CEKLEK
Pintu terbuka, menampilkan sosok kecil yang tak lebih tinggi dari kaki milik laki-laki yang sedang bergumul dengan tumpukan kertas di meja kerja.
Anak kecil itu memakai hoodie pink dengan permen yang ada dimulut nya.
"Sudah papa bilang berapa kali kalau jangan banyak-banyak makan permen." Kata Jaehyun memperingatkan anak nakalnya ini.
Kedua tangan Jaehyun dengan sigap menangkap tubuh gendut itu untuk didudukan dipangkuannya.
"Tatauu dede bayi, bibi kasih tadii, Echi say no no padahal tapi tidaaaa dengal." (dede bayi gak tau, tadi bibi yang kasih, padahal Echi say no no tapi tidak didengar)
"Halah pinter banget lu ngibulnya cil."
"Papa main ayooo, dede bayi bosan bosan dilumaaa teluss." (Papa ayok main, dede bayi bosen dirumah terus)
HARUS BANGET GUE TERJEMAHIN SATU-SATU?
"15 menit lagi ya?" Nego Jaehyun.
Haechan patuh, ikut duduk diam dalam pangkuan sang papa sembari matanya melihat coretan-coretan yang Jaehyun torehkan diatas kertas itu.
Hingga tak terasa waktu sudah melewati 20 menit, Haechan kembali merengek untuk mengajak Jaehyun bermain.
Meggoyangkan pantat bulatnya ke kanan dan ke kiri untuk mencari perhatian Jaehyun sekaligus memberi tahu bahwa dirinya lelah duduk dengan posisi seperti itu.
"Papa ayooo belmain tadi katanaa." (Papa ayok katanya tadi bermain)
"Cil bentar duduk sendiri dulu ya?" Jaheyun menahan pantat anaknya untuk diam.
"Lama papa ni, tidaaa baik jahat sudah." (Papa ini lama, sudah tidak baik, jahat.)
Jaehyun geram dengan bayi 3 tahunnya yang sedari tadi merengek diatas pangkuan, mengangggu konsentrasinya dalam mengkoreksi tumpukan naskah skripsi milik mahasiswa didikannya.
"Sebentar lagi, papa janji."
"Tamaauuu, tantlum tantlum dede bayi nantina." (gak mau, nanti dede bayi tantrum)
"Etdah bocah, papa selesaiin ini bentar habis itu main sama adek bayi." Kata Jaehyun memohon, sungguh kepalanya seperti mau pecah dihadapkan dengan banyak nya judul dengan konsep yang berbeda-beda, membuat Jaehyun harus berpikir ekstra
"Janji tapina main ma dede bayi, bohong no ya papa." (tapi janji main sama adek bayi, no bohong ya papa)
"Iyaaaa papa janji, kurang 3 lagi, mungkin selesai satu jam lagi."
"Ughh satu jam lamana itu papa, tapek tetali dede bayi munundu papa." (Ughh satu jam itu lama, papa. dede bayi capek sekali menunggu papa)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT (Lee Haechan)
General FictionGue tau ini gila, bikin book ketiga disaat book yang lainnya masih terbengkalai. Tapi sumpah kadang ada aja ide yang muncul diluar skrip. hehe sory yaaaa. ENJOYYYYYY MY BABY