03 : Passionate Color

414 30 0
                                    

Pada sebuah acara amal, lukisannya secara kebetulan dipajang bersama lukisan Rafayel. Thomas pernah mendengar tentang Rafayel sebelumnya. Dia pikir dia memiliki kesempatan untuk melawannya. Jika lukisannya terjual dengan harga yang lebih tinggi daripada lukisan Rafayel, maka dia akan menjadi terkenal dalam semalam.

Dengan pemikiran itu, Thomas pergi ke pameran lebih awal. Kali ini, karya mereka memiliki nada yang sangat mirip. Setelah membandingkan keduanya, ia melihat bahwa karya Rafayel lebih unik, namun ia tidak mau mengakuinya. Thomas selalu menganggap karyanya lebih baik daripada karya orang lain. Namun, orang-orang yang mendekati kedua lukisan itu hanya mengagumi lukisan Rafayel dan mengabaikan lukisan Thomas.

Thomas meyakinkan dirinya sendiri. Orang-orang itu hanya peduli dengan nama Rafayel. Mereka tidak tahu apa-apa tentang makna seni yang sebenarnya.

Menjelang akhir pameran, seorang pria tua mendekati lukisan-lukisan itu. Thomas mengenali orang tua itu sebagai seorang kolektor seni yang terkenal. Akhirnya, seseorang yang mengerti seni. Ketika orang tua itu berhenti di depan dua lukisan, matanya hanya tertuju pada karya Rafayel. "Warna yang begitu bergairah. Hanya Tuan Rafayel yang bisa menyampaikan emosi seperti ini."

Thomas diliputi rasa cemburu. "Lukisan Pak Thomas juga cukup bagus, kan?"

Orang tua itu melepas kacamatanya. Ia melirik lukisan Thomas, melambaikan tangannya, dan berkata, "Warna merahnya sudah hilang."

Lukisan Thomas tidak terjual dengan harga yang bagus malam itu. Pada malam itu juga dia memutuskan untuk membiarkan dirinya untuk mengunjungi Rafayel.

Love and Deepspace Anecdotes : Rafayel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang