07

298 17 0
                                    

"BUNAAA AYOO BELI MI AYAMMM, PAPAAA RENJAAA BUNAAAA AAAAA"

Teriack chava dari lantai 2, bunanya cuman bisa nutup telinga sambil merem, takut kaca dirumah pecah karena teriakan melengking anaknya.

Sesampainya di tempat jualan mi ayam langganan mereka, chava sama renja langsung duduk, buna sama papanya chava yang mesen mi ayamnya. Eh pas buna dan papanya lagi mesen, malah ketemu sama temennya, tebak temennya siapa?

BENER! temannya adalah mamanya jaevan dan papanya jaevan! DAN ANAKNYA JUGA!

Chava awalnya ga nyadar, tapi pas dia liat dia langsung panik lah jir. Dia nyenggol lengan renja pelan.

"Apasi chav, lagi nonton ni!"

Ucap renja dengan kesal.

"Ituuu renja! Ada si bajingan itu! Aghh anjing lahh!!"

Balas chava sambil natap sini ke arah jaevan. Plot twist, akhirnya semuanya duduk di meja yang sama, keluarga chava, jaevan, sama renja yang sendiri karena keluarganya ga ikut.

Jaevan yang daritadi murung akhirnya buka suara.

"C-Chava.. u-udah lama ya? K-Kita ga ketemu...?"

Jaevan bilang sambil liat ke arah chava, yang dibalas tatapan sinis dari chava.

"Hah, iya ya? Udah lama? Bahkan gua udah ga kenal lagi sama lo. Eh, emang kita pernah kenal ya?"

Balas chava sambil lanjut memakan mi ayam nya

"Pertempuran akan dimulai..."

Batin renja.

"Um... K-Kamu lupa ya sama jaevan...?"

Kata jaevan lagi, masih mencoba untuk mengajak chava berbicara.

"Emang kita pernah kenal?"

Tanya chava dengan nada yang sarkas.

"Udah deh ya, gausah ganggu gua lagi. Gua gapernah kenal sama lo."

Kata chava, lalu ngelanjutin makannya. Yang lain diem doang, karena yang mereka inget, chava benci banget sama jaevan. Setelah makan mi ayam, chava minta buat turun di rumahnya renja, mau main katanya, trus dia badmood jadi ga mau jalan jalan.

"Om lucas sama tante uwu mana renn?"

Tanya chava sambil ngelepasin sepatunya dan masuk ke rumah renja.

"Mereka keluar kotaa, renja sendiri di rumahh"

Jawab renja, sambil berjalan menuju kamarnya diikuti oleh chava. pas udah sampe di kamar, mulailah tu mereka cerita cerita.

"Tau ga radar in? Waktu kamu pergi itu, si jaevan. Nangis terus, kata tante naren, dia nangis tiap malem sampe pagi. Hampir seminggu. Akhirnya dia masuk rumah sakit karena itu."

Jelas renja dengan pelan dan nada yang sedikit sedi

"Dih? Lebay amay dia"

Kata chava lagi, padahal dalam hatinya dia kasian dan merasa bersalah

"Ah tapi bodola, salah dia juga uda nyakitin eraa."

Sambung renja, chava ngangguk dan ketawa

Malemnya, dia diajak ke rumah jaevan, lebih ke rumah ortunya si. Mau ngambil motor hehe, kan udah dijanjiin.

Jaevan ga ada di rumah, dia nginap di rumah "cewenya" itu katanya si.

Pas uda nyampe disitu, chava langsung keliling keliling rumah nya, kangen banget dia katanya. Dia nyusurin tiap sudut rumah itu sampe di lantai dua dia ngeliat ada kamar yang tulisannya "jaevan" hm.. penasaran tuh dia, dia buka la tu kamar trus dia masuk. Baru aja masuk dia serasa ngeliat hantu, masalahnya ada muka dia yang segede gaban diatas tempat tidurnya renja, ada yang diatas bener bener di atas gitu. Kaya di atapnya. Kaget dong dia. Njing, serem juga. Trus chava masuk lagi. Lebih dalam, dia nemuin buku diary nya jaevan, sama chava waktu mereka masih remaja, jujur itu lucu, dia balik lembar demi lembar, sampe dia ngeliat, ada yang baru. Dia baca lah.

"Jaevan nyesel uda nyakitin chava. Jaevan sedih chava benci jaevan. Jaevan tau jaevan salah. Tapi jangan kaya gini... Emangnya ga boleh kah kita ulang dari awal? Chava?? Tolong balik... Udah tiga tahun kamu ga disini.. tolong.. jaevan kangen. Jaevan kangen pelukan kamu. Jaevan kangen ketawa kamu. Jaevan kangen sama senyuman kamu yang paling indah. Please.. come back to me love.. forgive me.."

-jaevan.

Chava yang ngeliat itu bingung, dia harus ngerasa gimana? Akhirnya dia mutusin buat megang buku diary itu di tangannya, lalu liat liat lagi isi kamar jaevan, ada sesuatu yang menarik perhatiannya, ada kardus di bawah tempat tidue jaevan, saat dia liat, ada botol alkohol dan sampah bungkus rokok.

Padahal dulu jaevan janji ke chava kalo dia ga bakal nyentuh alkohol dan rokok. Tapi dia ingkar.

Pas lagi duduk sambil liat liat itu, jaevan udah ada di depan pintu kamarnya. Chava ga nyadar, dan tetap liatin kardus itu. Seketika chava kaget, dia ngerasa ada orang yang berdiri di belakang nya. Dia ga tau itu siapa, pas berbalik, dia ngeliat jaevan. Posisinya si jaevan berdiri di depan muka chava, chava duduk bersandar ke ranjang jaevan.
Kaya mau anu gitu.

"Ngapain lo dikamar gua?"

Kata jaevan sambil nunduk.

"Umm... T-Tadi liat liat doang..."

Balas chava, tapi.. ada yang aneh.. bau jaevan seperti alkohol, apa dia mabuk? Batin chava

"L-Lo mabuk? Um... Awas.. gua mau pulang.."

Jawab chava, tak berani menatap langsung manik milik jaevan.

"Bukan urusan lo."

Kata jaevan sambil menunduk, dan perlahan berlutut di hadapan chava, tangannya dia letakkan di tepian kasur untuk mengukung chava. Chava panik. Dia langsung ngeliat ke kanan dan kiri. Berusaha buat ngelepasin tangan jaevan biar dia bisa keluar. Dia ngelirik ke arah pintu yang udah ketutup, dan mungkin kekunci.

"L-Lepasin gua jae... Gua mau pulang..."

Lirih chava karena dia ketakutan.

"Ga.. lo itu punya gua chava... Gua ga bakal lepasin lo sekarang! Gua bakal kurung lo disini! Gua bakal tahan kaki dan tangan lo pake rantai! Jangan harap lo bisa keluar!"

Bentak jaevan, chava kaget lah, dan takut juga. Kenapa si jaevan ini jadi kek gini.. batinnya. Pas chava lengah jaevan ngedeketin mukanya sama chava. Dan...

.

.

.

.

.

"Ummhh.. humpp!!" Chava merem, dia gabisa nafas, dia kehabisan oksigen, dia lupa cara bernafas pake hidungnya. Jaevan melanjutkan aksinya. Dia menyatukan bibirnya dan milik chava, lalu melumat kasar bibir chava yang pink kemerah merahan itu. Setelah mendengar chava yang memberontak, jaevan menghentikan lumatannya, dan memisahkan bibirnya dari milik chava. Mengakhiri kegiatan itu. Selang beberapa detik kemudian, jaevan pingsan dengan kepala yang sudah bersandar di bahu chava. Chava shock dengan hal itu, kemudian langsung sadar lagi karena buna dan papinya meneriaki namanya dari luar kamar.

Hehe... Tenang... Nanti sad end kok... '^'

Muak [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang