1.6

345 38 0
                                    

; ngobrol
.

Amara datang agak terlambat, Hugo sudah bersiap bersama dengan peserta yang lain. Putaran pertama ada sekitar 10 orang.

Ia langsung berlari ke garis finish dan tersenyum ke arah Hugo yang nampaknya sangat nervous.

"Ett bentar-bentar." Instruksi Amara pada wanita berpakaian seksi yang memegang bendera, ia berjalan menuju Hugo dan memberikan beberapa kata-kata.

"Ini debut doang, tujuan lo bukan menang, tapi belajar dulu dari yang pertama. Paham? Udah, jangan gregetan gitu." Hugo mengangguk dan Amara kembali ke pinggir jalan setelah memberikan tepukan beberapa kali ke punggung adiknya.

Terompet berbunyi, bendera di ayunkan dari atas ke bawah, seketika pada pengendara motor ini melaju dengan kecepatan tinggi berlomba siapa yang akan menyentuh garis finish pertama kali, serta bertahan dari para lawan.

"Lo rapih banget, dari mana?" Tanya Jeka.

Karena Amara masih menggunakan pakaian bahan kain, seperti one set celana dan kemeja berwarna coklat susu. Seperti bukan outfit Amara biasanya yang ia kenakan saat akan balapan.

Mereka kini sudah agak menjauh dari jalan. Ada Jeka dan Okta, Haikal, Jinan dan Gigi. Ya meski Jeka dan Jinan masih belum ada status apapun dalam hubungannya, tapi sejauh ini hubungan mereka baik dan dekat.

"Lo tau apa!? Ya Allah gue seneng banget demi apapun Jeka akhirnyaaaaa!" Temannya Hugo kini juga ikut ngumpul bersama mereka.

Siapa lagi kalau bukan para produser itu.

"Kenapa?"

"Ketemu idolanya." Okta bantu menjawab Jeka yang nggak habis pikir. Ini si Amara lagi jingkrak-jingkrak kesenangan kayak bocah dikasih beli es krim sepuluh biji.

"Siapa?" Tanya Jeka lagi.

"Huuuuu tadi gue foto sama om Rocky Gerung!!!! Ihhhhh akhirnyaaaaa!"

"Terus, tadi kan gue nanya, terus kata om Rocky, siapa nama kamu? Kek, WOI TOLONGLAH GUE MAU PINGSAN! Nggak peduli lah dia antara tertarik sama pertanyaan gue atau nggak suka."

"Berisik ih Ra!" Okta langsung memukul lengan sahabatnya itu. Amara sekarang membuka ponselnya dan menunjukkan video saat dirinya bertanya dan saat dia mengabadikan momen bersama idolanya.

"Hai Amara, lama nggak ketemu." Tiba-tiba suara orang lain menginterupsi mereka, spontan saja ya mereka menoleh mendapati Lando dan tiga orang lainnya.

"Hai, eh terakhir ketemu di Malang ya? Pas kelulusan lo." Amara berjabat tangan dengan Lando juga dengan tiga lainnya.

"Hesa."

"Yesa."

"Sadewa."

"Oyy Jeka, apa kabar?" Hesa langsung bertos-ria dengan Jeka, Haikal dan Jinan, begitu juga Sadewa.

Yesa juga dikenalkan dengan Gigi dan juga Okta. Lingkaran yang tadinya rame jadi tambah rame lagi, dan itu agak membuat Danny jadi agak kurang nyaman karena jadinya ia dan rekannya agak tersingkir.

Mereka kan tidak saling kenal, ini kan ranahnya mereka para-para pembalap gadungan ini.

"Yuk lah sesekali ke Jogja, gue ajak ke rumah nanti." Lando melancarkan aksinya. Bukan rahasia umum bagi Jeka dan kawan-kawan juga bagi para temannya Lando jika si bule Jogja itu naksir berat sama Amara.

"Izin tunangan gue dulu, tuh."

"Hah!?" Bukan hanya Lando, tapi semuanya yang ada disitu kaget, termasuk Danny sendiri yang ditunjuk sebagai tunangan pun kaget.

marry the Producer ; Choi Hyunsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang