presma jeno
tekhnik Haechan
.....
"BARISAN NOMER DUA DARI BELANG."
Haechan menotice bahwa yang dipanggil adalah dirinya, lantas mengangkat tangan dengan percaya diri.
"Lo manggil gue?" Tanya Haechan santai.
"Adap lo dimana?"
"Lah gue salah?"
"Maju sini lo anjing." Emosi milik lelaki yang lebih tua satu tahun dari Haechan, tidak bisa ditahan, menguar begitu saja kala Haechan menunjukkan sikap kurang ajar.
Jeno yang melihat kedua adik tingkat nya bertengkar langsung mengambil tindakan.
"Jangan pakai ngomong kasar, ikutin SOP nya." Kata Jeno memperingati panitia.
(Standar Operasional Prosedur merupakan sebuah panduan yang bertujuan memastikan pekerjaan dan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar.)
Jeno berjalan menuju Haechan yang sama sekali tidak menunjukan wajah takut sedikitpun.
"Lo gak tau aturan? Jangan seenaknya jadi orang." Jeno mencengkeram kuat tangan Haechan.
Haechan mengeluarkan smirk andalan, "Gue patuh? Sorry, gue bukan babu lo semua yang seenaknya bisa disuruh-suruh."
"Lo ospek dan acara ini wajar."
Haechan tidak terima dengan apa yang dikatakan, "Wajar? Lo bilang ini wajar?"
"Lo Cuma maba disini."
"dan dengan lo yang presma itu lo bisa seenaknya sama kita?"
Sebelum Jeno mengeluarkan perkataannya, Haechan terlebih dulu memotong.
"Acara lo ini gak masuk diakal." Haechan menunjuk kating yang berada dipojok, "Aturan yang nyuruh beliin makanan pakai uang mahasiswa ospek? Aturan yang nyuruh lari lapangan 10x padahal ada mahasiswa yang ngeluh gak kuat tapi dipaksa sampai pingsan? Aturan yang minta bayar 400 biar bebas dari kemarahan kating. Lo pikir itu wajar?"
kating = kakak tingkat/senior.
Fakta yang dikemukakan oleh Haechan membuat semua bungkam, tidak ada yang seberani itu untuk mengadukan langsung kepada presma.
"Acara sampah." Ucap Haechan lalu kembali duduk ketempat semula, "Ayo dilanjut, gue gak sabar liat ada pertunjukan apa habis ini."
Jeno membeku mendengar semua yang dibeberkan Haechan. Jeno sangat mengenali Haechan, anak itu tidak pernah sekalipun bohong terhadapnya.
Jeno membalikkan tubuh, menghadap semua anak buahnya, "Acara selesai, jangan ada yang pulang. Kita rapat." Kata Jeno tegas.
"dan buat lo, temui gue di jam istirahat. Gue tunggu disamping fakultas hukum." Jeno menunjuk kearah Haechan, yang hanya dijawab dengan mengendikan pundak.
"Okey." Kata Haechan singkat.
.....
"Mau apa lo?" Haechan menepati perkataan Jeno untuk bertemu dengan laki-lai yang menjabat sebagai presiden mahasiswa itu.
"Yang sopan, gue ini abang lo." Jeno memperingati.
"Gue gak punya abang." Kata Haechan santai tapi nadanya terdengar getir.
Jeno tidak menggubris perkataan adiknya, "Lo diapain sama mereka?"
![](https://img.wattpad.com/cover/356528677-288-k375773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT (Lee Haechan)
General FictionGue tau ini gila, bikin book ketiga disaat book yang lainnya masih terbengkalai. Tapi sumpah kadang ada aja ide yang muncul diluar skrip. hehe sory yaaaa. ENJOYYYYYY MY BABY