Prolog

382 62 4
                                    

Recomend Song : Just A Dream- Xeva Al Gazel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Recomend Song : Just A Dream- Xeva Al Gazel

Bandung, 25 December 2030

Pemakaman pada hari itu sangatlah suram seakan tahu perasaan yang sedang Nadine rasakan. Menatap kosong makam yang terlihat masih baru berada di tempat ini beberapa menit yang lalu. Seakan semesta mentertawakan dirinya, takdir macam apa yang menimpanya saat ini.

Ramai orang berlalu lalang untuk kembali ke rumah tidak membuat Nadine beranjak dari pemakaman. Tangisnya tak keluar sama sekali, ataukah mungkin ia sudah tak dapat bersedih lagi. Hatinya sangat sakit dan sesak, sebenarnya berapa harga yang harus Nadine bayar agar sosok di dalam kubur itu dapat hidup kembali.

Beberapa memori memasuki paksa ingatannya.

Flashback

Bandung, 13 Maret 2025
Hari kelulusan sekolah.

Di sana, ia menatap senyuman yang sejak dahulu selalu ia simpan rapi di dalam hatinya. Bahkan suara kepala sekolah yang sedang berpidato di depan podium tak dapat mengalihkan atensinya barang sedetikpun.

Tepukan di pundaknya kian mengeras seiring suara bisikan yang memanggil namanya.

"Dinee...setelah ini mau lanjut kemana?." Tanya Kanaya, satu satunya sahabat yang ia miliki semasa bangku sekolah menengah atas.

Kepalanya menoleh. "Mungkin di ITB yang deket aja." Ucapnya.

Lagi lagi atensinya kembali ke arah sosok laki laki yang masih berbincang-bincang dengan beberapa sahabat lelaki itu. Kadang ia tertawa, kadang ia sedikit menggerutu dan tak ayal ia terdiam. Membuat Nadine ikut merasakan semua hal yang lelaki itu rasakan.

Ambivalence EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang