Keceplosan

90 1 0
                                    

Sedari tadi Andre mondar mandir di depan pintu ruang pribadinya gelisah, hari ini dia sukses meraup beberapa investor asing untuk proyek pembangunan Villa.

Ingatan boleh saja bilang tetapi kepintaran tidak, kemampuan nya mampu menarik para pengusaha pengusaha besar dari negara luar dalam pertemuan singkat dari di ruang meeting.

Brugh

Akh!

Pekik nya memegangi kepalanya.

Dari luar ruangan seseorang datang tanpa mengetuk pintu lebih dulu, naas pria didalam jadi korban kecerobohan nya.

Kebiasaan dari dulu belum hilang juga, Morgan selalu masuk ke dalam ruangan bosnya tanpa permisi.

Tubuh Andre yang sedikit lemah karena masa pemulihan terpental jatuh tertelungkup mencium lantai.

"Morgan....!" teriak nya melirik tajam dengan ekor matanya ke arah asisten yang setia berdiri depan pintu.

Hemffp

Sepertinya sedang menahan tawa, kedua tangan menutupi bibirnya rapat rapat agar tidak menimbulkan suara.

"Tertawalah sepuasmu dan segeralah urus surat pengunduran diri." ancamnya.

"M maaf Tuan." ucap Morgan melipat bibirnya masuk ke dalam mulut.

"Tidak becus." umpat nya.

Dua tangan terulur untuk membantunya ditepis kasar, belum tau aja siapa.

"Singkirkan tanganmu! kau tau sopan santun kan." sentak Andre tertunduk memunggungi nya

"Perlu bantuan." tawarnya lagi kali ini bukan suara lelaki.

'Baby.' batin Andre mendongak keatas. Benar saja itu bukan asistennya tapi.

Hahaha

Tawa Morgan melihat ekpresi kaget bossnya ia bergegas kabur dari sana takut kena amukan, meninggalkan dua insan.

Menghindari masalah itu lebih baik!

"Kamu gak apa apa kan. Ada yang luka." ucap Diana menangkup wajah mantan kekasihnya.

Menggeleng ribut. "T tidak. Aku cuma kaget a aja." gugup.

"Ada apa kamu datang kesini?"

Tanya Andre mengalihkan pembicaraan.

"Oh... ini." memberikan dua bingkisan  paper bag berukuran sedang dan kecil.

Membuka isi paper bag itu senyum bahagia terukir kedua sudut bibirnya.

"Apa ini." senyumnya memudar setelah kotak berisi sedikit nasi, lauk pauk serta sayuran rebus berapur parutan kelapa.

Sedangkan Andre paling sulit makan sayur, apalagi salat menurutnya itu masih mentah, ada irisan daging juga di dalamnya.

"Itu namanya urap sayur. Bisa dibilang salad nya orang jawa." jelas Diana habis dari toilet untuk mencuci tangan.

Pria itu cuma manggut manggut, ini pertama kali dia melihat jenis makanan, menurutnya aneh. Orang campuran bule mana tau makanan begituan.

"Baby." merengek. "Masa kamu suruh aku makan makanan kampung." keluhnya menggeleng cepat.

Kotak berisi makanan itu ia letakkan keatas meja.

Diana mengambil nya. "Setidaknya kamu temani makan sedikit saja. Kau kan harus minum obat, nanti tambah sakit loh."

"Bagus dong!"

"Kok bagus, ingin masuk ke rumah sakit lagi, dirawat berbulan bulan, terus kau merepotkan aku lagi, asal kau tau." celoteh Diana berhenti sejenak menyangga dagu.

Ternyata membujuk orang dewasa untuk makan lebih sulit daripada putranya sendiri.

"Aku suapi mau." tawar Diana.

Pria itu tersenyum sumringah menikmati setiap suapan dari tangan wanita yang selalu ia anggap kekasihnya.

"Aku pulang ya. Kasian kak Juno kerepotan ngurus Putra dirumah." kata Diana selesai membereskan kotak makan ia masukkan lagi ke dalam paper bag.

"Siapa Putra." tanya Andre. "Anak nya Juno, dia sudah menikah."

"Hah!" kaget. 'Iyain aja deh.' batin Diana mengangguk ragu. Mau tidak mau ia terpaksa berbohong.

Tadi sewaktu di toilet tiba tiba ponselnya Diana bergetar, ada notifikasi pesan masuk dan bukan dia yang membacanya melainkan Andre.

"Iya." jawab nya cepat hendak pergi ia sampai lupa saat ini ada bayi gede yang perlu perhatian nya juga.

Dari belakang tangan kekar melingkar sempurna di pinggang ramping Diana Siapa lagi kalau bukan pria itu pelakunya.

"Aku ikut kamu boleh." pinta Andre memeluknya semakin erat.

Pelukan hangat seperti dulu waktu pacaran, sedikit posesif dan nyaman penuh kerinduan.

"Jadi lupa sekarang aku sudah punya anak." gumam nya keceplosan.

Melonggarkan tangan beralih menatap Diana penuh tanda tanya.

'Duh!'

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang