18 : Next Performance (last)

282 10 0
                                    


Pada saat Louis yang enggan mencapai dermaga, Rafayel sudah menaiki kapal yang akan berangkat dari Verona. Cuaca yang sempurna untuk berlayar ria dan cerah. Stasiun radio pelabuhan melanjutkan siaran 24 jam tentang warga yang menelepon.

"Ini adalah panggilan ke-176 tentang pertunjukan ulang tahun yang istimewa. Meskipun telah berakhir beberapa hari yang lalu, banyak penonton yang menyaksikannya secara langsung masih memujinya sebagai terobosan. Itu adalah kenangan yang tak terlupakan. Bahkan saya, Joanna, menyesal tidak menontonnya! Sekarang, mari kita terima panggilan berikutnya."

Setelah panggilan tersambung, suara di ujung sana terdengar tajam. "Oh, penyanyi opera itu, Mo! Dia benar-benar seorang sirene! Nyanyiannya bisa merayu dan membunuh! Aku akan mengikutinya selamanya-" Panggilan tiba-tiba terputus. Kedengarannya seperti seorang penggemar yang terobsesi telah kehilangan akal sehatnya dan sekarang menjadi gila.

Kapal berlayar selama berhari-hari di samudra biru yang luas. Akhirnya, cakrawala putih keperakan muncul.

Rafayel berdiri di atas dek, sebuah koper dengan jepitan emas yang indah di kakinya. Hal ini sering menarik perhatian penumpang lain.

"Para penumpang yang terhormat, tujuan kita, Kota Linkon, sudah di depan mata..."

Dia mengeluarkan setumpuk dokumen dan membakarnya. Abunya langsung terbawa angin laut. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah kartu nama dari tempat kartu dan membolak-balikkannya di antara jari-jarinya. Siapa yang tahu petunjuk detektif swasta itu, dalam beberapa aspek, lebih komprehensif daripada petunjuknya sendiri?

"Baiklah, aku akan turun dari kapal sekarang," katanya.

Burung camar yang mengikutinya sepanjang jalan dengan enggan meninggalkan bahunya. Mendekati pantai, angin laut berhembus. Sebuah foto dari saku baju Rafayel tertiup angin. Namun sebelum sempat terbang terlalu jauh, seekor burung camar menyambarnya dengan paruhnya dan mengembalikannya kepadanya.

Rafayel menatap gadis dalam foto itu, senyum menghiasi bibirnya. Dia membelai burung camar itu.

"Lain kali aku akan memberimu makanan ringan yang enak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love and Deepspace Anecdotes : Rafayel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang