya menuruni pohon itu bak kukang.
Neyran yang kembali datang setelah menjauhkan gadis itu seakan tertangkap oleh radar Miethi. Dengan keyakinan penuh ia berteriak pada Neyran seraya terjun dari pohon.
"NEYRAN!" Teriak Miethi yang langsung di pahami oleh Neyran.
Dengan cepat Neyran menggunakan kekuatan angin nya agar menopang tubuh Miethi untuk tidak jatuh ke tanah. Ia memerintahkan angin untuk membawa Miethi turun. Dan ketika Lathan kesulitan melawan dua orang sekaligus. Miethi datang dengan angin milik Neyran. Ia membuat akar pohon disana menarik kaki salah satunya dan membidik orang itu ketika ia terjelit akar di angin. Dan dengan sekejap kedua orang itu dikalahkan.
Noa tercengang melihat hal itu, ia pun melakukan hal yang sama dengan Miethi meski semua musuh telah dikalahkan. Mendadak ia melepaskan pegangannya dari pohon itu dan meneriakan nama Neyran.
"Neyran!" Teriak Noa meminta tolong "Bodo amat, tolol, wlee" ledek Neyran membuat Noa gagal mendarat dan jatuh menyungsruk tanah.
Untung saja jarak nya dengan tanah tidak terlalu jauh sehingga itu tidak terlalu sakit. Hal itu tentu saja memicu emosi dari orang yang kakinya baru sembuh itu. Dengan wajah yang mencium tanah, ia mengangkat jari tengahnya pada Neyran yang terlihat menertawakannya itu.