02 : Missing Color

716 44 0
                                    

Tiga hari berlalu dalam sekejap mata. Thomas masih belum mendengar kabar dari Rafayel. Tanpa alternatif lain, dia kembali ke pulau itu. Di pantai yang tidak begitu jauh, sebatang dahan tebal menari-nari di atas pasir. Pria yang memegangnya berdiri sesekali untuk melihat gambar itu.

"Aku sudah mengatakannya sebelumnya, dan aku akan mengatakannya lagi. Semuanya sudah siap! Untuk apa aku berbohong padamu?" Thomas menggeser ponselnya dari kiri ke kanan, lalu dari kanan ke kiri. "Kamu tahu sifat temperamennya. Tidak ada yang boleh melihat lukisan itu sampai pembukaan pameran. Kalian semua sama saja." Mengakhiri panggilan teleponnya dengan manajer sponsor, Thomas berjalan ke arah pria yang sedang menggambar di pantai.

"Sudah tiga hari!" Thomas berkata ketika dia sudah dekat dengan Rafayel. "Tuan Seniman, kita punya empat hari lagi sampai pameran! Apa yang sedang kau lakukan sekarang?!"

"Apakah kau sudah buta?" Rafayel berdiri dan menyangga dahan pohon dengan tangan kanannya. Di kakinya, sebuah gambar laut berada di pasir.

"Seandainya saja kamu menggambar ini di pameran. Apa gunanya memajangnya di sini?" Setelah mengagumi karyanya, Thomas segera bertanya,

"Apakah kamu menemukan warna itu?"

Rafayel menghantamkan tongkatnya ke pasir dua kali. "Kalau sudah, aku tidak akan menggambar di sini," katanya, sedikit frustrasi.

Menghela napas, Thomas meletakkan tangannya di pinggang. "Ayo kita pergi ke pabrik pigmen milik temanku. Ada ribuan warna di sana. Kamu pasti akan menemukan yang kamu inginkan."

"Tidak," kata Rafayel. "Warna-warna itu telah dipilih berkali-kali oleh orang lain. Aku tidak akan pernah membiarkan warna-warna itu ada di dalam lukisanku."

Thomas menghela napas. "Aku tahu kau akan seperti ini. Aku tidak akan menyarankan hal ini jika aku bisa menunggu lebih lama lagi."

Sambil tertawa kecil, ia melanjutkan dengan nada sendu, "Kau memang seperti ini sejak pertama kali kita bertemu."

Menatap laut biru yang tak berujung, Thomas memejamkan matanya. "Aku ingat, saat itu, aku membandingkan diriku denganmu..."

Thomas mengenang saat-saat ketika dia masih bersemangat tentang seni.

Love and Deepspace Anecdotes : Rafayel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang