Amara sedang makan dengan di suapin dady mahen, Amara buka tipe anak yang pilih pilih makanan jika makanan itu masih bisa dan layak di makan maka Amara akan dengan lahap memakan nya. Seperti sekarang dia sedang makan bubur yang di kasih suster dengan lahap nya meskipun rasanya hambar.
"Umh cudah abic yey" Sorak Amara dengan senang membuat dady mahen tersenyum.
"Rara pinter makan nya" Puji rian sambil mengelus kepala Amara.
"Hehe, coalna thalo di buang tu ndak baik! Kacian nanti angis matanan na" Ujar rara diangguki rian.
Ceklek.
"Abang kay!" Panggil Amara senang, saat melihat kaitu masuk kedalam ruangan nya.
"Hai syang, gmna keadaan rara sekarang hm?" Tanya kairy sebari memeluk Amara singkat.
"Baik abang than lala kuat taya cupelmen hehe" Amara tersenyum sebari menampilkan gigi rapi nya.
"Haha iya deh, mkan nya udah habis?" Tanya kairy diangguki Amara.
"Mnum obat dlu ra" titah arion.
"Obat tu apa?" Tanya Amara bingung membuat mereka mengernyitkan dahinya.
"Loh rara ga tau obat itu apa?" Tanya rian heran, lantas selama ini jika Amara sakit dia minum obat apa? Pikirnya.
"Ndak mang apa?" Amara menggelengkan kepalanya tanda tak tau.
"Trus slama ini klo rara skit, rara mnum apa biar sembuh?" Timpal dady mahen.
"Umh ndak ada, cakit na nanti ilang cemdili kok" Jawabnya.
"Hahh.. " sial jadi jika Amara sakit pun mereka tak memberikan nya obat biadab! Gumam dady mahen.
"Obat itu membantu kita untuk menghilangkan rasa sakit nya jadi klo rara mau sembuh rara harus mnum obat nya ya" titah dady mahen.
"Owh gitu, ya cudah lala mau bial cepet cembuh dan bica jualan lagi" Ujar nya semangat yang tanpa sadar membuat mereka menatap nya tajam.
"Jualan lagi? Jangan harap kamu bisa lepas syang" batin dady mahen tajam.
"Sial gua bakar aja kli ya toko risol nya" Gumam rian sebari tersenyum smirk.
"Dady ics ana obat na!" ujar Amara dengan kesal.
"Ah iya ini syang"dady Mahen membantu Amara meminum obat nya.
"Huek pait hiks ndak cuka!" Ujar Amara sebari membuang muka nya kesamping.
"Satu lagi syang, yang ini mnis ga kaya yang tadi".
"Ndak mawu dady pacti boong!" Amara menggelengkan kepalanya brutal.
"Ngak syang, klo dady boong biar abang pukul" Timpal kairy.
"Heh enak sja!".
"Umh ya cudah deh lala mawu hehe, ana dady aaa" Amara membuka mulutnya dan dengan segeran dady mahen memberikan Amara obat kedua nya.
"Gmna manis kan?" Tanya dady mahen.
"Umh iya hehe manicc taya lala><" Ujar amara membuat mereka terkekeh gemas.
"Haha iya deh ywdah sekarang Amara tdur ya biar lebih enakan badan nya" Ujar kairy membuat Amara merengut kesal.
"Ics apacih abng tan lala ady cudah tidul!".
"Rara hrus tdur ya? Nnti sore ada yang mau kesini loh" Ujar arion membuat Amara berbinar.
"Ciapa abnggg?" Tanya Amara semangat.
"Rahasia kmu pasti seneng klo ketemu dia dan dia bakal jadi teman kamu lohh" Ujar rion.
"eman? Wahhh lala mawuuu ketemu diaaa".
"Ywdah sekarang Rara hrus tdur ya" Titah dady mahen diangguki Amara.
Amara dengan cepat menutup matanya untuk menyelami mimpinya sebenarnya dia penasaran siapa yang akan menjadi teman nya itu.
"Sthhh siapa yang abng mksud?" Tanya rian penasaran.
"Angkasa".
"Njir yang bner aja bang, anak kulkas kek dia jadi temen Rara? Yang bener aja rugi donggg" Ujar rian dengan ngegas.
"Hm".
"Diem! Kay mau cerita tentang Amara" ujar kairy tegas.
"Hm apa?" mereka diam untuk mendengarkan penjelasan dari kairy mengenai Amara.
"Raraa....... "
Flashback on
"Jadi begini tuan muda, Sya ingin menanyakan sesuatu apakah nona muda memiliki penyakit bawaan?" Tanya sang dokter sambil mengeluarkan sebuah surat.
"Penyakit? Semacam apa?" Tanya kairy.
"Setelah mengecek ulang hasil pemeriksaan saya ternyata nona muda mempunyai penyakit Congenital heart disease atau penyakit jantung bawaan, penyakit ini adalah salah satu jenis penyakit jantung yang paling umum terjadi dan dimiliki penderitanya sejak lahir. Penyebab penyakit jantung bawaan adalah adanya kelainan perkembangan struktur organ yang dapat memengaruhi fungsinya" .
Deg.
"Jngan bercanda sialan!" Sentak kairy tak Terima.
"Sya tidak sedang bercanda".
"A-apa lagi ini sialan" Gumam kairy sebari mengepalkan tangan nya.
"Jdi apa yang akan terjadi sama adek sya? Dan bagaimana menyembuhkan nya?" Tanya kairy tak sabaran.
"Pasien akan mudah kelelahan dan pingsan, untuk lebih lanjut nya anda bisa menanyakan nya langsung pada dokter jantung".
Kairy terdiam dalam lamunan nya, anak sekecil Amara harus mempunyai penyakit yang serius? Bagaimana bisa hidup nya sesulit ini.
Flashback off.
Mereka tertegun mendengarkan penjelasan dari kairy mengapa? Mengapa ini semua terjadi pada Amara nya mereka? Amara harus menanggung rasa sakit nya sendiri? Dunia ini sungguh tak adil! Amara masih kecil namun cobaan nya begitu berat.
Rian mengusap ujung matanya yang ingin mengeluarkan air mata ia terkekeh miris "penyihir kecil gua udah menderita di tambah lagi sekarang sama penyakit nya benar-benar sialan!!!!!!".
"Kta akan membawa rara ke dokter jantung, sya tidak ingin penyakit sialan itu merebut rara dari kita!" Ujar dady mahen datar.
"Kmu kuat syang, tolong bertahan smpe kmu benar² smbuh" Gumam Arion.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amara
General FictionAmara lovita gadis kecil berusia 4 tahun yang harus banting tulang untuk kedua kaka tirinya. Si kecil penjual risol yang ingin memiliki hidup bahagia dan di sayangi orang di sekitarnya. Hidup yang selalu dijadikan budak uang oleh kedua kakanya, caci...