09 : A New Player

233 15 0
                                    

Di dalam bilik pribadi di lantai dua The Nest, Rafayel duduk santai di sofa, sambil bermain-main dengan koin di tangannya.

"Tidak mudah untuk mendapatkan pertemuan dengan artis terkenal yang sedang naik daun," orang yang duduk di seberang berkata, sapaannya penuh dengan implikasi tersembunyi.

Rafayel tidak menatapnya saat ia meletakkan koin di atas meja. "Selama kau bisa memberikan informasi yang berharga, akan selalu ada kesempatan bagi kita untuk bertemu."

"Kuliah di Universitas Linkon sangat populer. Sepertinya kau membaca email yang kukirim."

Saat pria itu berbicara, dia mengeluarkan sebuah file. Dia membukanya, mengeluarkan beberapa foto, dan meletakkannya di atas meja.

"Ini yang kau minta. Cukup banyak orang yang mengawasinya. Dari apa yang ku lihat, beberapa orang telah merencanakannya selama bertahun-tahun. Mereka sedang menyiapkan segala sesuatunya."

"Benang-benang takdir telah memintal jaring di sekelilingnya. Kau terlambat memasuki permainan, tapi... Jika kita segera bertindak, kita mungkin bisa unggul dengan membuat yang lain lengah."

Rafayel mendengarkan dengan setengah hati, mengamati foto-foto itu tanpa emosi. Hal itu hanya akan menjadi sebuah pilihan yang terlambat, tetapi dia tidak perlu melakukannya.

Dia sudah berada dalam permainan sejak awal. "Apa yang kau punya pada yang lain?"

Pria itu mengangkat bahu. "Aku tidak bisa menggali lebih dalam lagi. Dengan status mu saat ini, Kau seharusnya memiliki lebih banyak koneksi daripada aku."

Dia mengeluarkan foto lain dan meletakkannya di sebelah kanan. "Ini bonus untukmu." Dia ada di dalam foto, diambil dari kejauhan.

Ekspresi Rafayel menjadi sedikit lebih dingin. "Aku yakin kalau aku sudah bilang untuk tidak mendekatinya."

"Dia tidak menyadarinya. Hanya seorang mahasiswa biasa, pergi ke kelas pada siang hari dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya sesudahnya. Dia terkadang ikut kegiatan ekstrakurikuler. Dia sama sekali tidak menyadari kita. Selain itu, apa dia tipemu?"

"Jangan tanyakan hal yang tidak perlu." Rafayel terkekeh. Ia mengambil foto gadis itu dan berdiri. "Dan jangan melakukan hal yang tidak perlu juga."

Tiba-tiba, api membakar berkas di tangan pria itu dan juga foto-foto di atas meja. Kobaran api itu sangat kuat dan menyilaukan. "Jika tidak, kau tidak akan pernah bisa bekerja dengan siapa pun lagi."

Love and Deepspace Anecdotes : Rafayel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang